HMB 37

3.3K 413 52
                                    

Setelah berdebat dengan Jake, Jevan akhirnya kalah. Ia bersama Jake pergi ke rumah sakit menyusul Ayah dan Mark yang lebih dulu membawa Mama Fani.

Jevan melihat ke arah Jake yang hanya menatap ke luar jendela sejak tadi. Jevan juga bingung harus bicara apa pada Jake dan memilih diam.

Sesampainya di rumah sakit mereka langsung menanyakan keberadaan Mama Fani pada resepsionis.

"Lo bisa pelan aja gak sih jalannya!" Kesal Jevan pada Jake karena keadaan Jake belum pulih sepenuhnya.

Jake tidak memperdulikan itu, Ia bahkan seperti tidak merasakan sakit pada tubuhnya.


Mereka melihat Ayah dan Mark berdiri di luar ruangan. Sepertinya Mama Fani masih di periksa.

"Kenapa kamu kesini?" Tanya Ayah pada Jake.

"Dia yang maksa loh Yah" Jevan.

"Jake mau liat Mama"

"Kamu belum sembuh Jake, lebih baik kamu pulang-"

"Gak, Jake gak mau pulang. Jake mau di sini" kekeh Jake membuat Ayah menghela nafas.

Mark dan Jevan juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Ayah dan Jake duduk sedangkan Jevan dan Mark mereka berdiri menyandarkan tubuhnya pada dinding.


"Kenapa lama banget sih?" Ucap Jake.

"Mama kamu gak akan kenapa-kenapa" ucap Ayah.

"Tapi ini terlalu lama Yah, Kalau Mama Gak kenapa-kenapa kenapa pemeriksaannya selama ini?" Jake semakin cemas karena pemeriksaan Mamanya sangat lama.



Sampai akhirnya dokter keluar membuat mereka menghampiri dokter apalagi Jake yang tidak memperdulikan sakit yang Ia rasakan.

"Dok bagaimana Mama saya?" Tanya Jake.

"Keadaanya semakin memburuk" ucap Dokter membuat Jake mengerutkan dahinya.

"Memburuk kenapa?" Jake.

"Ikut Gua, Gua jelasin" Mark memegang tangan Jake namun Jake langsung menghempaskan tangannya.

"Gak! Ini mama kenapa? Ada apa? Dokter jelasin ada apa sama Mama saya?!" Tuntut Jake.

"Jake, Ayah Jelasin" Ayah memegang kedua bahu putra bungsunya itu.

"Baik Pak, Anda bisa menemui saya untuk membicarakan hal ini lebih lanjut. Saya permisi" ucap Dokter sebelum akhirnya pergi.

"Ada apa, Sebenarnya?" Tanya Jake setelah Ayah menyuruhnya duduk.

"Mama kamu sakit, Sakit parah"

"Separah apa?" Jake.

"Kamu percaya sama Ayah kan? Percaya kalau Mama kamu gak akan kenapa-kenapa?"

"Yah! Jelasin aja Mama sakit apa dan separah apa?!" Filing Jake udah gak bagus setelah mendengar Ayahnya bertele-tele menjelaskan penyakit Mamanya.

"Kerusakan hati, Mama kamu harus mendapat tranplantasi hati secepatnya" jelas Ayah membuat Jake membeku seketika.

Dunianya seakan runtuh mendengar Mamanya sakit parah. Jake berdiri dari duduknya tanpa mengucapkan apapun. Bahkan pikirannya seakan kosong.

"Jake.."panggil Ayah karena Jake berjalan pergi.

"Ayah temuin dokter aja, biar kita yang nyusulin Jake" ucap Mark.

"Ayah percayain Jake ke kalian berdua" ucap Ayah di angguki kedua putranya lalu Mark menepuk pundak Jeno untuk menyusul si bungsu.




✅ He's My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang