HMB 19

3.7K 369 7
                                    

"Untuk peringatan, uang bulanan Mark, Ayah potong" ucap ayah.

"What? Yah!" Protes Mark.

"Salah kamu baru hari pertama udah ngelanggar aturan gak kaya Jake sama Jevan"

"Gitu dong, yang di kasi hukuman yang bikin salah bukannya semua" ucap Jevan yang tersenyum puas.

"Tapi Mark kan tetep pulang!" Bela Mark.

"Pulang jam 2" timpal Jake.

"Diem Lo!" Mark.

"Ayah gak bisa gitu dong!" Mark masih mencoba protes.

"Ini baru peringatan Mark, sekaligus peringatan untuk kalian berdua kalo Ayah gak main-main, setelah ini gak ada toleransi lagi motor langsung Ayah ambil"

"Peringatan apaan masa setengah uang bulanan di potong, jangan gitu dong, Gak adil banget!"

"Tetep Ayah potong" sepertinya keputusan ayahnya sudah final.

Sepertinya berdebat dengan sang Ayah gak ada gunanya. Mark menatap tajam Jevan yang menertawakannya dan Jake yang tidak terlalu perduli.


"Mampus" Jevan ke Mark saat sang Ayah sudah pergi.

"Diem Lo, Gua bisa cari uang sendiri!" Mark.

"Ya silakan" Jevan.

Cuman satu cara supaya Mark mendapatkan uang sendiri, Balapan dan berati pulang kuliah Dia harus tetap di rumah.

Ngeselin banget emang Ayahnya itu.

.

.

"Pulang kuliah kemana Lo?" Chandra.

"Kenapa?" Mark

"Ya gak biasanya aja"

"Iya, Dateng udah malam gini" Lucas.

Soalnya pulang kuliah Mark benar-benar langsung pulang kerumah, seperti peraturan dari ayahnya itu.

"Yang penting Gua dateng kan?" Mark.

"Udah Gua daftarin" Han menghampiri mereka.

"Oke"

"Lo turun?" Tanya Daniel yang baru datang.

"Ini juga anak satu baru nongol, kemana aja Lo?" Tanya Lucas saat Daniel datang.

"Jalan"

"Cewe yang kemarin?" Chandra.

"Official gak nih?" Han.

"Mending Lo pada diem deh" Daniel.

"Sabi lah bawa ke sini" Lucas.

"Jangan, nanti di tikung Lucas" Mark.

"Sialan" jawab Lucas membuat mereka tertawa.

Mark turun hari ini, setidaknya Dia harus menang minimal 10 kali dalam 1 bulan ini untuk mengembalikan setengah dari uang bulanan yang ayahnya ambil.

Dia tidak melihat Jake, mungkin anak itu sudah pulang karena tadi siang Dia hanya melihat motor Jevan di rumah. Tapi Jevan dan teman-temannya juga tidak ada di sirkuit ini.

Ngapain Dia mikirin Jevan sama Jake, Gak penting banget mikirin mereka berdua. Mending fokus untuk balapannya.

.

.

"Kenapa sih Lo?" Haikal ke Dewa yang kaya uring-uringan ngeliatin ponselnya.

"Kakak Gua ada yang deketin" Dewa.

"Ya terus?" Javi.

"Gua gak tau tu cowo siapa?"

"Ya Lo tanya" Javi.

"Gak mungkin mau ngasi tau"

"Gara-gara waktu itu yah, yang Lo ngintimidasi cowo yang deketin kakak Lo" Haikal tertawa.

"Ya lagian kakak Lo ngedate di ikutin mulu" Rehan.

"Emang bego" Jevan.

"Heh kan Kalian tau, si brengsek itu siapa namanya" Dewa.

"Andre" Haikal.

"Iya itu, kok lo inget?" Dewa.

"Lo dulu hampir setiap detik ngumpatin tu orang" Rehan.

"Iya lagian bisa-bisanya tu orang berani ngelukain Kakak Gua, Gimana Gua bisa gak marah coba" Dewa seakan tersulut emosi lagi setelah meningkat orang yang pernah membuat Kakaknya terluka.

"Kalo ada yang nyakitin saudara kalian juga pasti kalian gak akan diem kan?" Dewa.

"Iya sih, Gua juga gak akan Diem aja kalo ada yang nyakitin Kakak Gua" Javi.

"Gua gak tau, Gua anak tunggal tapi kemungkinan Iya" Rehan.

Sedangkan Jevan Dia terdiam memikirkan ucapan teman-temannya. Lah ngapain Dia hawatirin Mark sama Jake di sakitin orang lain, mereka aja malah nyakitin satu sama lain.

"Saran Gua sih, buntutin kalo Kakak Lo mau jalan" Haikal.

"Masalahnya Gua gak tau Kakak Gua kapan jalannya dan Gua kan gak selalu Di rumah, Kampus kita aja beda" Dewa.

"Ya udah lah, Lo aja yang jomblo, kakak Lo jangan" ucap Haikal.

"Lo juga jomblo" Javi.

"Kita semua di sini jomblo mending diem" Rehan.

"Fuck" ucap Haikal membuat mereka tertawa, menertawakan kejombloan mereka semua. Miris.

.

.

"Ayah"

"Kenapa Jake"

Jake menggigit bibir bagian dalamnya sebelum berucap.

"Jake boleh minta izin gak?"

"Kenapa? Mau keluar?" Ayah melihat jam tangannya menandakan jika Jake tidak bisa keluar lagi.

"Bukan itu"

"Kalo ngomong sama orang itu jangan nunduk, tatap mata Ayah" ucap Ayah membuat Jake akhirnya menatap mata sang Ayah.

"Jake boleh tinggal sama Mama gak? 1 Minggu aja"

"Kenapa?"

"Jake pengin sama Mama, beberapa hari yang lalu Mama pingsan tapi Jake gak tau kenapa"

"Kamu tetep di sini, urusan Mama kamu biar Ayah yang ngecek"

"Tapi biarin Jake tinggal sama Mama"

"Ayah pikirin dulu, mending kamu masuk kamar terus istirahat" ucap Ayah akhirnya Jake berjalan ke kamarnya.


Ayah mengusap kasar wajahnya.

"Apa yang harus saya katakan pada Jake, Fani"



____

Cerita baru

Jadwal update Author udah taro di Bio akun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadwal update Author udah taro di Bio akun ini. Dan mungkin akan berganti atau bertambah kalo cerita itu udah End Atau Cerita baru yang nanti akan di rilis.



✅ He's My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang