Chapter 17

21K 930 9
                                    

"Dia sudah terlalu sering kehilangan orang yang sangat disayanginya. Pertama Markus, lalu Nikolas, dan terakhir Lexa"

Lexa! Aku ingat Tori pernah mengatakan itu. Jadi itu yang kulihat. Itu Lexa yang berada di tangan Acacia selama perang itu. Mimpiku mengenai saat-saat Christian kehilangan Lexa. Tapi kenapa aku bisa melihatnya? Itu masa lalu yang benar-benar tidak kuketahui, bahkan itu terjadi entah berapa tahun yang lalu saat aku belum mengerti masalah ini.

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya, Brianna?" tanya Christian setelah beberapa detik dia diam merenung.

"Itu ada dalam mimpiku" Christian menatapku dan menungguku untuk menjelaskan lebih lanjut. "Aku bersembunyi di balik pohon dan melihat semuanya. Mulai dari Acacia yang menangis sambil mengguncang seorang anak kecil, sampai saat kau merobek leher si mata abu-abu itu. Setelahnya kuyakin hanya halusinasiku"

Aku menatap Christian dan melihatnya sedang berpikir. Aku menunggunya dan setelah beberapa lama menjadi teringat sesuatu dan terkejut. Matanya lebar dan tubuhnya membeku. Baru saja aku mengangkat tanganku untuk menyentuhnya, tiba-tiba dia tersadar dan menatapku.

"Dante akan ada di sini sebentar lagi" ucap Christian. Aku langsung merapikan rambutku sedikit dan menunggu Dante datang. Seperti ucapan Christian, tidak lebih dari 5 detik, pintu kamarku terbuka dan sosok Dante muncul.

"Ada apa?" aku menahan tawaku begitu melihat Dante masih memakai sarung tangan karetnya yang biasa dia gunakan di lab. Pasti Christian mengirim pesan ke Dante kalau ini masalah penting.

"Dia mendapat mimpi tentang kejadian perang itu"

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Dia mengatakan dia bersembunyi di balik pohon dan melihat semuanya" keningku berkerut melihat Christian yang sangat tergesa-gesa dalam memberikan informasi ini. Sedangkan Dante, dia terlihat berpikir keras tapi belum mendapat jawabannya.

"Lalu?" tanya Dante akhirnya yang membuat Christian menghela nafas berat.

"Kau ingat saat kukatakan ada makhluk lain yang mengetahui perang itu?" begitu pertanyaan itu keluar dari mulut Christian, ekspresi bingung Dante langsung berubah menjadi ekspresi kaget. Aku menatap mereka berdua aneh karena masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Dia di sana!" aku meloncat kaget saat teriakan Dante mengisi seisi kamarku. "Bukan dia tepatnya"

"Maksudmu?" aku memutuskan bertanya pada akhirnya karena aku masih kesulitan menyatukan potongan-potongan yang ada di depanku saat ini.

"Kau bermimpi dan melihat perang itu terjadi, dan pada saat perang itu terjadi, Christian melihat seseorang melihat perang itu. Christian merasakan ada dirimu saat perang itu, Brianna"

"Tidak mungkin. Umurku saja belum menyentuh 20 tahun, bagaimana mungkin aku ada di perang yang pastinya tidak terjadi 20 tahun lalu" Dante dan Christian berpikir bersama dan tiba-tiba mereka menjentikkan jarinya bersama.

"Itu bukan kau"

"Yeah, right" aku memutar bola mataku untuk membalas pernyataan yang dikatakan Dante.

"Maksudku, saat perang itu terjadi itu bukan kau yang dia lihat, tapi seseorang yang merupakan keluargamu"

"Aku tidak mengenal keluarga sejauh itu" aku menatap mereka tidak percaya. Aku saja tidak mengenal ibu dari Nanny, bagaimana bisa aku mengenal keluargaku yang bersembunyi di balik pohon itu saat perang terjadi.

"Penyihir tidak immortal, tapi bertambah 1 tahun utuk mereka sama dengan 10-20 tahun untuk manusia" jawab Dante santai. Dia tersenyum sedikit begitu melihat ekspresiku yang terkejut. Okay, aku tidak tau mengenai itu. Wow, forever young kinda thing.

Love WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang