"Bagaimana?"
Dante dan Alex mengalihkan pandangan mereka ke arahku begitu aku sampai di lab. Dante mengulurkan tangannya ke arahku dan memberikanku secarik kertas berisi tulisannya. Aku mengambil kertas itu dan membaca apa arti dari semua kata-kata yang kuberikan padanya.
"Hanya ini?" tanyaku padanya setelah membaca kalimat yang tertulis di kertas itu.
"Hanya itu. Aku masih tidak mengerti apa artinya, tapi mungkin kau mengetahuinya"
Alex menghampiriku dan mengambil kertas itu dari tanganku lalu membacanya. Keningnya berkerut yang menandakan dia juga tidak mengerti apa maksud dari kalimat-kalimat itu.
●
Hilangkan
Pemisah antara kegelapan dan cahaya
Berpegangan tanda perkenalan,
pertemukan dua ibu dalam satu titik pusat
Katakan, katakan
Tak terkendali,
bagaikan terlepas jiwa dari tubuhnya
Biarkan, biarkan
Jangan hentikan,
biarkan suara menjadi pengantar ke kehidupan
Lepaskan perlahan dan lepaskan
Biarkan setetes nyawa mengantarnya
●
"Puisi yang bagus" ucap Alex setelah beberapa detik mengamati tulisan-tulisan itu.
"Stupid" aku mendorongnya pelan dan kembali memerhatikan kalimat-kalimatnya. Aku membacanya ulang sampai aku hafal apa yang tertulis di sana. Setelah aku yakin, aku mengembalikan kertas itu pada Dante.
"Jangan sampai kau merasa sakit" ucap Dante membuatku heran. Itu perintah yang sedikit aneh karena keluar dari mulutnya. Kalau Christian yang mengatakan itu, mungkin akan terdengar biasa.
"Maksudmu?"
"Christian memang tidak akan merasakan apa yang kau rasakan, tapi dia akan tau perasaan apa yang kau rasakan. Mungkin dia tidak akan sadar kalau itu hanya luka kecil, tapi dia akan tau kalau kau benar-benar merasakan sakit"
"Okay" aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti sebelum memeluknya cepat. "Thanks"
Setelah Alex melakukan hal yang sama, selanjutnya dia mengantarku ke ruangan di mana Nikolas berada. Aku hanya diam berjalan mengikuti di belakangnya. Suara yang ada hanya suara sepatuku dan Alex yang bertemu dengan lantai. Lorong ini pun sedikit lebih gelap dari lorong lainnya dan terasa lebih dingin. Aku bisa merasakan kalau jarang sekali orang yang datang ke sini, mungkin juga hanya untuk membersihkannya karena kulihat tidak ada terlalu banyak debu di sini.
"This way" Alex mengulurkan tangannya ke arahku yang lalu kuambil. Dia mengajakku berjalan lagi sampai kami menemui ujung lorong. Keningku berkerut karena yang kulihat hanyalah dinding. Tapi, kemudian Alex melangkahkan kakinya di salah satu lantai dan tiba-tiba lantai tempatku dan Alex berpijak bergerak turun. Aku sempat kehilangan keseimbanganku sampai aku harus menggenggam tangan Alex dengan kuat. Aku tidak tau kalau ruang tempat Nikolas 'tidur' ada di tempat seperti ini.
"Aku tidak pernah menyangka di sini tempatnya" ruangan langsung menjadi gelap begitu lantai di atas tertutup dengan lantai lain. Tapi, tak ada hentinya mengejutkanku, tiba-tiba satu persatu lampu menyala dan menunjukkan sebuah jalan.
"Ash dan Shawn yang membuatnya"
"Shawn?" aku merasa familiar dengan nama itu, tapi aku lupa siapa dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love War
VampirBrianna Keegan Autenberry. Dia tidak pernah tau tentang hal yang berada di kegelapan. Hal yang bersembunyi di balik gelap agar tidak tertangkap saat mengikutinya. Dia tidak pernah tau kalau dia akan tertangkap. Dan dia tidak pernah tau akan seperti...