"Kemana Lo! Bisa gak Lo pulang kaya biasa!"
Jevan baru keluar dari kamar udah denger bacotan Mark sama Jake aja.
"Gak usah sok ngatur hidup Gua" Jake.
"Gua tertua di sini, Lo harus patuh sama Gua!"
"Persetan, yang penting Gua masih balik ke rumah ini kan!"
"Lo kemana berapa hari ini?!"
"Udah Gua bilang bukan urusan Lo!"
Jevan masih menatap keduanya sambil bersandar pada pembatas lantai atas.
"Lo udah tau Gua kemana kalo gak pulang, si Jevan juga Lo tau kan? Sekarang Lo kemana?"
"Kerumah nyokap" jawab Jake akhirnya.
"Kenapa? Nyokap Lo udah mau mati!" Ucap Mark membuat Jake kesal lalu mencekram kerah jaket Mark.
"Jaga ucapan Lo!" Jake.
Mark menghempaskan tangan Jake yang mencekram jaketnya cukup kuat.
Tatapan keduanya beradu.
"Woy masih pagi" Jevan dari lantai atas membuat Jake mendorong tubuh Mark lalu berjalan ke arah pintu keluar.
"Kemana lagi Lo!" Mark lagi.
"Jagain nyokap Gua yang udah mau mati, Puas Lo!" Jake berlalu pergi.
Tercipta keheningan sepeninggalan Jake.
.
.
Mark tidak melihat Jake di kampus, di sirkuit dan di rumah juga tidak ada membuat Mark mengumpat.
Mark menghentikan motornya dan melihat ponselnya lalu menyerngitkan dahi sebelum memakai helem dan kembali melajukan motornya, ini jam 5 pagi.
Setelah perjalanan selama 1 Jam sekarang Mark menatap ponselnya lagi sebelum melihat ke arah tempat Dia berhenti.
Mark yakin ini rumah nyokap Jake. Dia ragu untuk menekan Bel apalagi ini masih sangat pagi dan belum tentu Jake ada di sini.
Pintu terbuka membuat Mark tersentak dari lamunannya dan itu Jake.
Jake melihat Mark ada di luar pagar pun juga terkejut.
"Ngapain Lo!" Jake.
"Gua mau ngomong sama Lo"
"Gak ada yang perlu di omongin mending Lo pergi" Jake masuk lagi ke dalam rumah membuat Mark menghela nafasnya berat supaya Dia tidak membuat keributan di area rumah orang.
Keadaan situasi dan bahkan cuaca tidak merestui Mark sepertinya. Ini mendung dan juga mulai gerimis.
Jika Mark pulang. Hei, Dia ke sini 1 Jam perjalanan yah kalo Gak bawa Jake pulang sekarang bisa mati mereka karena Ayah.
"Gua bakal nunggu Lo keluar.." teriak Mark namun tidak di tanggapi oleh Jake atau bahkan Jake tidak mendengarnya.
"Ini soal hidup mati Gua juga yah.." lanjut Mark.
Mark duduk di atas motornya.
Mendengar suara gerimis dari luar membuat Jake mengintip dan Mark masih di sana.
Nanti kalo ujannya gede juga pergi, itu yang di pikirkan Jake.
.
.
Satu Jam berlalu dan Jake masih berada di kamarnya. Hujan sudah tidak sederas tadi dan mungkin hanya gerimis namun Dia lupa soal Mark.
Suara pintu gerbang terbuka dan Jake tau itu Mama Nya.
"Jake.." panggil Mama dari luar.
"Iya Ma"
"Cepet keluar" ucap Mama membuat Jake berjalan keluar.
"Kenapa sih Ma- Lahhh" ucap Jake saat melihat Mark yang sudah berteduh di depan rumahnya dengan keadaan basah kuyup.
"Si bego ngapain masih di sini?" Ucap Jake membuat Mama menatap Jake.
"Kamu kenal? Astaga sayang!"
"Ma-"
"Bawa Dia masuk"
"Jake" ucap Mama lagi karena Jake hanya diam saja dan itu membuat Jake berdecak.
Mark yang merasa pusing pun menumpukan tangannya pada pintu.
"Pusing yah? Kuat jalan gak?" Tanya Mama dan Mark hanya Diam sambil memejamkan matanya karena merasa pusing di kepalanya.
"Jake, bantuin"
"Basah Maaa" rengek Jake namun karena mendapat tatapan dari Mamanya membuat Jake akhirnya membantu Mark masuk.
"Kamu jahat banget sama temen kamu" ucap Mama yang belum tau siapa Mark.
"Bukan temen Jake"
"Terserah kamu deh, kasi Dia baju ganti punya kamu. Kayaknya itu basah semua Biar Mama cuci bajunya. Oh iya kamu sekalian masukin motor Dia yang masih di luar, Biar gak ilang"
"Nyusahin" Grutu Jake lalu mengambil baju miliknya dan memberikan ke Mark yang masih duduk di tepi ranjang Jake dan Jake berjalan keluar meninggalkan Mark supaya Dia berganti baju.
Setelah memasukan motor Mark, Jake kembali ke kamarnya dan membuka pintu perlahan, Siapa tau Mark sedang berganti baju namun ternyata tidak.
"Woy ganti baju dulu malah tidurnya, Basah ranjang Gua" ucap Jake dan tidak ada respon dari Mark.
Jake yang sedang mengambil baju untuk dirinya pun menengok ke arah Mark.
"Lahh Mati tu anak" ucap Jake berjalan ke arah Mark dan menempelkan jarinya di hidung Mark ternyata masih nafas.
"Jake temen kamu udah gan- Kok belum ganti baju?" Tanya Mama sambil mendekat.
"Mati kayaknya Ma" ucap Jake membuat Mama memukul lengan Jake.
"Teman kamu demam deh, Kamu gantiin Dia baju yah. Biar Mama ambil kompresan" ucap Mama.
"Jake gantiin baju Dia?" Tanya Jake menunjuk diri sendiri.
"Terus kamu mau Mama yang gantiin?"
"Oke Jake yang gantiin, Mama keluar" ucap Jake pasrah.
____
Nih yang minta double up, next up Jumat depan.
Belum mulai ngetik lagi soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
أدب الهواةHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...