//Pertama Kalinya//--.
----
Analisis.
Masuk jurusan Bimbingan dan Konseling,aku merasa bahwa aku sudah sering dan terbiasa dalam 'menganalisis'.
Menganalisis karakteristik orang lain,menganalisis permasalahan orang lain terutama yang berkaitan dengan kejiwaan mereka.Memang sangat sulit prakteknya daripada teori yang sudah kami dapatkan.Karna kan ketakutan akan selalu ada,setiap kita sedang menganalisis sesuatu.Takut gagal dan membuat semua rencana yang sudah disusun apakah akan berhasil atau tidak,rasa itu pasti ada.
Dan ternyata,analisis yang sudah biasa kita lakukan jauh berbeda dengan analisis dokumen-dokumen seperti saat ini.Kalau sesuai prosedurnya,kami harus menganalisis masalah yang terdapat di dokumen dengan menggunakan kata yang formal serta memberikan solusinya menurut pendapat kami masing-masing.Sebelum mengetik diformat aplikasi yang sudah disediakan,kita bisa menganalisis di microsoft word terlebih dulu agar tersusun dengan rapih.
Dokumen pertama adalah, permasalahan kejiwaan anak sekolah dasar karna mengetahui salah satu orang tuanya melakukan tindakan kekerasan.Permasalahan seperti ini sudah tidak asing lagi mungkin bagi sebagian orang.Ya karna salah satu alasannya itu,di media manapun sudah sering kita melihat dan mendengar kasus kekerasan dalam rumah tangga,yang berimbas pada anak-anak mereka.Orang tua yang mengalami masalah pada rumah tangganya,seringkali mengabaikan kondisi baik fisik dan mental anak-anak mereka.Padahal banyak loh risiko dari kekerasan yang sudah orang tua lakukan.Salah satunya bisa berimbas pada anak-anak mereka juga,sudah banyak anak yang juga mengalami kekerasan ketika orang tua tidak sadar sangking terbawa emosi yang ada.
Ini yang lebih menyakitkannya lagi,anak mereka sampai mengalami trauma.Alasan utamanya karna mereka melihat langsung bagaimana sang Ibu sedang dipukuli oleh Ayah mereka.Ironis sekali rasanya,mengetahui kisah anak dibawah umur sudah mengalami trauma seperti ini.Dia bahkan menjadi anak yang introvert dan sulit berkenalan dengan orang lain.Dengan alasan,dia merasa bahwa dia takut dipukuli oleh orang lain yang padahal itu hanya sugestinya saja sangking sudah sering melihat kejadian tidak enak itu dirumahnya.
Sebelum diskusi dengan Mas Alif,aku dan Alinda memilih untuk diskusi bersama terlebih dulu.Meskipun solusi yang sudah kami tulis hampir-hampir sama.Tapi masih ada beberapa point-point yang cukup beda,dan disitulah yang akan kami bahas bersama demi mencapai tujuan yang sama.
"point selanjutnya ya Ra menurut gue sih dia bisa jalani terapi khusus,entah apakah orangnya mau atau enggak ya"kata Alinda sudah menjelaskan,aku masih mengetik solusi yang ku pikir tepat.
"boleh sih kalau itu Al,harus ada komunikasi dulu sama orangnya ya berarti", Alinda mengangguk begitu mendengar solusi dari ku.
Tiba-tiba Mas Alif menggeser kursinya mendekati meja ku,dari tatapannya sih agak beda lagi."kok kalian udah diskusi bareng?"aku langsung memandang kearah Alinda dengan bingung.
"ini masih diskusi soal solusi sebelum dikasih ke Mas Alif"Alinda yang menjawab sambil dia sudah berdiri didekat meja ku.
"saya lupa bilang juga ke kalian ya", dia mengambil notes di mejanya lalu kembali lagi dimeja ku dengan menulis sesuatu.
"kita akan diskusi diruang dalem sana"kata dia menunjuk satu ruang tertutup khusus untuk rapat karyawan dilantai ini."setiap jam sebelas,kita udah harus diskusi biar kerjaan kalian cepat selesai juga,jadi gak ada ya yang namanya ngobrol-ngobrol santai disini".
"dan buat kamu Airanida,jangan sok ya masih gak simpan nomor saya,nanti kalau ada urusan penting gimana?"dia menaruh sticky notes di komputer ku,yang ternyata sudah ada nomornya dia.Dan aku baru menyadari,ternyata memang aku belum menyimpan nomor dia sedangkan nomor karyawan yang lain sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
365'Days {On Going}
RomanceSetiap pasangan punya cerita. Setiap cerita mengandung rasa. Setiap rasa berharap ada cinta. Jika sudah saatnya, semoga semua cinta yang sederhana akan menggapai pada pemiliknya. Aku sudah mengalami dua kali gagal dalam membangun hubungan, yang semu...