"You okay, love?" Mom mencolekku pelan membuatku terpisah dari lamunanku. Entah kenapa semenjak tadi pagi pikiranku terus terganggu, sesuatu dalam mimpiku membuatku terus berpikir. Kau tau saat kau merasa mengingat suatu hal tapi kau juga lupa hal apa yang kau ingat, seakan-akan hal itu tidak ingin kau ingat tapi kau terlalu penasaran untuk melupakannya begitu saja. Sama sepertiku. Aku terus mencoba mengingat hal itu, tapi semua yang ada di mimpiku seperti buram, aku tidak bisa membayangkannya.
"Ya, hanya mencoba untuk mengingat sesuatu"
"Jangan berpikir terlalu keras, okay?" aku mengangguk dan tersenyum. Mom mencium puncak kepalaku dan pergi.
Setelah beberapa menit berpikir dan tidak mendapatkan apa-apa, akhirnya aku berhenti dan pergi menuju halaman belakang dan melihat Christian sedang membantu Mom meletakkan sesuatu yang di luar jangkauannya. Ujung bibirku langsung terangkat melihat adegan itu, Mom dan Christian menjadi dekat dan itu membuatku senang. Aku tidak pernah membawa cowok ke rumah dan pertama kali aku membawanya Mom dan Dad sudah menerimanya dari salaman pertama.
Christian memutar badannya menghadapku, dia melambaikan tangannya ke arahku dan aku membalasnya. Christian. Again and again. Aku selalu tersenyum saat teringat betapa cepat dia bisa membuatku sedekat ini dengannya. Dulu mungkin aku tidak percaya kalau perasaan bisa datang secepat ini, tapi Christian membuatku mempertanyakan kembali pernyataanku. Mungkin dulu aku sempat menjauhinya, tapi itu karena aku masih bisa belum sepenuhnya percaya kalau dia adalah vampir, tapi sekarang aku mulai mengertinya. Dia sama sepertiku hanya saja takdirnya berbeda, dia ditakdirkan untuk seperti itu dan aku tidak menghakiminya. Dia tidak salah, dia hanya mendapat kesempatan untuk hidup selama yang dia mau tanpa harus perduli dengan umurnya. Aku bersyukur dia seperti itu karena kalau tidak aku tidak tau siapa pacarku sekarang. Aku tidak akan seperti ini dan aku tidak akan bertemu Christian kalau dia bukan vampir.
"Hey, apa yang kau pikirkan?" Christian sudah ada di depanku dengan pakaian santainya. Dia memakai kaos yang dibeli kemarin dan celana santai pendek milik Hunter, well, aku memaksanya memakai itu. Sebenarnya dia terlihat lucu seperti ini, tidak pernah aku membayangkan Christian mau memakai pakaian seperti ini.
"Nothing"
"Nothing?"
"Yep"
"Bohong. Tell me" dia melipat kedua tangannya di depan dada.
"Nothing, just you" jawabku pelan. Aku melihat Christian langsung tersenyum lebar dan menarikku ke kursi panjang di teras.
"It's something. Apa yang kau pikirkan tentangku?"
"Aku tidak akan memberitaumu"
"Kenapa?"
"Karena itu rahasia"
"Ay-" kalimatnya terputus karena suara bel dan Mom memanggil namaku untuk membuka pintu. Aku tersenyum karena itu berarti Christian tidak akan melanjutkan interogasinya.
"Ini belum selesai, love. C'mon" dia menarikku menuju pintu depan dan aku diam-diam tersenyum. Aku suka saat Christian memanggilku seperti itu. Christian menggenggam tanganku sedikit membuatku menatapnya, dia tersenyum dan aku langsung tau kalau dia membaca pikiranku. Aku mendorongnya pelan dan dia tertawa. Ugh, screw vampire ability.
Aku meraih gagang pintu untuk membukanya tapi Christian sudah mengalahkanku dalam itu. Dia membuka pintu itu dan apa yang kulihat membuatnya terkejut. Di sana berdiri Acacia, Irene, dan seorang cowok.
"Bri!" Acacia berlari kecil ke arahku dengan cerobohnya sampai tak sengaja dia tersandung, cowok di sampingnya langsung melingkarkan tangannya di pinggang Acacia agar dia tidak jatuh. Cowok itu melihat Acacia dengan khawatir dan dia hanya tersenyum manis membuat mata cowok itu menjadi lebih bersinar. Aku langsung tau kalau itu adalah Ash, pasangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love War
VampiroBrianna Keegan Autenberry. Dia tidak pernah tau tentang hal yang berada di kegelapan. Hal yang bersembunyi di balik gelap agar tidak tertangkap saat mengikutinya. Dia tidak pernah tau kalau dia akan tertangkap. Dan dia tidak pernah tau akan seperti...