Rumah? Hanya tempat singgah untuk mereka.
Dari awal mereka memang tidak ada yang ingin tinggal di rumah itu semuanya atas dasar paksaan dari Ayah mereka.
Tinggal di sana dengan sukarela atau di kurung.
Mereka yakin ucapan sang ayah bukan hanya bualan setelah melihat bagaimana Dia menyeret paksa mereka dari rumah masing-masing untuk ikut dengannya.
Iya rumah masing-masing. Mereka memang satu Ayah tapi berbeda Ibu.
Ayah yang Selama ini tidak pernah muncul dihadapan ketiganya kecuali dihadapan sang anak tertua, lalu sekarang sang Ayah muncul memisahkan sang anak ke 2 dan ke 3 dengan ibu masing-masing. Ibu dari anak pertama sudah tidak ada.Mereka terpaksa harus tinggal bersama dengan dalih kakak beradik namun lahir dari rahim yang berbeda.
.
.
"Jevan! duduk" perintah sang ayah saat melihat putra keduanya yang melewati meja makan.
Jevan menatap sang Ayah sinis lalu menarik kursi untuk dirinya duduk.
"Dimana Kakak dan adikmu?" Tanya Sang Ayah.
"Mana Gua tau"
"Jevan!!"
"Apa sih!"
"Pagi" suara itu memecah ketegangan pagi antara Jevan dan sang Ayah.
"Jake, sarapan dulu" Ayah.
"Sarapan di kampus aja, ada kuis pagi soalnya" ucap Jake berlalu pergi membuat Jevan tersenyum miring.
Sang anak tersayang - ucap Jevan dalam hati saat melihat sikap Ayah ke adiknya. Heumm adik? Terserah.
Jake memang tidak seberontak Jevan ataupun Mark sang anak tertua di hadapan Ayah. Tapi tidak di belakang Ayah Jake sama saja dengan keduanya.
Jake duduk di atas motornya bersiap pergi ke kampus dan Dia melihat Motor dari Kakak tertua memasuki area rumah.
"Huhh, Pulang pagi lagi?" Ucap Jake lirih menatap tidak suka ke arah Mark yang turun dari motor dan masuk kedalam rumah.
Mark mungkin hanya akan pulang untuk berganti baju sebelum akhirnya pergi lagi. Jake tidak pernah melihat Kakak tertuanya itu di rumah kecuali pagi hari, berbeda dengan Jevan yang masih kelihatan di rumah di jam-jam yang tidak bisa di pastikan.
"Mark, Baru pulang?" Tanya Ayah saat melihat Mark masuk.
"Hmm" Jawab Mark berniat masuk ke kamarnya.
"Mau sampai kapan kamu seperti itu?!" Tanya sang Ayah menghentikan langkah Mark.
"Seperti apa?!"
"Tidak pernah di rumah dan selalu pulang pagi! Tidak bisakah kamu seperti Jake atau Jevan!"
Tatapan Mark dan Jevan bertemu, Mark melihat senyum mengejek dari Jevan untuknya.
Jevan paling suka jika Mark dibandingkan dengan dirinya walopun cukup kesal jika Dirinya di bandingkan dengan Jake tapi setidaknya Jevan lebih baik dari Mark di mata sang Ayah, mungkin.
"Bukankah anakmu itu juga sama saja seperti ku?!" Mark menunjuk Jevan dengan dagunya.
"Terlebih Jake-" Mark tersenyum miring sebelum melanjutkan ucapannya "Anda tidak tau bukan bagaimana anak itu jika di luar sana?"
"Dia hanya cari muka di sini!" ucap Mark berlalu pergi dan tidak menghiraukan panggilan sang Ayah.
Mark adalah yang paling pemberontak. Jevan setidaknya masih mau menuruti sang ayah walopun harus bersitegang dahulu tapi kalo Mark jangan berharap lebih padanya.
.
.
Mark anak tertua dari istri pertama.
Ibunya sudah meninggal dan membuat Ayah memaksa Mark untuk ikut dengannya.Teman Mark.
Daniel
Lucas
Chandra
HanJevano anak ke dua dan Ayah tidak menikah dengan ibu Jevan, Ibu yang merawat Jevan bukan wanita yang baik dan hanya mementingkan uang, Dia selalu meminta uang dari Ayah dengan alasan Jevan.
Teman Jevan.
Javier
Rehan
Haikal
SadewaSi Bungsu Jake. Sama seperti Ibu Jevan, Ibu Jake juga tidak menikah dang sang Ayah. Namun ada alasan lain yang membuat Ayah memaksa Jake tinggal dengannya meskipun Jake menolak.
Lagipula untuk apa? Jake baik-baik saja hidup dengan ibunya selama ini.Teman Jake.
Jay
Shaka
Raka
Tian
HyukaCast akan bertambah berjalannya waktu...
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
FanfictionHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...