HMB 40 End

4.8K 400 113
                                    

Di sisi lain Mark dan Mama Fani malah udah di pasar, belanja.

"Oh ini Kakak tertuanya Jake, Bu?"

"Iya, ini Kakaknya Jake sama yang waktu itu Jevan, ini yang tertua namanya Mark"

Mark hanya mengerutkan dahinya. Penjual di pasar udah kenal Jevan duluan.

"Ma, Jevan pernah kesini?" Tanya Mark.

"Yang dulu kalian pertama kali nginep, kan Jevan pernah nemenin Mama belanja"

"Tiga cowok semua ya Bu, gimana tuh kalau di rumah?"

"Ya gitu Bu, Kalau lagi akur ya Aku kalau enggak ya enggak" Mama Fani.

"Gak pernah akur kayaknya deh" ucap Mark lirih namun masih bisa di dengar.

"Jagoan semua, seneng ya Bu banyak yang jagain" Mama Fani mendengar itu tersenyum sambil melihat ke arah Mark dan mengusap rambut Mark.




Setelah makan siang Mark dan Mama Fani menuju rumah Ayah. Jake ngambek waktu tau Mark ada di rumah Mama.

Akhirnya Mama memutuskan untuk datang ke rumah Ayah karena sejak kesembuhannya dan ia kembali ke rumahnya sendiri Mama Fani belum pernah datang ke rumah Ayah. Mau bagaimanapun kesembuhan Mama juga ada campur tangan Ayah.

Mama menggunakan taxi diikuti Mark yang menaiki motor dari belakang karena gak mungkin kan Mama bonceng Mark dengan jarak yang jauh dan makan waktu yang lama.

"Mama" ucap Jevan saat melihat taxi memasuki area rumah lalu Mama Fani turun dan Mark juga memarkirkan motornya.

Abaikan Mark.

Jevan langsung menghampiri Mama Fani.

"Jam segini nyuci motor?" Tanya Mama.

"Hehe, baru bangun"

"Pulang jam berapa emangnya semalam?" Tanya Mama menarik telinga Jevan.

"Ah.. Maa..." Jevan mengaduh kesakitan karena Mama Fani tidak main-main menarik telinganya.

"Paling pulang pagi" Mark.

"Ma.. Ma.. Maa.." Mama semakin menarik telinga Jevan.

Mark melihat itu tertawa mengejek pada Jevan sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah diikuti Mama Fani yang masih menarik telinga Jevan.

"Mama kan udah bilang kalau main itu inget waktu" ucap Mama melepas tarikan telinga Jevan dan Jevan mengusa-ucap telinganya yang sudah pasti merah.

"Iyaaa"

"Ma- Mamaa" Jake dari lantai atas langsung bergegas menuruni tangga.

"Jangan lari Jake" Peringat Mama.

"Kirain Mama bohong gak akan dateng" Jake memeluk Mamanya.

"Enggak dong"

"Ma, Jake juga pulang pagi tuh" adu Jevan.

"Jake!"

"Hehe Maaf, gak lagi deh" ucap Jake tersenyum semanis mungkin pada Mama.

"Jangan suka main gak ingetin waktu deh" Mama.

"Ih curang, Jevan aja di jewer sedangkan Jake enggak. Anak tengah emang serasa anak tiri" ucap Jevan cemberut.

Mama Fani duduk di sofa dengan Jake dan Jevan berbaring di paha sebelah kanan dan kiri Mama beralaskan bantal sofa masing-masing jadi gak pas di pahanya sih. Mama mengusap-usap telinga Jevan yang ia tarik tadi.

"Kan libur Mah, kalau pas kuliah jam 12 Jake udah di rumah Kok. Tanya aja Ayah kalau gak percaya" Jake.

"Tapi jangan keseringan begadang, Gak bagus nanti pas kuliah cape gak konsen nilai kalian bisa berantakan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✅ He's My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang