Dulu sebelum menikah, pagi Zaigham selalu diliputi ketenangan. Dia akan menikmati sarapannya dengan syahdu sembari menyesap kopi dan membaca beberapa berita politik.
Kini setelah ada sosok wanita titisan iblis yang sejak turun dan duduk di kursi meja makan tidak berhenti berceloteh, pagi Zaigham seketika berubah 180 derajat.
Wanita problematik yang masih tidak dia percayai sampai detik ini telah menjadi istrinya itu sibuk membicarakan perabotan rumah yang akan dibelinya.
"Gam rumah ini masih kosong, jadi aku berencana mengisinya, boleh kan?"
Zaigham hanya mengangguk sambil mengiris pancakenya. Miyaz sibuk menggulir tabletnya memamerkan beberapa tipe sofa di hadapan Zaigham.
"Ini cocok deh untuk rumah kita yang tema modern tropis ini, iya enggak sih?" tunjuk Miyaz pada sofa putih berukuran sedang.
"Atau ini lebih soft?" kali ini yang berwana coklat muda.
"Terserah kamu saja," jawab Zaigham. Dia tidak mau memikirkan urusan rumah tangga, intinya tinggal terima beres.
"Kayaknya bakal lebih seru kalau kita bisa beli bareng ke tokonya. Kamu pulang kantor jam berapa? Nanti aku ke sana," ujar Miyaz.
Zaigham mendongak, "Saya sibuk, kamu pergi sendiri saja."
"Ishh... nggak pengertian deh jadi suami. Ini kan rumah kamu juga, kita perlu berunding!"
Lalu Zaigham keluarkan buku tabungan dan card tanpa limit pada Miyaz.
"Yang biru uang bulanan kamu dan sesuai janji yaitu 2M perbulan. Yang hitam untuk kebutuhan rumah, gunakan sesuai keperluan"
Mata Miyaz yang tadi kesal seketika berbinar membaca nominal yang tertera di buku tabungan itu. Siapa yang tak senang, di pagi hari mendapat uang bulanan sebanyak itu beserta black card? Tentu saja mata Miyaz langsung hijau. Mungkin jika digambarkan dengan animasi sudah ada gambar dolar hijaunya seperti Tuan Crab.
"Oh jadi kamu sibuk ya Gam, oke nggak apa-apa," ulang Miyaz seolah meralat kalimat kesalnya tadi.
Zaigham mendengus lalu kembali menyantap sarapannya. Omong-omong pancake ini adalah buatan Zaigham.
Melihat Zaigham memasak di dapur, Miyaz sudah berniat membantu tapi suaminya menolak dengan keras. Sebab dia tidak mau keracunan jika membiarkan Miyaz yang memasak.
Zaigham masih ingin hidup, jadi dia putuskan bangun lebih awal untuk membuat sarapan. Walau kadang memang pria itu frustasi menghadapi Miyaz. Namun mati keracunan juga bukan hal baik.
Pembantunya pamit pulang kampung dan besok baru bisa bekerja di rumah baru Zaigham ini.
Setelah sarapan Zaigham berdiri dari kursinya. Miyaz dengan sigap membantu Zaigham mengambil tas kerjanya.
"Sini," pinta Zaigham, Miyaz menggeleng.
"Episode perdananya kan udah tayang Gam, jadi aku juga harus mulai peran sebagai istri yang baik," maksud Miyaz adalah episode perdana sandiwara pernikahan mereka.
Tapi Zaigham justru mendengus. Istri yang baik apanya? Kemarin dia pulang saja tidak dibukakan pintu selama lima belas menit. Sekarang setelah mendapat uang bulanan miliaran langsung berlagak baik.
Memang Miyaz mata duitan.
Tak mau ribut, Zaigham memilih menuju mobilnya diikuti Miyaz. Ada sopirnya yang sigap membukakan pintu.
"Udah kan, mana?" pintanya lagi. Miyaz kembali menggeleng.
"Cium kening dulu dong," kerling Miyaz sok imut sembari mengerucutkan bibir. Sopir pribadi Zaigham seketika mengalihkan pandangan salah tingkah, Zaigham juga malu berat. Harga dirinya jadi hancur karena Miyaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Zone
RomanceMiyaz Damara adalah nama yang tak asing bagi penduduk negeri ini. Artis cantik yang sarat akan sensasi. Tiap gerak-geriknya selalu mengundang kehebohan. Berbanding terbalik dengan Miyaz yang sering mendapat cibiran, Zaigham, adalah seorang politikus...