HMB 28

3.4K 418 33
                                    

Kaki Mark sudah lebih membaik tapi yah jika untuk membawa motor mungkin nanti dulu. Ayah juga sampai sekarang belum mengembalikan motor Mark dan entah ada dimana motor milik Mark itu Ia tidak tau.

"Woii berangkat juga Lo" Lucas.

"Enak jadi anak rumahan, Mark?" Han.

"Enak, sampai rasanya mau jamuran" ucap Mark membuat yang lain tertawa.

"Emang separah itu?" Han.

"Ya kekilir doang, tapi lumayan" Mark.

"Lo beneran gak tau siapa yang bikin Lo jatuh?" Daniel.

"Enggak, kejadiannya sepontan dan Gua yakin itu sengaja" Mark.

"Lo punya masalah sama siapa gitu?" Chandra.

"Seinget Gua enggak, tapi gak tau. Tapi kayaknya gak deh" Mark yakin sepertinya Ia tidak memiliki masalah dengan siapapun.

"Kalo Lo mungkin" Lucas pada Daniel membuat Daniel berdecak.

"Eh Mark Lo gak tau si Daniel kemarin kan jemput ceweknya eh di hadang sama Dewa" ucap Han sambil tertawa.

"Tai Lo, Gak usah di ceritain" Daniel.

"Lo jadi pacaran sama Kakaknya Dewa?" Mark.

"Ya gitu, tapi Adeknya rusuh banget" keluh Daniel mengingat beberapa kali Dewa mengganggu Ia saat jalan dengan kakaknya.

"Sabar Bro, perjuangan cinta" Lucas menepuk pundak Daniel.

"Kalo Lo gak kuat, lepasin aja atau kasi ke Gua" lanjut Lucas sambil terkekeh membuat Daniel meliriknya tajam.

.

.

Mark menatap keluar mobil dengan malas. Rasanya seperti anak SD yang harus di antar jemput.

Ponsel Mark berdering namun saat Ia melihat nya ternyata nomor yang tidak Ia kenal tapi Mark tetap mengangkatnya.

"Hallo?"

"Hallo, ini Mark kan?" Mark mengerutkan keningnya.

"Iya, ini siapa yah?"

"Ini Mamanya Jake"

"Oh iya Tante"

"Gimana keadaan kamu, kata Jake kamu udah berangkat kuliah emangnya udah baikan?"

"Iya Tante, udah gak sakit kok Tante cuman ya itu sama Ayah belum boleh bawa motor jadi di antar jemput pake supir"

"Ayah bener, udah gak sakit bukan berati udah sembuh kan apalagi motor kalian kan gede-gede gitu" Mark mendengar itu terkekeh.

"Tante dapat nomer Mark dari Jake?"

"Iya Mark, Maaf ya. Lagian Jake di tanyain keadaan kamu katanya suruh tanya sendiri ya jadi Tante minta aja nomer kamu"

"Kenapa minta maaf, Mark seneng kok di telfon sama Tante"

"Ya udah takut Tante ganggu, kamu jaga kesehatan jangan lupa makan, titip Jake juga kalo Jake aneh-aneh omelin aja. Yang akur juga sama Jevan, Jevan aslinya baik kok"

"Iya Tante, baik-baik juga di sana nanti kapan-kapan Mark main ke sana"

"Iya Tante tunggu"

Panggilan terputus, Mark menyunggingkan senyuman sambil menyimpan nomor Mama Jake di ponselnya.

.

.

Tatapan Jevan dan Darrel bertemu. Terlihat Darrel yang menyeringai ke arah Jevan.

"Darrel" ucap Javi menepuk pundak Jevan.

"Iya" jawab Jevan mengalihkan tatapannya dari Darrel.

Ia sebenarnya yakin jika yang mengirim pesan saat Mark jatuh dari motor saat itu Darrel. Jika iya kemungkinan Ia tau jika Mark adalah Kakaknya apa Ia juga tau jika Jake juga Adeknya.

Jika memang kemungkinan besar jika yang membuat Mark jatuh itu Darrel. Jevan akan coba berbicara pada Darrel.

"Masalah Lo sama Darrel belum selesai juga?" Haikal.

"Gak akan selesai kayaknya" Jevan.

"Seserius itu?" Dewa.

"Ntah lah" Jevan juga pusing.

"Entah apapun itu masalah nya Semoga cepet selesai deh" Rehan.

"Gua tau, kalian pasti bertanya-tanya Gua sama Darrel punya masalah apa kan?"

"Eng-" Javi.

"Sebenarnya sih iya" ceplos Haikal memotong ucapan Javi membuat Rehan yang ada di sampingnya menggeplak kepala Haikal.

"Apasih! Bener kan Lo semua juga pengin tau" Haikal.

"Gak usah di dengerin ni anak" Dewa.

"Sebenarnya- emmm Kapan-kapan deh Gua ceritain" ucap Jevan sambil terkekeh membuat mereka yang sudah serius ingin mendengarkan akhirnya berdecak.

"Tai Lo" Rehan.

"Tadi katanya gak pengin tau" Haikal.

"Gua gak bilang gitu" Rehan.

"Tapi Lo juga nungguin kan?"

"Udah Han, gak akan selesai bacot ma Haikal" Javi menghentikan keduanya.

"Wleeee" Haikal menjulurkan lidahnya dan terlihat menyebalkan di mata Rehan.

"Santai aja Jav, tapi kayaknya Darrel udah lama gak gangguin Lo" ucap Dewa.

"Iya, meskipun sering liat muka songong nya tapi Dia cuman liatin Lo" Haikal.

"Yah semoga aja Dia gak lagi rencanain rencana jahat ke Lo" ucap Javi.

"Santai aja, kan ada kita" Haikal.

.

.

"Tunggu" ucap Jake mengangkat tangannya meminta yang lain untuk berhenti.

"Kenapa?" Tian.

Jake turun dari motornya lalu melepas hlem.

"Mogok motor Lo?" Tanya Shaka.

"Jay, coba deh Lo rasain rem motor Gua" Jay turun dari motornya menghampiri motor Jake lalu melajukan motor Jake sebentar lalu Jay kembali ke arah mereka.

"Rem Lo agak bermasalah" ucap Jay.

"Untung baru jalan sebentar" Raka.

"Perasaan tadi pagi baik-baik aja" Jake.

"Di servis makannya" Hyuka.

"Jangan nyalahin Gua, tuh si Jay"

"Heh, Gua kalo ngecek motor kalian itu semuanya Gua cek yah" Jay tidak terima di salahkan.

"Yaudah, suruh orang Lo ambil motor Jake aja ke sini dari pada beresiko kalo di paksa jalan" Tian.


_____



Next chapter kemungkinan ada tragedi.

Vote and
Comment juseyo.


✅ He's My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang