Bab 45

52 8 0
                                    

//Siapa Ya?//--.

----

‘Aira meeting diatas ya,cepet’.

Kalau sudah ada satu perintah yang seperti itu,artinya sedang ada keadaan urgent yang harus didiskusikan oleh karyawan dan Bapak Ketua.Maka dengan cepat aku mengambil buku dan pulpen dan segera menyusul Mas Alif dan Alinda yang sudah lebih dulu menuju lift.

“ada longsor Ra,kamu sama Alinda kepilih lagi jadi relawan”kata Mas Alif sudah menjelaskan sambil kami masih menunggu lift.Aku dan Alinda jadi bertatapan,pastinya pengalaman kami akan bertambah lagi kalau memang benar terpilih menjadi relawan -lagi.

Meeting yang sangat dadakan ini,kami diberi waktu untuk menonton acara berita live hari ini terlebih dulu.Kita bisa melihat bagaimana kondisi bencana saat ini,sambil mempersiapkan juga bekal apa saja yang harus kita bawa.Kalau tenaga sudah pasti dipersiapkan masing-masing,yang terpenting kalau kata Bapak adalah bekal pikiran kita.Bagaimana otak kita memutar cepat untuk memikirkan,menjadi seorang relawan yang baik itu apakah kamu benar-benar siap atau tidak.Tapi yang pasti,kalau sudah terpilih seperti ini ya sudah harus siap mau tidak mau.

Para karyawan yang terpilih disini,sudah dijelaskan ya tidak begitu banyak karna kami harus turun ke lapangan setelah ini.Lalu sudah dibentuk tim-timnya agar pekerjaan kami menolong korban lebih cepat dan mudah.Begitupun aku,Alinda dan Mas Alif yang sepertinya akan selalu satu tim karna pekerjaan kami agak ‘khusus’ dalam menjadi relawan.Karna kan kita tidak hanya menolong fisik mereka saja maksud ku korban yang masih terjebak didaerah bencana sana,
tapi kami juga bertugas bagaimana menenangkan perasaan mereka yang sedang panik dan takut pastinya.Maka dengan cepat,aku dan tim yang lain sudah mempersiapkan perlengkapan serta sudah berganti baju dan sepatu khusus yang memang harus kami pakai setiap melakukan tugas seperti ini.

“nih asupannya,semangat ya Aira dan Alinda”kata Mbak Nia mengasih kami segelas kopi favorit kami.”thank you ya Mbak”.

Setiap menjadi relawan seperti ini,pastinya ada perasaan deg-degan ya walaupun pastinya bertambah pengalaman dan pengetahuan ku.Deg-degan karna aku takut tidak bisa membantu korban-korban yang ada.Tapi aku selalu ingat kata Mas Alif yang dari dulu dia ucapkan,kalau kamu terpilih disini sudah pasti artinya kamu bisa dikasih tanggung jawab yang ada dan sudah pasti juga yang terbaik,jadi jangan pernah di sia-siakan.

Daerah yang terkena longsor,cukup jauh dari kantor kami ya kurang lebih 30 menit waktu tempuhnya.Kali ini,dari kantor sudah bergabung juga dengan tim medis pilihan kantor untuk mempermudah pekerjaan kami disana.Dan aku tidak tau,kalau lagi dan lagi Mas Al dan anggotanya sudah siap membantu bencana kali ini.Rasanya seperti aku merasakan momen dengan Mas Al dulu sebelum kita kenal.Aku dan Mas Al harus sama-sama profesional disini,dengan kita tidak saling bersapa ya karna suasana tidak memungkinkan ketika kulihat Mas Al sedang sibuk mengevakuasi korban yang ada.Tapi dia masih tetap memberikan senyumnya kearah ku,yang langsung ku balas setelah itu kami berpisah jalan.

Tim ku dengan cepat membantu membereskan tenda,dengan menyiapkan tikar untuk para korban yang selamat.
Kami juga menyiapkan beberapa keperluan untuk didalam tenda ini,serta membantu korban yang kebanyakan anak kecil untuk saat ini yang sudah dibantu untuk masuk ke tenda.Didalam tenda ini,aku dan Alinda membantu mereka yang masih menangis,serta mengamankan juga agar yang lain tidak ikutan menangis.Anak-anak yang masih berkisaran berumur empat sampai lima tahun ini,masih belum ditemukan oleh orang tua mereka yang masih terjebak disana.Juga dibantu oleh tim medis yang membersihkan badan mereka,memberikan vitamin serta obat-obatan yang memang diperlukan.

Tapi dari awal,aku sudah sibuk menggendong balita perempuan dengan aku mencoba menenangkan dia.Sebisa mungkin juga,aku tetap mengawasi anak-anak yang lain yang sudah agak stabil,dengan mereka sedang bermain bersama dipojokan sana.

365'Days {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang