Mark menghentikan motornya.
"Gua gak jadi ikut, ada urusan" ucap Mark di angguki yang lain.Lalu mereka melajukan motornya meninggalkan Mark yang memilih berputar balik.
Mark kembali ke tempat di mana Jevan dan Darrel tadi. Iya, Mark yang menegur Jevan dan Darrel barusan.
Entah kenapa Dia yang ingin ke markas mengurungkan niatnya dan memilih kembali untuk melihat apa Jevan dan Darrel sudah pergi atau berakhir baju hantam.Namun ternyata keduanya sudah tidak berada di tempat, membuat Mark melajukan motornya untuk pulang. Pulang untuk memastikan kalo Jevan sudah berada di rumah.
Dan ternyata Dia sampai saat Jevan baru turun dari motornya.
"Tumben langsung pulang" Jevan.
"Capek, kan habis menang" ucap Mark seperti mengejek.
"Tai Lo" ucap Jevan membuat Mark terkekeh.
"Ngapain Lo tadi?" Tanya Mark.
"Ngapain?" Tanya Jevan balik.
"Sama Darrel" Mark.
"Gak ada urusannya sama Lo" Jevan.
Saat masuk ke dalam rumah, Mark baru menyadari kalo sudut bibir Jevan terluka.
Dia berjalan ke arah lemari di ruang tengah lalu mengambil kotak obat dan melemparkan ke arah Jevan. Untung Jevan langsung reflek menangkapnya.
"Obatin tuh luka Lo" Mark.
"Dih si Kakak perhatian banget sama adek" ucap Jevan menggoda Mark.
"Iya Adek manis, bisa obatin sendiri kan? Atau mau kakak obatin?" Ucap Mark menggoda balik Jevan lalu menepuk puncak kepala Jevan.
"Gak usah pegang-pegang, Jijik" ucap Jevan menyingkirkan tangan Mark.
"Sini Kakak obatin" Mark seolah ingin mengambil kotak obat itu.
"Anjing Mark, Jijik bangsat" kesal Jevan lalu berjalan ke arah kamarnya dan Mark sudah tertawa puas.
.
.
"Sepi yah" ucap Jevan yang siang ini masih di rumah dan Mark juga di rumah. Keduanya tidak keluar supaya nanti malam bisa pulang pagi.
"Biasanya juga kaya gini" Mark.
"Gak ada Jake, gak bisa bikin marah Dia" ucap Jevan.
"Bego" Mark.
Jevan males gangguin Mark, bukannya Mark yang marah malah Dianya yang marah.
"Bosen di rumah" Jevan.
"Ya sana pergi, gak usah banyak bacot Lo" Mark.
"Gua minta temen-temen buat kesini aja" ucap Jevan yang sudah bersiap dengan ponsel di tangannya.
"Gua hajar ya Lo Jev" ancam Mark.
Mereka berdua ada di ruang tengah setelah makan siang tidak ada yang kembali ke kamar.
Jevan berjalan ke lemari di bawah Tv lalu membukanya dan ternyata ada perangkat PS di sana.
"PS siapa nih?" Tanya Jevan.
"Punya Gua, jangan berani sentuh" Mark.
"Ck, Gua bosen" Jevan mengeluarkan perangkat PS itu tanpa memperdulikan peringatan Mark.
"Kuping Lo budeg apa gimana?" Mark saat melihat Jevan sudah mulai membongkar perangkat PS nya.
"Jev!"
"Lo milih Gua main ni PS atau Gua ajakin temen-temen Gua ke sini?" Tanya Jevan menatap Mark.
"Kenapa Lo gak pergi aja sih!"
"Gua pengin pergi nanti malam, mau pulang pagi mumpung besok weekend" ucap Jevan melanjutkan membongkar PS itu dan mulai memasangnya.
"Emang tai Lo" ucap Mark dan Jevan tidak memperdulikan Mark yang sudah misuh.
"Udah, nih" ucap Jevan melempar 1 stik PS pada Mark.
"Brengsek" ucap Mark karena hampir mengenai wajahnya.
"Ngumpat mulu Lo dari tadi, Sini main sama Gua aja" ucap Jevan dan Mark tidak menjawab tapi tidak menolak juga, haduhhh si kakak.
Dirinya duduk di sofa dengan Kaki berada di atas meja, sedangkan Jevan duduk di depan meja sebagai sandaran.
"Tai Lo" Jevan.
"Bodo, sini sesuai perjanjian" ucap Mark menyodorkan tangannya ke arah Jevan.
Keduanya sudah duduk bersebelahan di lantai tempat awal Jevan duduk tadi.
"Dompet Gua di kamar" Jevan.
"Mayan dapet duit jajan lagi" ucap Mark tersenyum puas.
"Hemm akur yah" ucap seseorang membuat keduanya menengok ke arah belakang dan ternyata Ayah sudah ada di sana.
"Kok Ayah udah pulang?" Ucap Mark.
"Lah, emang Ayah biasanya pulang jam segini kan?" Ucap Ayah membuat mereka melihat ke arah Jam dan sudah jam 7.
"Sial" ucap Mark menaruh stik PS dan bergegas pergi ke lantai atas.
"Kemana?" Tanya Ayah.
"Pergi" Mark.
"Lo gak makan malem dulu?" Tanya Jevan yang sedang membereskan PS milik Mark.
"Gak usah sok perhatian Lo, jangan lupa Lo punya hutang yah ke Gua jangan sok lupa, awas aja Lo" ucap Mark berlalu keluar dari rumah.
"Bacot elahh" Jevan.
"Ayah mau mandi dulu, setelah itu makan malam" ucap Ayah.
"Jevan juga mau pergi"
"Ya makan malem dulu dong, masa Ayah makan malem sendiri"
"Ya urusannya sama Jevan apa?"
"Kamu mau uang bulanannya Ayah potong"
"Dih ngancem, Ya udah kita makan malem dulu baru Ayah mandi" tawar Jevan.
"Buru-buru banget kayaknya" Ayah.
"Yah, Jevan itu sibuk" Jevan.
"Sibuk apa kamu? main PS aja sampai lupa waktu"
"Sibuk cari Ayah baru" Jevan.
"Yaudah sana, emangnya ada yang mau jadiin kamu anak. Bandel gini suka ngabisin duit susah di atur suka ngelawan orangtua-"
"Jevan gak gitu"
"Kamu gitu"
"Enggak"
"Mau ayah tunjukkin rekaman cctv?" Ucap Ayah akhirnya membuat Jevan bungkam sambil sesekali menggerutu.
_____
New story
Saran baca 'STORY' part Taeyong Eunchae dan ini 👇 versi panjangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
FanfictionHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...