Bab 15

58 8 0
                                    

//Kenapa Didekatkan Kembali?//--.

----

Benar kata Adel,kalau kita harus berpisah dengan cara yang baik-baik.Mengingat bagaimana pertemuan kita juga dengan cara yang sangat baik.

Aku sudah membesarkan perasaan ku untuk ngobrol berdua dengan Adel.
Dengan kami sudah sepakat akan bertemu dimana dan waktunya kapan,ya tepatnya menyesuaikan waktu santai kami masing-masing.Tapi aku jadi deg-degan kembali bertemu dengan Adel saat ini,sama persis dengan waktu pertama kali kami dinner dating waktu itu.

Melihatnya yang sedang berjalan kearah ku,dia memakai kaos hitam dipadu dengan blazer polos hitam serta celana bahan cream.Senyumnya masih sama dengan yang sebelumnya selalu diberikan untuk ku.Cara dia menatap ku,ketika mengajak ku bicara,membuat pertahanan ku seakan sedang diuji untuk runtuh.Tapi dengan segera aku menepiskan semua pikiran ku itu,aku harus berjuang untuk perasaan ku yang saat ini.

"maaf ya Ra udah nunggu lama"katanya yang langsung duduk disamping ku,aku hanya bisa tersenyum untuk menjawabnya.

Adel sudah cukup sabar untuk memahami sikap ku saat ini,suka runtuh pada pertahanan sendiri.Dia sangat sabar ketika kemarin aku sama sekali tidak bisa diajak jalan,atau menghindari percakapan intens setiap harinya.Sampai akhirnya aku sudah menampilkan sikap ingin berpisah,dia tetap sabar dengan aku tidak menjelaskan apapun.

"mau makan dulu atau gimana Ra?"tanyanya lagi lalu kami saling menatap.

"hmm..boleh deh,aku belum makan dari pagi"jawabku sudah berdiri,lalu kami sudah menelusuri mall menuju food hall.

Awalnya masih agak canggung untuk mengajak ngobrol dia,jadi kami hanya diam-diaman saja sepanjang jalan mencari makanan yang pas.Kalau aku ingin memilih,tapi takut membuat Adel tidak nyaman karna status kami saat ini.

"mau makan dimana Ra?",Adel sudah berhenti jalan tepat didepan ku.Aku juga masih bingung akan makan dimana.

"tempat favorit kita aja gimana Ra? Makan suki atau mau ramen?"tanya Adel lagi menawarkan,sedih sekali rasanya..

"ramen aja yuk"lalu aku sudah jalan lagi diikuti Adel yang semakin lama dia sudah menyamakan jalannya disamping ku.

Aku jadi bingung akan bersikap bagaimana,juga mau bicara darimana terlebih dulu dengan Adel.Kami memang harus membicarakan tentang perasaan kami masing-masing saat ini,agar semuanya jadi lebih jelas.Ada satu keputusan yang harus kita ambil,yang pasti tidak akan jalan pada jalan yang sama lagi untuk kedepannya.Karna nyatanya,aku tidak ada hak dan kehendak untuk mengambil Adel dari Tuhannya.Sekalipun kami akan satu agama,aku tidak bisa mengikuti agamanya dia.

"aku rindu Ra"kalimat pertama yang Adel katakan sambil menatap ku tidak kedip,membuat ku sedikit salah tingkah.

"tapi aku janji Ra,ini akan jadi rindu untuk terakhir kalinya",kuat Ra lo pasti bisa kok..

"sama kok Del,setelah ini kita harus jalani kehidupan masing-masing ya.Tapi gak menutup kemungkinan kalau kamu mau cerita apapun ke aku,kalau aku ada waktu pasti bisa dengerin kamu kok Del"kataku yang akhirnya bisa mengucapkan kata lumayan banyak untuk saat ini.Adel tidak berubah ternyata,masih sama seperti dulu yang selalu menatap ku ketika aku sedang bicara.Dia tetap menerima kalimat ku apapun itu,dengan kesabaran dan keikhlasannya.

"aku gak mau buat kamu susah Ra,sepertinya ya udah cukup waktunya.
Aku harus jalani kehidupan ku sendiri tanpa ada kamu,tapi kita akan tetap jadi teman kan Ra?".Aku langsung tersenyum untuk menjawab kalimatnya itu,agar dia juga paham kalau aku ingin tetap kita menjadi teman biasa seperti dulu lagi.

Teman yang selalu mendengarkan keluh kesah bersama,punya waktu untuk bermain bersama agar pikiran lebih rileks lagi.Seperti dulu,kami yang selalu ada dengan suasana yang ceria dan senang.

365'Days {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang