//Sebuah Kesenangan atau Kesedihan?//--.
----
Tentang aku dan Mas Al ngobrol berdua dipanti waktu itu,mendapat respon yang positif dari Tante Sri.Karena hanya beliau yang tau,kalau aku yang mengajak Mas Al bicara tentang kesedihannya kemarin.Kalau Om Agra sih ya aku tidak tau pasti,apakah beliau tau atau tidak tentang hal ini.Tapi yang kulihat selama ini,Om Agra dan juga Tante Sri itu jarang sekali masuk dalam urusan masalah anak-anaknya apalagi masalah anak sulungnya ini.Mereka hanya bisa memastikan bagaimana hidup yang anak-anaknya jalani,persis seperti Ayah dulu.
Pada kesempatan waktu itu,aku juga mendapat penjelasan dari Tante Sri bagaimana perasaan dia setelah kejadian waktu itu.Keluarga mereka benar-benar syock now it's much better,karna kan yang dipandang itu jabatan Om Agra dimana ya jadi bahan pembicaraan juga pastinya.Kalau menurut aku,ini sangat biasa terjadi dalam hidup kita yang sedang berproses.Akan selalu ada hambatan dan gangguannya.Tapi ya kembali pada diri masing-masing,apakah kita bisa melanjutkan jalannya atau mau berhenti disini?.
Semenjak itu,hubungan ku dan Mas Al terpantau,semoga ya kedepannya juga akan semakin baik.Ketika aku dan dia tidak sengaja bertemu dirumah Om Agra,
dia sudah tidak lagi sejahil itu kepada ku.
Justru dia pasti selalu cerita tentang pengalamannya membantu dipanti setiap bertemu dengan dia,oh iya dia jadi relawan juga btw.Tapi kalau ternyata dia sudah menunjukkan senyumnya kepada keluarganya,sikapnya perlahan sudah kembali normal,alias tidak mengurung diri lagi,ya itu sudah bisa dikatakan cukup baik menurut ku.Setelah waktunya sudah selesai mengurus masalah orang lain,kini sudah saatnya aku kembali fokus kerja.Bukan berarti kemarin-kemarin aku tidak fokus ya,tapi aku merasa kalau sebagian pikiran ku masih memikirkan tentang keluarganya Mas Al.Sedangkan dikantor,ya pekerjaan ku masih sama seperti kemarin.Tapi pada bulan ini aku dan Alinda sudah jarang sosialisasi ke panti.Karena ternyata program baru yang kemarin sudah sempat dipakai,tidak mendapat persetujuan untuk dilanjutkan.Yang kutahu dari Mas Aji dan Mas Alif,bahwa alasannya karena Bapak Ketua tidak ingin karyawannya sudah lelah pada sosialisasi diluar kantor sedangkan pekerjaan didalam kantor sendiri juga sudah banyak.
Aku dan Alinda sudah lebih sering mengerjakan laporan terkait kasus bencana yang sedang terjadi atau sudah lewat.Kalau di kota ini kan memang sering dilandanya itu bencana banjir.Jadi,aku dan Alinda mendapat tugas untuk memastikan data-data anak sekolah yang mendapat dampak bencana tersebut.Kalau masih ada satu kesempatan,ya tetap saja aku dan Alinda harus menganalisis data anak yang terkena gangguan jiwa pada panti-panti sosial ya itu pun sudah jarang,harusnya syukur Alhamdulillah ya.
"Nida,bantu saya ya rekap dokumen yang sudah saya kasih di email"kata Mas Alif yang memang sesekali aku masih disuruh untuk bantu pekerjaan dia.Apalagi kalau dia sudah harus bantu korban evakuasi,lebih sering pekerjaannya yang menyelesaikan aku dan Alinda.
"Iya Mas".
Dengan pekerjaan ku berubah begitu cepat,rasanya aku sedang merasa dititik bosan dalam bekerja saat ini.Aku sudah tau solusinya,hanya saja aku ingin mengungkapkan kalau aku mulai agak risih ketika tau kalau aku tidak lagi menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan Konseling.Mungkin Alinda juga merasakan hal yang sama,tapi dia bisa tetap enjoy saja beda dengan aku yang terlalu ekspresif.Maksudnya adalah,aku itu orangnya -menurut orang lain juga-- anaknya pasti mudah mengekspresikan apa yang sedang aku rasakan.Kalau kata teman se kantor ku,kalau aku sedang bete ya mukanya sama dengan apa yang sedang aku rasakan jadi tidak fake terlihatnya.Sedangkan aku sendiri ya tidak memperhatikan sampai hal itu,karna aku begini apa adanya saja.
"kenapa sih Ra,muka lu bete gitu daritadi"Alinda sudah menghampiri ku.
"Bosen dikit sih kerjaan gue gini-gini aja dari tadi"kataku masih sambil menempelkan dagu dimeja,bukan malas tapi aku mendadak tidak ada gairah untuk semangat bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
365'Days {On Going}
RomanceSetiap pasangan punya cerita. Setiap cerita mengandung rasa. Setiap rasa berharap ada cinta. Jika sudah saatnya, semoga semua cinta yang sederhana akan menggapai pada pemiliknya. Aku sudah mengalami dua kali gagal dalam membangun hubungan, yang semu...