Bab 2

34 10 0
                                    

//Awal Masalah//--.

----

Untuk semester awal ini,jadwal kuliah ku sama dengan Adel.Lalu kebetulannya lagi,waktu jadwalnya juga sama.Jadi untuk semester awal ini,kita bisa berangkat dan pulang bareng.Tapi kita juga enggak tau,kalau semester selanjutnya apakah akan tetap sama atau tidak.

Aku masih kefikiran tentang masalahnya Adel minggu lalu.Padahal,Adelnya sendiri aja sudah tidak mau membahas masalahnya kemarin.Tapi aku merasa kalau masalah mereka saat ini masih belum selesai.Aku juga tidak ingin ikut campur urusan mereka seperti apa,tapi sebagai teman ya aku khawatir juga.Karna,semenjak ada kejadian kemarin itu membuat Adel lebih sering melamun dan diam ketika aku liat dari kejauhan.Adel yang biasanya ceria,pelawak di tongkrongan teman-temannya,kini ada yang beda.

"eh Ra,bengong aja lu"tiba-tiba ada menyenggol sikut ku,ternyata Kinan teman sekelas ku.

"lagi ngeliatin siapa sih Ra? Serius banget gitu mukanya"katanya lagi ketika aku masih diam tidak menanggapi dia,karna aku masih fokus memperhatikan Adel yang sedang duduk bersama teman-temannya ditaman bawah.

"ngincer yang mana sih Ra?"karna aku masih fokus memperhatikan Adel,sampai tidak sadar dengan jawabanku.

"yang baju item"ehh kok gue jujur ya?.

"oh Adel?".

"eh tadi lu nanya apa Nan? Udah yuk ke kantin aja"kataku yang menarik tangan Kinan untuk segera menuju tangga.

Awalnya,hubungan dekat ku dengan Adel tidak ada yang tau termasuk Kinan ini.Tapi karna Adel masuk organisasi BEM,ya otomatis orang terdekatnya juga tersorot termasuk hubungan pertemanan dengan ku.Banyak orang yang mengira,kalau aku dan Adel punya hubungan lebih dari teman.Bahkan teman sekelasnya Adel juga mengira seperti itu.Mungkin karna kalau di kampus,aku dan Adel selalu berduaan setelah ada kelas maksud ku.Lalu juga kita selalu masuk dan keluar kampus bareng,yang sebenarnya kalau digosipkan seperti itu ya aku sih tidak ada masalah.

"oh iya Ra,tadi Jemi minta nomor lo ke gue ya gue kasih katanya ada urusan penting"kata Kinan saat kami masih jalan menuju kantin.

"Jemi anak Teknik?"Kinan mengangguk.

"keknya gue gak pernah punya urusan sama dia deh,tapi ya karna udah terlanjur lo kasih juga gimana ya"kataku yang masih bingung.

Tepat kami sudah didepan pintu masuk kantin,aku terhalang oleh badan seseorang yang sudah ku kenal betul dengan dia memakai kemeja hitam.

"eh Del"kataku yang langsung menyapa.

"udah gak ada kelas kan Ra?"tanyanya lalu menarik tangan ku untuk ngobrol berdua diluar.

"masih ada satu,tapi kalau lu mau duluan pulang gakpapa Del".

"engga Ra gue tungguin,nanti gue tunggu dipos satpam ya mau istirahat disana dulu gue"kata Adel menjelaskan,dengan nada suaranya sedikit beda serta tidak ada kalimat-kalimat usilnya.

"oh iya Ra",kata dia lagi memanggil aku yang akan masuk kedalam.

"jangan lupa shalat ya"aku mengangguk sambil mengasih jempol kearahnya.

Salah satu bentuk perhatian Adel yang masih sama,ya seperti ini.Dia selalu mengingatkan aku untuk segera menunaikan shalat.Meskipun kami dibedakan dengan tembok yang begitu tinggi,tapi toleransi diantara kami tidak akan pernah putus begitu saja.Apalagi kami sudah berteman cukup lama,jadi kami sudah saling mengerti untuk pembagian waktu bertemu seperti apa.Adel tau jadwal shalat ku kapan aja,begitu pun aku juga tau jam berapa dia ke gereja setiap hari minggunya.

"Ra,gue mau nanya deh sama lo"kata Kinan tiba-tiba disaat aku sedang makan.

"jangan yang susah,gue lagi males mikir".

365'Days {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang