Setelah hari itu, sikap Mark ke Jevan semakin dingin. Jevan juga tidak memperdulikan itu bukankah memang mereka tidak memperdulikan satu sama lain. Sedangkan Jake bodo amat.
Namun niat awal sore ini Mark ingin menemui Ibu Jevan untuk menanyakan perihal hubungannya dengan sang ayah karena umur Mark dan Jevan hanya terpaut 1 tahun.
Tapi Mark mengurungkan niatnya saat Melihat jika Jevan sedang dipukuli di sana dan yang membuat Mark mengeraskan rahangnya adalah Ibu Jevan hanya memandangi itu sambil merokok.
Mark berlari ke arah Jevan lalu mendorong tubuh mereka.
"Brengsek, Siapa ni anak" ucap salah satunya.
Jevan menatap Mark yang berdiri depannya.
"Udah tua, beraninya keroyokan" Mark.
"Ngapain Lo" tanya Jevan berusaha berdiri.
"Party" jawab Mark asal.
"Oh temennya"
"Kasih tau temen Lo ini kalo masih mau hidup jangan pernah dateng ke sini lagi" ucap salah satunya.
Mark melirik ibu Jevan yang sepertinya tidak perduli jika anaknya mati.
"Bacot Lo" ucap Jevan.
"Mending Lo pergi, Gua gak butuh Lo" usir Jevan ke Mark.
"Udah mau mati aja, masih songong" Mark.
"Hajar"
Mendengar itu Mark dan Jevan saling menempelkan punggung satu sama lain Dan bersiap menerima serangan.
Mereka hanya berdua sedangkan yang menghajar mereka ada 8 orang, bagaimana Jevan gak bonyok coba.
Setelah Mark mendapat kesempatan untuk kabur, Dia menarik tangan Jevan untuk berlari.
Merasa sudah tidak di kejar membuat Mark dan Jevan berhenti dan mengatur nafasnya.
"Hah, Shit" umpat Jevan.
"Brengsek Lo" Mark.
"Apa?" Jevan menatap Mark.
"Lo ngapain ke sana?" Tanya Jevan.
"Lo yang ngapain di sana sampai di keroyok gitu? Nyawa jalang gak bayar Lo" Mark.
"Bacot, Lo juga ngapain ke sana mau nyewa jalang" ucap Jevan membuat Mark malah tertawa.
"Gila" Jevan.
"Iya, Gara-gara Lo jadi gagal" ucap Mark membuat Jevan membulatkan mata sipitnya.
Mark meringis dalam hati, apa Jevan sekuat itu. Ibu Mark saja dulu tidak akan tega bahkan menangis jika melihat Mark terluka walaupun hanya sedikit sedangkan ibu Jevan bisa-bisa nya hanya menonton saat anaknya dipukuli orang dan bisa saja mati.
Setelah mengambil motor masing-masing dengan menyuruh orang tentu saja.
Mereka sekarang sedang di mini market membeli Es untuk mengompres luka masing-masing.
Suasana sangat canggung untuk keduanya.Mark tidak ingin membahas masalah tadi, Jevan belum tau jika Mark tau soal ibu Jevan dan sedikit masalah soal Darrel. Setidaknya Mark masih memiliki hati dan tidak ingin membuat Jevan merasa tidak nyaman.
Dan Jevan juga merasa awkard karena Mark harus melihatnya sedang di hajar orang seperti tadi.
"Gua balik duluan" ucap Jevan.
"Gua juga mau balik" ucap Mark juga.
Keduanya berpisah arah karena Jevan akan ke basecamp dan Mark akan ke sirkuit.
Namun ternyata sekitar Jam 3 Mark pulang. Dia melihat motor kedua Adeknya sudah ada di rumah.
"Wow" ucap Mark karena selama ini cuman dirinya yang selalu pulang dibawah jam 5.
Jake yang sedang sarapan melihat Mark yang di dapur dan Jevan yang baru turun menyerngitkan keningnya.
"Lo berdua berantem?" Tanya Jake.
Mark maupun Jevan melihat ke arah Jake.
"Gak" jawab keduanya bersamaan.
"Lah tuh muka sama-sama bonyok"
"Gak usah sok ngurusin Gua" Jevan.
"Cih" Jake.
.
.
Jake sudah duduk di atas motornya untuk mengikuti balapan, namun dering ponselnya membuat Jake mengangkat panggilan itu.
"Hah, Gimana?" Jake.
Jake menutup panggilan lalu memakai helem dan melajukan motornya pergi.
Membuat anak-anak lain yang melihat itu bingung bahkan teman-teman Jake.
Panitia menghampiri teman-teman Jake lalu menanyakan perihal balapan yang akan segera di mulai.
"Gua yang turun" ucap Tian diangguki yang lain.
Mark dan Jevan yang ada di sana juga hanya melihat kepergian Jake.
Setelah malam itu ternyata Jake tidak pulang. Mark benar-benar muak mengetahui hal sepeti ini saat baru pulang.
Namun ternyata Jake datang.
"Dari mana Lo, kenapa baru pulang?" Tanya Mark.
"Sadar diri aja" ucap Jake.
"Sssttt" ucap Jake saat melihat Mark seperti ingin mengomel.
"Gua lagi cape, pengin tidur" ucap Jake berlalu pergi dan masuk ke kamarnya.
"Makin berani aja tu anak" ucap Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
Fiksi PenggemarHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...