Bab 25

50 9 0
                                    

//To Be Is To Do//--.

----

Ada satu kalimat yang sangat ku suka,dan segera ku cari maknanya apa 'Tujuan utama kita di hidup ini adalah,untuk menolong orang lain.Dan jika kamu tidak bisa menolong mereka,paling tidak jangan menyakiti mereka'.

Kita hidup sebagai makhluk sosial,yang artinya kita hidup untuk saling tolong menolong dengan sesama.Kita tidak bisa hidup sendirian,karna akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain.Entah itu jarang atau sering,tapi akan menjadi selalu.Ya karna pada hakekatnya,mau se-egois apa dirimu,kamu pasti butuh bantuan orang disekitar mu.

Tapi kalau memang kita tidak bisa menolong,paling tidak jangan sampai menyakiti orang tersebut.Lebih baik kita memperbaiki diri untuk tidak menolong orang lain kalau memang tidak bisa bantu.Tapi kalau diri kita sudah yakin,maka menolong adalah sebuah kewajiban.

Seperti kasusnya Alina,aku merasa kalau aku harus membantu dia saat ini.Kalau untuk finansial,mungkin memang belum waktunya mengingat aku juga masih pertama kalinya digaji oleh kantor.Tapi aku sudah meniatkan hati untuk mengunjungi Alina se sering mungkin,untuk menyembuhkan mentalnya yang sudah tidak baik-baik saja.Kalau dilihat sih,Alina ini anaknya pintar dan berbakat,mendengar dari ibu panti bahwa Alina tidak pernah menyusahkan mereka selama ini.

"anaknya rajin dia,mau bantu ibu dan karyawan lainnya untuk bersih-bersih ruangan.Tapi ya yang sulitnya kalau tiba-tiba dia gak sengaja liat selang air ya Ra,kamu pasti sudah tau ya"aku mengangguk,lalu aku dan Bu Dila lanjut jalan lagi mengelilingi panti asuhan ini.

"tapi kalau Ibu liat ya,dia bisa menahan diri untuk menghindari benda-benda yang dia sendiri tau itu adalah sumber traumanya.Tapi kalau traumanya itu sulit gak sih Ra untuk hilang?".

"sulit sih pasti ya Bu,apalagi Alina jadi korban juga kan.Tapi kalau diberi terapi khusus,Alina pasti sembuh kok Bu".

"kalau Aira ada rejeki,InsyaAllah Aira mau bayar biaya untuk psikiaternya Alina.Jadi setelah itu,dia bisa menjalani kehidupan sekolahnya dengan baik"tepat aku sudah mengakhiri kalimat ku,Bu Dila mengajak ku duduk di kursi belakang dengan pemandangan kebun berisi bunga yang cukup banyak.

"kamu sama Alina baru sekali ketemu,kenapa begitu yakin untuk bantu dia?".

Aku sudah menduga kalau pertanyaan ini akan muncul secepatnya.Walau sebenarnya aku juga bingung,alasan apa yang tepat yang bisa aku pakai untuk membantu menjawab atau bisa meyakinkan orang yang bertanya tentang ini.

"karna saya merasa klik sama Alina Bu",

"Lebih tepatnya,saya dan Alina punya nasib yang sama,yaitu kami sama-sama sudah ditinggalkan oleh kedua orang tua kami saat ini.Tapi nyatanya,Alina lebih parah keadaannya daripada saya Bu itu sih yang menyakitkannya".

"untuk urusan yakin gak yakin,menurut saya sih itu akan berjalan aja.Kita gak akan pernah tau selanjutnya ada kejadian apa,tapi berusaha yakin untuk membantu orang lain ya kenapa engga kan ya Bu?"Bu Dila sudah tersenyum lebar selesai aku bicara.

"itu terserah kamu aja nak,Ibu hanya bisa jadi perantara aja kok.Kalau kamu memang sudah sangat yakin,Ibu siap membantu semuanya".

"terima kasih banyak ya Bu"aku pun memeluk Bu Dila sebentar,dia sudah banyak membantu ku sebenarnya dalam mencari data tentang Alina,termasuk apa yang Alina suka dalam hal apapun untuk memudahkan ku mendekati Alina.

Dihari weekend ini,aku yang dibantu oleh Bu Dila untuk mengajak Alina jalan-jalan.Awalnya sudah pasti cukup sulit untuk mengajak Alina keluar,karna dia cukup takut dengan Ibu pengawasnya -terlihat dia anak yang penurut--.Tapi dengan keyakinan yang ku punya,bahwa aku ingin Alina jalan sebentar untuk refreshing sedikit pikirannya agar tidak lagi kacau.Meskipun aku tidak tau kehidupan Alina setiap harinya bagaimana,tapi aku cukup memahami dan merasakan kalau Alina butuh refreshing.Karna,kehidupan disini tidak se-enak yang terlihat sebenarnya.

365'Days {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang