"Lo ngapain tadi?!" Daniel yang menghampiri Mark.
"Kenapa sih!" Chandra.
"Ni anak ngehajar Jake sampai babak belur" Daniel menunjuk Mark.
"Jake? Anak yang ngalahin Lo balapan waktu itu kan?" Lucas.
"Gak usah Lo bahas lagi!!" Mark ke Lucas.
"Jadi bener karena itu?" Daniel ke Mark.
"Bukan!" Mark.
"Lo gak mungkin hajar orang tanpa alasan Mark? Katanya Tu anak hampir mati kalo si Jevan gak misahin Lo" Yohan.
"Kalian bisa diem gak! Ini gak ada urusannya sama kalian!!" Mark berdiri dari duduknya lalu berjalan pergi.
"Tu anak kenapa sih?" Chandra.
Daniel melihat kepergian Mark pun mencoba menyusulnya, temannya itu sedang marah gak mungkin Daniel biarin Mark pergi gitu aja apalagi bawa motor.
"Apa!" Tanya Mark karena Daniel menarik lengannya supaya Mark mengikutinya.
Daniel membuka pintu mobilnya.
"Masuk" ucap Daniel meminta Mark supaya masuk kedalam mobilnya.
"Masuk Mark!" Mark dengan kesal akhirnya masuk dan Daniel juga masuk.
Dia mencari kotak obat di dalam mobilnya lalu memberikan ke Mark.
"Bersihin dan obatin luka Lo" ucap Daniel.
Mark mendengus kesal, diantara temannya yang lain memang Daniel yang paling bisa memerintah Dirinya.
"Gua gak tau apa masalah Lo sama tu anak, tapi dari malam itu kayaknya Lo benci banget sama Dia"
"Lo punya masalah pribadi sama Dia?"
Mark hanya Diam sambil fokus menatap cermin dan mengobati luka di wajahnya.
"Kalo Lo gak mau cerita gak masalah, tapi kalo Lo butuh temen cerita Gua ada buat Lo" ucap Daniel.
"Apaan sih Anjing, Geli gua liat Lo ngomong kaya gitu" ucap Mark ke Aran Daniel dan membuat Daniel tertawa.
"Tai Lo!" Ucap Daniel.
.
.
"Jev, kalo Lo gak misahin tadi kayaknya mati tu anak" ucap Haikal.
"Tu anak yang ngalahin Mark malam itu kan?" Javi memastikan.
"Iya" Dewa.
"Sedendam itu kayaknya si Mark" Rehan.
"Tapi Mark bukan kali pertama kalah balapan" Javi.
Jevan masih diam sambil menyesap Rokoknya. Entah pikirannya kemana sekarang.
Ayolah, ini bukan kali pertama Dirinya melihat Mark dan Jake bertengkar. Tapi kali pertama melihat Mark seperti ingin membunuh Jake.
"Gak peduli Gua" Jevan berdiri dan melempar rokokya ke tanah lalu menginjaknya.
"Bentar lagi kelas" ucap Jevan sambil melihat jam di tangannya dan di angguki yang lain.
.
.
Sejak Jake pulang, Dia langsung masuk kamar dan tidur. Dia terbangun dan melihat jam di ponselnya ternyata Dia tertidur selama 3 Jam.
Saat Jake ingin bangun Dia baru merasakan sakit dan pegal pada tubuhnya, pukulan kakak tertuanya tidak main-main.
Tatapan Jake tertuju ke meja nakas samping ranjang. Terdapat nampan berisi makanan di sana.
"Pasti Bibi" ucap Jake meringis merasakan sakit di sudut bibirnya.
Dia mengurungkan niatnya untuk bangun dan memilih memejamkan matanya kembali dengan tangan yang menutupi mata.
Ponsel Jake berdering menandakan panggilan masuk.
"Mama"
Jake menuruni tangga secara tertatih.
"Bi, makanan di kamar Jake beresin aja"
"Tapi tuan Jake mau kemana?"
"Ada urusan, Besok pagi atau nanti malam saya pulang" ucap Jake berlalu pergi.
Mark yang baru pulang melihat Jake naik Taxi dan pergi.
"Jake kemana?" Tanya Mark yang berpapasan dengan Bibi di lantai atas dan baru keluar dari kamar Jake.
"Tuan Jake bilang ada urusan dan mungkin pulang nanti malam atau besok pagi"
"Oke" ucap Mark.
Berati anak itu sudah tidak kenapa-kenapa kan? Dilihat masih bisa pergi setelah Mark menghajarnya.
Menjelang malam Jevan keluar dari kamarnya.
"Siapa saja yang ada di rumah?"
"Hanya tuan Jevan. Tuan Jake pergi tadi siang lalu Tuan Mark juga pergi setelahnya dan hanya berganti baju"
Sepertinya keduanya tidak kenapa-kenapa setelah adu otot di kampus tadi.
Ponsel Jevan berdering.
"Iya sabar, Ini Gua lagi jalan ke depan"
"Bacot banget, kalo motor Gua gak mogok tadi juga ogah minta anter jemput Lo"
"Bodo"
Jevan mematikan panggilan dan berjalan menghampiri Javi yang sudah menunggunya di depan gerbang.
Motor Jevan mogok jadi Dia tinggal di markas lalu Dia pulang dengan Javi tadi siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
FanfictionHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...