Paginya Jake pulang bersamaan dengan Mark.
Jake pulang menggunakan taxi seperti yang Mark lihat saat Jake pergi kemarin."Hemm, Pulang bareng" ucap Jevan saat melihat keduanya masuk rumah dengan Mark yang masuk lebih dulu.
Tidak ada jawaban dari keduanya membuat Jevan mendengus sebal.
"Bi, bawa sarapan Jake ke kamar yah" ucap Jake.
"Ck, kenapa gak langsung sarapan sekarang aja sih" ucap Jevan.
"Kenapa? Pengin Gua temenin sarapan? Kesepian?" Ucap Jake tersenyum miring.
"Lo nyusahin Orang, anjing. Gak usah sok ngejek Lo, mau gua tambahin bonyok di muka Lo " Jevan.
"Bacot" ucap Jake lalu menarik kursi tidak jauh dari Jevan duduk.
Sedangkan Mark sudah lebih dulu masuk ke kamarnya.
"Kenapa Lo bisa berantem sama Mark?" Tanya Jevan memiringkan tubuhnya ke arah Jake.
"Lo peduli?"
"Enggak, kepo doang"
"Gak penting banget" Jake.
Setelah selesai sarapan Jake masuk ke kamar dan Jevan sudah pergi kuliah.
Jake membaringkan tubuhnya, Dia ingin tidur untuk seharian ini. Badannya benar-benar lemas karena semalaman tidak tidur dan lagi Dia bahkan tidak meminum obat yang Dia dapat dari rumah sakit.
Seharian ini Jake benar-benar hanya di rumah bahkan hanya di dalam kamar. Dia bahkan melewatkan makan siang dan ini sudah mendekati makan malam.
Bibi mengetuk pintu kamar Jake dan tidak ada respon membuat Bibi akhirnya masuk. Bibi sudah biasa masuk ke kamar Jake Jevan atau Mark begitu saja bahkan meski ketiganya di kamar. Entah hanya ingin mengambil baju kotor atau ingin membangunkan mereka dengan perintah sang Ayah.
Bibi melangkah mendekati Jake yang masih tertidur. Saat ingin membangunkan Jake, Bibi menyadari jika Jake sedikit pucat, Dia juga berkeringat padahal AC kamar Jake menyala dan cukup dingin. Saat Bibi menempelkan tangannya di dahi Jake ternyata benar, Jake demam.
Jake membuka matanya saat merasakan tangan dingin menyentuh dahinya.
"Tuan Jake sakit? Mau kerumah sakit?" Tanya Bibi dan Jake menggeleng.
"Bi dingin, matiin AC" ucap Jake membuat Bibi langsung mematikan AC dikamar Jake.
"Tuan, bibi ambil kompresan dulu ya" Bibi lalu keluar dari kamar Jake.
Suhu tubuh Jake sedikit menurun saat Bibi mengompresnya namun Jake tidak mau makan apapun untuk mengisi perutnya karena Jake harus minum obat bukan.
Malam ini entah Jevan maupun Mark tidak ada yang pulang, sepertinya mereka akan pulang besok pagi atau menjelang pagi.
.
.
"Apa Jake di rumah?" Tanya Mark yang baru pulang. Bukan tanpa alasan Mark langsung menanyakan anak itu, masalahnya Mark semalam melihat teman-teman Jake di sirkuit tapi anak itu tidak ada. Mark tidak ingin anak itu membuat ulah lagi.
"Tuan Jake sejak pulang kemarin pagi tidak pergi kemana-mana, Tuan" ucap Bibi membuat Mark menghentikan langkahnya.
"Semalam saya cek, Tuan Jake demam dan sepertinya sampai sekarang masih belum turun karena Tuan Jake tidak mau makan dan tidak minum obat" ucap Bibi membuat Mark berdecak sebal lalu berjalan ke kamar Jake.
"Jake" panggil Mark namun tidak ada respon dari Jake.
Mark menaruh punggung tangannya di dahi Jake dan benar suhu badan Jake benar-benar tinggi.
Mark membuang nafasnya kesal sebelum mengangkat Jake ke dalam gendongannya.
Dan pas sekali Mark melihat Jevan yang baru masuk sambil memainkan kunci motornya.
"Woy, siapin Mobil" ucap Mark membuat Jevan melihat ke arah lantai atas dan mendapati Mark yang menggendong Jake.
"Malah diem, siapin mobil bangsat! Ke rumah sakit" Ucap Mark kesal.
Jevan tersadar dengan situasi yang terjadi pun akhirnya mengambil kunci mobil yang tergantung di ruang tengah lalu berlari keluar.
Di dalam mobil suasana sangat hening. Jevan sesekali melirik Mark dan Jake yang duduk di kursi belakang dengan Jake menjadikan paha Mark menjadi bantal dan Mark hanya menatap ke arah luar jendela.
Sesampainya di rumah sakit, hal bodoh yang mereka lakukan adalah mereka tidak tau data tentang Jake dan tidak bisa mengisi formulir.
Jevan akhirnya harus pulang ke rumah lagi untuk mengambil KTP, kartu mahasiswa milik Jake atau apapun itu yang berisi data diri Jake.
Jika orang lain melihat pasti akan berfikir jika mereka itu adalah Kakak yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
FanfictionHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...