//Kesedihan Yang Berlanjut//--.
----
Perkembangan masalah Adel dengan keluarganya,menjadi satu hal yang cukup serius untuk dibahas.Memang sih aku tidak berhak untuk ikut campur,tapi sebagai pacarya Adel ya aku juga sakit hati melihat kekasih ku sedang kesakitan.Apalagi alasan Adel dipukul sangat tidak masuk diakal,karna memang benar kalau Om Frans hanya melampiaskan amarahnya ke Adel.Kalau menurut aku sih,mungkin ya Om Frans bingung mau melampiaskan kesiapa karna abangnya Adel tidak ada dirumah,sedangkan adiknya juga tidak mungkin jadi dia memilih ke Adel sebagai anak tertua pada saat itu dirumahnya.Tapi aku juga tidak tau pasti,apakah alasan yang kupikirkan itu benar atau tidak.
Tepat hari dimana,aku dan Adel akan mempersiapkan untuk interview kerja,aku kerumah Adel untuk membantu dia.Tapi lagi dan lagi,aku mendapati kejadian menyedihkan itu karna kali ini Adel dipukuli oleh Om Frans didepan Mama yang sedang nangis,dengan Bi Yati sedang membersihkan pecahan gelas dilantai.Aku terdiam seperti patung selama satu menit,melihat kekacauan yang telah terjadi saat ini.Tak habis pikir dengan Om Frans yang dulu orangnya romantis dengan istri,dia selalu menjadi humoris kalau aku sedang main dengan Adel dirumah ini,tapi sekarang entah kenapa dia telah berubah.
Dengan aku masih mematung,ternyata Adel berdiri untuk membalas kalimat Papanya dengan dia sudah menangis kulihat.
"Adel selama ini diam aja ya Pa,karna Adel masih menghormati Papa sebagai kepala keluarga disini.Tapi mulai saat ini,Adel gak akan diam kalau sampai Papa sakitin Mama juga".Setelah Adel sudah selesai kalimatnya,Papanya langsung ingin menampar pipi Adel tapi kali ini bisa dicegah.
"ingat ya Pa,semua anak bisa nahan dan bisa juga berontak,Adel akan jadi anak yang jahat juga untuk Papa,karna mulai sekarang Adel gak akan pakai fasilitas yang Papa sediakan"kulihat Adel mengasih sebuah kunci ke tangan Papanya.
"bagus,biar kamu sadar Del"kata Papanya setelah itu langsung menuju tangga untuk ke lantai atas.
Aku langsung menghampiri Mama yang juga langsung memeluk ku,begitu aku sudah duduk disampingnya.Terdengar suara nafasnya yang agak sesak,mungkin efek karna sudah menangis terlalu lama.
Aku tidak terlalu bisa memahami bagaimana kesedihan yang sedang Mama rasakan.Tapi sebagai orang yang melihat Mama disakitin,ya pastinya semakin lama aku juga semakin mengerti.Kalau sebenarnya,ada sesuatu yang sedang Mama sembunyikan sampai-sampai anak mereka yang harus kena sasarannya untuk dipukul.Padahal kan kalau aku tidak salah ya,anak diusia Adel saat ini masih bisa dikatakan dalam pengawasan UU atas perlindungan anak tapi ya berhubung aku tidak begitu paham akan hal itu,jadi aku tidak akan membahasnya lebih lagi.Aku pernah baca satu buku best seller di Korea Selatan berjudul 'How To Respect My Self',didalamnya ada bab mengenai tentang hubungan penuh pertengkaran yang tak bisa diakhiri.Aku merasa kalau kutipan dalam buku ini,sangat cocok dengan kejadian orangtuanya Adel.
'pertengkaran suami istri itu bagaikan membelah air dengan pedang',
Kata kunci dalam pepatah ini bukanlah air,melainkan pedang.Kata penulis tersebut maksudnya adalah,mengayunkan pedang kesana-kemari sangatlah berbahaya,ujung pedang bisa menjadi tumpul bila dipakai untuk membelah kayu atau batu.Namun,apa jadinya jika yang dibelah adalah air,apa pun yang ada didalam air tentu akan terluka oleh pedang tersebut.Menurut pandangan ku adalah,bahwa sehebat apapun pertengkaran dengan saling menyakiti satu sama lain,kalau masih sama-sama sayang juga tidak akan ada perpisahan diakhirnya.
Pertengkaran dalam satu hubungan perempuan dan laki-laki,sangatlah diwajarkan ya bagi siapapun pasti berkata demikian.Salah satu faktornya ya bisa jadi kurangnya komunikasi,kurangnya ada waktu bersama,ataupun adanya orang pengganggu diantara dua orang tersebut.Makanya dikatakan bahwa pertengkaran dengan melemparkan pedang di air,tetaplah menyakitkan walau di air sekalipun.Karna yang kena efeknya,adalah 'hal atau orang' yang berada didalam air tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
365'Days {On Going}
RomanceSetiap pasangan punya cerita. Setiap cerita mengandung rasa. Setiap rasa berharap ada cinta. Jika sudah saatnya, semoga semua cinta yang sederhana akan menggapai pada pemiliknya. Aku sudah mengalami dua kali gagal dalam membangun hubungan, yang semu...