Bab 12

43 9 0
                                    

//Waktu-waktu Yang Melelahkan//.--

----

Sebagai satu-satunya harapan untuk menciptakan kebahagiaan,rasanya memang sakit sekali kalau harapan itu mendadak harus hancur.Apalagi pada kasus masalah yang sedang ku lalui adalah,keluarga sendirilah yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mendukung anak,justru menjadi penghancur.

Memang butuh intropeksi diri,sebagai langkah awal yang bisa kita lakukan ketika ada masalah dalam keluarga.Bukan lagi tentang saling menyalahkan orang lain,tapi bagaimana caranya kita harus mengetahui apa yang salah pada diri kita sendiri.Apa yang membuat orang tua jadi mengekang kita,kenapa mereka seperti itu dan jawabannya ada pada diri kita sendiri.

Kelanjutan untuk masalah keluarganya Adel adalah,aku menemani dia mencari tau tentang perselingkuhan Papanya.Bisa dikatakan untuk membantu Adel,aku rela jadi intel dadakan agar mendapat informasi yang akurat.Awalnya dengan mencari tau tentang keluarganya Kinan,karna satu-satunya yang sedang kami curigai baru keluarga mereka aja.Dari sumber yang terpercaya,aku diberitahu bahwa orangtuanya Kinan sudah resmi bercerai sejak satu tahun yang lalu.Dengan ini,Adel bisa jalanin misinya untuk mengumpulkan bukti-bukti yang kuat demi kebahagiaan Mamanya.Karna ya cepat ataupun lambat,Adel tau kalau Mama dan Papanya tidak lagi mempertahankan rumah tangga mereka.

Aku sangat mengerti batasan yang tanpa Adel buat,jadi aku hanya melakukan apa yang pantas untuk membantu.Dan selanjutnya membantu permasalahan mereka,rasanya tidak mungkin lagi aku lakukan mengingat aku orang luar disini.Adel memang tidak pernah memaksa atau menuntut aku untuk bantu permasalahannya,tapi dia ingin aku selalu ada disampingnya ketika dia sedang sedih.Aku memahami itu,sebagai orang yang sedang tidak ada dukungan dari keluarga,maka dia mencari orang lain diluar rumah sebagai penenang hatinya.

Untuk saat ini,aku melakukan hal-hal yang mungkin bisa membantu Adel.Selebihnya,sebisa mungkin juga aku tidak tau urusan mereka selanjutnya bagaimana sebagai keluarga.Tapi aku tetap merespon,ketika Adel tetap menceritakan kelanjutan masalahnya seperti apa tanpa aku bertanya lebih dulu.Dengan seperti ini,aku tidak ingin dicap sebagai orang yang terlalu mengurusi permasalahan orang lain.Ayah juga sebenarnya melarang ku akan hal itu,karna katanya 'lakukan sebisa kamu,kamu sendiri yang harus buat batasannya'.

Adel juga menyuruh ku untuk fokus kuliah dan kerja saja,karna dia juga seperti itu.Justru ketika Adel sudah mengumpulkan beberapa bukti,dia mundur untuk tidak mengajak Om Frans debat lagi.Kalau katanya sih karna dia semakin sakit melihat wajah Papanya,karna kejadian kemarin Om Frans memukuli Tante Anita merupakan kejadian yang masih Adel ingat terus.Mungkin memang sebaiknya seperti ini,sebagai anak kita hanya bisa tau apa permasalahan orang tua itu apa tanpa harus mencari cara untuk menyelesaikannya karna itu bukan kewajiban kita.

"lagi ngelamunin apa sih Ra?"aku dikagetkan dengan Ka Anin yang sudah duduk disamping ku.

"daritadi kakak liat kamu diem aja,lagi ada masalah?".Aku langsung menggeleng,karna takut menjadi satu beban untuk Ka Anin kalau aku menceritakan.

"hampir dua puluh tahun Ra,Kakak tau persis ya kalau kamu lagi begini pasti lagi ada masalah kan? Atau ada yang mau diceritain mungkin?".

Karna aku dan Ka Anin yang lebih sering bertemu dirumah,maka dia bisa menggantikan posisi Ka Azel yang kadang ku rindukan.Tapi Ka Anin juga selalu menunjukkan kalau dirinya sangat baik dalam mendengarkan dan merespon cerita adiknya ini.

"lagi banyak pikiran aja sih Ka,terutama tentang Adel"kataku yang pada akhirnya mau juga untuk cerita,karna kupikir siapa tau bisa mengurangi beban pikiran ku satu per satu.

"kenapa Adel?".

"Om Frans ketauan selingkuh Ka,aku sama Adel pernah pergoki dan udah banyak buktinya juga sih.Yang jadi beban pikiran aku tuh,aku mau selalu support dia tapi semakin hari juga aku sadar kalau aku salah diposisi aku saat ini Ka",

365'Days {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang