Bab 10

57 8 0
                                    

//Pikiran Mana Dulu Yang Harus Ditata?//--.

----

Semenjak Ka Anin sudah sibuk dengan pekerjaannya,kami jarang ngobrol di rumah dengan waktu yang lama.Apalagi semenjak aku sudah kerja,pulang dari kerja sudah malam dan Ka Anin juga sudah tidur jadinya sudah tidak ada lagi waktu untuk kita sharing.

Malam ini dengan ada kesempatan yang bagus,aku menghabiskan sisa waktu ku untuk ngobrol dengan Ka Anin sambil kami sedang menjaga Ayah dikamarnya.Sebelumnya keadaan Ayah memang sempat drop,tapi setelah sudah ditangani dan diberi obat lagi kini Ayah sudah lumayan pulih.

Ka Anin dan Ka Azel punya caranya sendiri dalam menanggapi kalau aku sedang bercerita.Meskipun pasti ada perbedaannya,tapi aku selalu merasa nyaman ketika sedang bercerita ke mereka berdua.Karna mereka tidak pernah menghakimi cerita ku terlebih dulu,kalau pun aku yang salah ya mereka bisa menasihati ku dengan baik dan tetap mendengarkan semuanya sampai selesai.Mungkin bisa juga dikatakan bahwa,skill mereka dalam mendengarkan cerita orang lain seperti ini selalu ku tiru.

"gimana kuliah kamu Ra? Everything is oke?"tanya Ka Anin membuka obrolan setelah membawakan ku cemilan dari luar.

Aku menggeleng sebentar dengan tatapan ku masih kearah jendela luar."aku baru lewatin satu hari yang berat Ka".

"Kenapa Ra?".

"beasiswa aku hampir dicabut,karna satu hal yang menurut aku sepele banget Ka"aku mulai cerita setelah sudah menenangkan perasaan ku sendiri,agar tidak se sakit yang terlihat.

"hah? Kok bisa?"sudah ketebak,pasti Ka Anin juga kaget dengarnya sama dengan responnya Adel.

"ini agak miris sih Ka,masalah hati tuh ternyata bisa berdampak ya sama kegiatan kita cari ilmu yang padahal gak ada urusannya sama sekali".

"kemarin pas aku lagi kerja,aku ketemu teman aku ya tapi udah gak jadi teman sih karna toxic banget namanya Kinan.Dia anak dosen akademik yang mengurusi tentang beasiswa ini,dia ngadu kalau anak yang dapat beasiswa kedapatan sedang mencari uang tambahan".

"loh,itu berhubungan juga sama beasiswa Ra?"aku langsung mengangguk mantap.

"sebenarnya sih gak ada peraturan kita gak boleh kerja,yang terpenting kita tetap harus ikut kegiatan kampus dan beasiswanya aja Ka.Tapi entah kenapa,tiba-tiba aku dipanggil tadi untuk membicarakan hal ini",sebelum lanjut lagi aku pun minum air mineral terlebih dulu untuk menetralkan perasaan ku.

"anehnya ya Ka,mereka seakan menyalahkan aku kerja maksud aku ya kenapa harus dipermasalahkan gitu.
Padahal mereka juga tau,selama ini aku selalu ikut acara beasiswa atau pun jadi seksi acara setiap ditunjuk pasti aku selalu bisa.Aku merasa kalau Kinan masih ada maksud lain untuk menjatuhkan aku Ka".

"ini Ka mirisnya..

dia suka sama Adel ternyata"..setelah itu,aku tersenyum kearah Ka Anin yang tak lama dia menatap ku diam.

"sebegitu butanya kah ya Ka cinta itu"kataku berlirih pelan,sambil menahan untuk tidak menangis lagi kali ini.

"emangnya dia tau kalau kamu pacaran sama Adel Ra? Bukannya kalian gak go public kan?"tanya Ka Anin memastikan,btw dia juga tau bagaimana hubungan ku dengan Adel karna memang aku selalu cerita ke dia.

"dia tau kalau Adel sukanya sama aku,tapi emang sih satu kampus gak ada yang tau hubungan aku ini Ka kecuali sahabat dekat aku dan Adel aja"jawabku menjelaskan,Ka Anin mengangguk yang sepertinya sudah cukup paham pada inti cerita ku.

"emang susah sih ya Ra kalau udah masalah utamanya karna perasaan,ada aja yang dilakukan demi cinta terbalas gitu kan?".Tepat sekali pertanyaannya,tapi aku juga tidak bisa menduga apakah Kinan beneran masih berharap ke Adel saat ini atau tidak.

365'Days {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang