HMB 24

3.4K 398 10
                                    

"Gak mungkin itu kebetulan kan?" Darrel.

"Ini bukan kali pertama kita liat mereka bareng sih " Eric.

"Cari tau apa hubungan Jevan sama Jeno" Darrel.

"Oke" Eric.

Eric teman Darrel, mereka tidak sengaja melihat Jevan dan Jake di pom bensin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eric teman Darrel, mereka tidak sengaja melihat Jevan dan Jake di pom bensin.

Dateng bersama, pergi ke arah yang sama bahkan menuju rumah yang sama.

Ini Bukan hanya kebetulan kan? Karena Darrel juga pernah melihat Jevan bersama Mark.

.

.

"Kenapa kamu?" Tanya Ayah saat melihat Mark merenggangkan otot-otot nya.

"Gak tau nih Yah, pegel" Mark.

"Kamu mau kemana?"

"Keluar"

"Jam segini?" Ayah melihat jam kalo ini udah jam 10 malem.

"Iya, Jevan sama Jake di rumah?"

"Adek-adek kamu keluar setelah makan malam tadi. Tumben nanyain mereka?"

"Gak usah mulai deh Yah" ucap Mark saat melihat wajah Ayahnya yang tersenyum.

"Apa? Ayah kan cuman nanya tumben nanyain mereka?"

"Ya nanya aja, ya udah Mark main dulu"

"Pulangnya jangan kemalaman"

"Yah, ini udah jam 10 malam. Ayah berharap Mark pulang jam berapa?"

"Ayah sih berharapnya kamu sama Adek-adek kamu di rumah aja kalo malem, jangan kelayaban mulu kaya gak punya rumah" ucap Ayah.

"Yah, jangan mulai deh. Aturan kemaren aja belum 1 bulan, Ayah mau bikin aturan baru?" Mark.

"Enggak, udah sana pergi! Ayah mau tidur, besok kerja nyari uang buat kalian yang gak pernah nurut sama Ayah" sindir Ayah.

"Kalo Jevan liat pasti ngomong 'jangan sok ngambek, udah tua malu sama umur' pasti gitu" ucap Mark.

"Yang udah tau gimana sifat Adeknya" goda Ayah.

Mark malas menanggapi memilih pergi meninggalkan Ayahnya tanpa berucap apapun.

"Jangan sok ngambek, kamu bukan anak kecil lagi. Malu sama kedua adek kamu" ucap Ayah tidak di perdulikan Mark.

Tau kan sifat Jevan nurunin siapa?

.

.

"Gak perduli Gua!" Dewa.

"Lo itu yah, gak pernah marah sekali marah ngeselin" Haikal.

"Lo mau marah silakan, Lo mau balapan juga silakan tapi gak marah sambil balapan yang ada Lo celaka nanti!" Rehan.

"Nih minum dulu" ucap Jevan memberikan sekaleng soda ke Dewa.

"Sekarang kan Lo udah tau siapa pacar kakak Lo, Lo bahkan tau orangnya, sering ketemu juga bukannya itu lebih gampang buat Lo ngawasinnya" Javi.

"Bener tuh kata Javi, Kalo Dia macem-macem tinggal datengin, hajar" Haikal.

"Gak usah manasin!" Rehan memukul belakang kepala Haikal.

"Gua ngademin ini" Bela Haikal.

"Tapi bener kata Haikal, Lo akan lebih gampang hadepinnya karena Lo tau orangnya" Jevan menepuk punggung Dewa.

Dewa baru mengetahui fakta kalo cowok yang lagi deketin kakaknya itu Daniel, anak motor sebelah yang sering ketemu sama mereka di beberapa sirkuit dan lagi satu kampus sama Dia.

.

.

"Kenapa?" Tian.

"Gua berasa ada yang merhatiin berapa hari ini" Jake.

"Cewe?" Raka.

"Cewe mulu di otak Lo" Hyuka.

"Mampus, inget Lo lagi deketin Adeknya Hyuka" Shaka merangkul pundak Raka.

"Lupa" ucap Raka membuat Hyuka mendelik menatapnya.

"Mau mati Lo!" Hyuka pada Raka.

"Hehe, santai Bro" Raka menunjukan kedua jarinya pada Hyuka.

"Perasaan Lo doang kali" Jay menpuk pundak Jake.

"Mungkin aja" Jake.

Tapi dirinya merasa seperti di perhatikan, tapi sama siapa? Lagian kan Dia gak punya masalah sama siapa-siapa?.


Jake pulang lebih awal kaya biasa tidak seperti kedua kakaknya. Dia melihat motor di belakangnya dari spion membuat Jake melajukan motornya lebih cepat namun motor itu juga menambah kecepatan.

Sampai akhirnya motor itu  melajukan motornya lebih kencang lalu melewati motor Jake begitu saja.

"Pikiran Gua doang" ucap Jake lalu ia membawa motornya dengan kecepatan sedang ke arah rumah.

Namun hal seperti itu terjadi tidak hanya sekali membuat Jake yang awalnya ingin mengabaikan menjadi semakin was-was.

"Jake, kenapa sarapannya cuman di aduk-aduk aja?" Ayah.

"Ah enggak Yah"

"Mikirin utang kali Yah" Jevan.

"Emangnya Lo" Mark.

"Gua, apa?" Jevan menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, Elo. Selalu kalah taruhan tapi gak mau bayar" Mark.

"Utang apa?" Tanya Jevan pura-pura tidak tau.

"Kan tai Lo, kemaren Daniel sama Sadewa balapan dan Daniel menang tapi Lo gak mau bayar ke Gua" Mark.

"Belum, bukan gak mau ya" revisi Jevan.

"Jadi rencana kapan?" Minta Mark.

"Besok, kalo inget" Ucap Jevan malas.

"Gua ingetin" Mark menaikan satu alisnya.

"Bisa sekali aja, kalian berdua gak berdebat soal uang" Ayah.

"Bisa, asal Ayah nambah uang bulanan kita" Mark.

"Nah bener" Jevan.

"Kalo masalah kaya gini kenapa kompak? Kalian pikir Ayah kerja cuman buat jajan kalian aja?" Ayah.

"Ayah gak punya anak lain selain kita bertiga kan?" Tanya Jevan membuat Mark maupun Jake menatap ke arah sang Ayah.

"Ngaco, kamu pikir Ayah tukang sebar sperma?" Ucap Ayah lupa diri.

"Iya, emang Ayah gak sadar?" Jevan.

"Uang jajan bulanan kamu gak Ayah transfer yah?"

"Eh Yah bercanda tadi" ucap Jevan tapi Ayah tidak meresponnya.

"Yahh" Jevan merengek membuat Mark tertawa puas melihat itu.




✅ He's My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang