Setelah mendapat penanganan dari dokter, Jake di infus dan sudah di beri obat penurun demam juga.
Dokter bilang kemungkinan Jake demam karena luka di tubuhnya dan lagi Jake yang tidak meminum obat karena Jevan membawa Obat milik Jake yang masih terbungkus rapih dan masih utuh pastinya saat dirinya mencari dompet Jake di dalam Tas lalu menemukan bungkusan obat itu.
"Gara-gara Lo" ucap Jevan membuat Mark melihat ke arahnya.
"Gua gak yakin kalo Lo jadi Gua bakal Diem aja sama ucapan tu anak" Mark ke Jevan.
"Lagian salah Dia juga kan, kenapa gak minum obatnya dan lagi udah tau sakit masih aja pergi" ucap Mark membuat Jevan paham karena Jake kan pergi dan malah pulang pagi.
"Kemana Lo!" Tanya Mark saat Jevan berdiri.
"Pulang, kuliah"
"Maksud Lo? Gua sendiri di sini?" Ucapan Mark membuat Jevan tersenyum.
"Ohh Lo pengin Gua temenin jagain
A D E K?" Ucap Jevan menggoda Mark."Bangsat Lo" ucap Mark lalu Jevan berlalu pergi meninggalkan Mark dan Jake yang masih entahlah tertidur atau pingsan.
Mark ada kelas sebenarnya siang ini tapi siapa yang akan jagain Jake?.
Bodohnya dirinya dulu pernah bilang ke sang Ayah untuk tidak mencampuri kehidupannya termasuk orang-orang suruhan Ayah yang ada di rumah.
Dia akhirnya menghubungi teman-temannya hanya untuk menitip absen. Dia tidak akan ke kampus hari ini.
Mark memutuskan untuk berbaring di sofa yang tadi Dia dan Jevan duduki lalu memejamkan matanya.
Mark yang sudah tertidur pun terbangun karena mendengar suara dan itu suara Jake, hanya saja Mark pura-pura masih tertidur karena matanya ditutup dengan lengan.
"Jake mau kuliah, udah dulu ya"
Kuliah? Siapa yang sedang berbicara dengan Jake? Kenapa Dia berbohong. namun Mark langsung paham setelah mendengar ucapan Jake sebelum memutus panggilan.
"Iya Ma"
Nyokap nya. Mendengar itu membuat Mark teringat dengan ucapan Jake yang memancing amarahnya waktu itu.
Mark yang awalnya berbaring pun duduk membuat Jake yang melihat ke arah ponselnya pun beralih menatap Mark. Namun Mark langsung berdiri dan keluar dari ruangan rawat Jake tanpa sepatah katapun.
Namun tidak lama pintu terbuka kembali dan itu Jevan.
"Udah bangun Lo?" Ucap Jevan."Gua yang bawa dompet Lo tadi buat daftarin perawatan, sama ponsel sekalian" ucap Jevan.
"Asal isi dompet Gua gak ada yang ilang, gak masalah" ucap Jake membuat Jevan cengo. Dia berharap ucapan terimakasih tapi malah di tuduh.
"Dompet Lo gak ada duitnya ya bangsat" Jevan.
Awalnya Jake berfikir jika yang membawa dompet serta ponsel miliknya itu Mark ternyata Jevan.
"Lemah banget Lo, di hajar Mark doang sampai sakit" ucap Jevan.
"Bacot" Jake.
"Cepet sembuh deh, males Gua harus bolak balik ke sini ganggu me time Gua" Jevan.
Pintu terbuka cukup keras dan pelakukanya Mark.
"Apaan sih!" Jevan.
"Sini" Mark menarik Jevan mendekat ke ranjang Jake lalu membuka kamera depan di ponselnya.
"Ngapai?" Jake.
"Setor muka ke Ayah, Tolol" ucap Mark.
Setelah mengambil satu jepretan asal Mark dan Jevan langsung menjauh dari ranjang Jake.
"Ini cara lain kalo kita gak ada yang pulang ke rumah" ucap Mark masih fokus dengan ponselnya.
"Orang rumah pasti udah kasitau Ayah kalo Jake masuk rumah sakit" ucap Mark.
"Ohh, maksudnya tanda kalo K I T A jagain ni anak" ucap Jevan.
"Jagain baik-baik foto kita di ponsel ya A B A N G" ucap Jevan menepuk punggung Mark.
"Gak sudi, Nih langsung Gua hapus" ucap Mark menunjukan ke Jevan jika foto mereka langsung Dia hapus.
Melihat itu Jevan langsung tertawa dan Jake tidak terlalu perduli.
.
.
Sial untuk Mark karena Jake belum bisa pulang malam ini.
Dia bahkan hanya pulang untuk mandi dan berganti pakaian setelah berdebat dengan Jevan.
Jevan tidak mau menunggu Jake dengan alasan.
"Lo yang bikin dia kaya gini, jadi Lo yang harus jagain Dia setidaknya sebagai rasa bersalah Lo"Brengsek emang si Jevan itu.
Bisa-bisanya Mark seharian ini menjaga Jake dan hanya berdua di ruang rawat Jake.
Awkard ya pastilah, ini kali pertama keduanya dalam ruangan yang sama hanya berdua dan lagi jangka waktu yang lama.
Mark sesekali keluar untuk merokok dan ya sebagai alasan supaya bisa keluar dari ruangan Jake.
Sekarang Dia duduk di depan rumah sakit, Di area yang sebisa mungkin Mark tidak di tegur karena merokok.
"Ngapain Lo di sini? Bukannya jagain Adek Lo" ucap Jevan. Iya Jevan.
"Adek Lo, sialan" ucap Mark berdiri dan menjatuhkan rokoknya lalu di injak.
"Ngapain Lo ke sini?" Tanya Mark.
"Ck, Gak ada balapan males" ucap Jevan.
"Nih, Gua baik sama Lo" ucap Jevan mengangkat paperbag berisi makanan so mungkin saja KAKAKnya itu belum makan. Jevan masih punya hati akal dan pikiran tenang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
FanfictionHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...