05. Pasal Pernikahan

3.1K 235 11
                                    

Miyaz mendatangi rumah Letizia. Freya juga ikut ke sana saat Miyaz berkata di grup akan mendatangi ibu dari satu anak itu.

"Yaz, Zaigham udah cabut tuntutannya ya? Kok bisa tiba-tiba dicabut? Asli gue penasaran," celetuk Letizia.

Miyaz menghembuskan napasnya. Bingung harus menjelaskan dari mana kepada sahabatnya.

Jadi Miyaz putuskan untuk menenggak jus jeruk yang disajikan Letizia. Jus yang segar memang cocok untuk menenangkan pikiran Miyaz yang hampir meledak.

"Ih Yaz, jawab, gue juga penasaran dari kemarin. Zaigham kayaknya bukan tipe orang yang suka main-main sama hukum, jadi aneh nggak sih lihat masalah lo clear gini. Padahal gue udah nyiapin pengacara terbaik buat lo," Freya bahkan menyenggol lengan Miyaz.

Clear? Sayangnya yang ada masalah Miyaz kian runyam. Dia hembuskan napasnya lagi.

"Udah Frey, jangan tanya-tanya. Miyaz lagi stress berat, dia juga mungkin nggak tahu alasan Zaigham. Suka-suka dia lah yang penting Miyaz bebas dari masalah hukum," ujar Letizia.

Miyaz tarik napasnya dalam-dalam, "Guys..."

"Hem?" Letizia dan Freya menatap Miyaz dengan serius.

"Gue mau nikah," lalu setelah kalimat itu Miyaz ucapkan, keduanya tidak terkejut. Lebih tepatnya tidak percaya.

"Oh jadi lo udah dapet tawaran drama baru?" sahut Freya.

"Siapa lagi calon suami lo di drama kali ini Yaz?" Letizia ikut menimpali.

Sepertinya mereka tidak akan pernah bisa percaya. Bahkan Miyaz pun tidak mempercayai kejadian yang terjadi di ruangan Zaigham tadi.

"Zaigham."

"HAH? Namanya Zaigham? Kebetulan macam apa ini?" Letizia mendadak heboh.

"Udah Yaz tolak aja, ini endingnya kayaknya nggak bakal bahagia, nanti pasti dapat rating jelek."

Jadi mereka masih menganggap ini tawaran drama. Drama kehidupan Miyaz lebih tepatnya.

"Gue bakal nikah sama Zaigham Ganendra. Bukan sinetron atau film," Miyaz menahan dirinya untuk tidak teriak. Sebisa mungkin menahan kewarasanya ketika menyadari aiapa calon suaminya.

"Yaz, nggak lucu tahu bercandanya, " Letizia sudah jengah, berharap Miyaz memang bercanda.

"Nggak ada yang bercanda. Gue bakal nikah bulan depan."

Tidak ada senyum penuh tipu di wajah Miyaz, pun dengan raut jahil sebagaimana biasanya. Wajahnya datar dan sarat akan frustasi.

Saat itu Freya dan Letizia baru percaya bahwa Miyaz tidak membual.

"Gimana ceritanya dari saling tuntut berujung nikah?"

Tapi Miyaz tidak menjawab pertanyaan Freya. Terlalu frustasi.

"Kayaknya dituntut lebih baik ngga sih Yaz? Ini hal tergila yang pernah gue denger." Bukan hanya Letizia yang merasa demikian, Miyaz pun sama.

"Dan gue nggak di posisi bisa mundur"

Karena bagaimanapun, uang yang ditawarkan oleh papi Zaigham memang cukup menggiurkan. Tapi apakah itu sebanding dengan harga diri Miyaz?

Apakah dua miliar perbulan bisa memberinya kebahagiaan?

Membeli kebebasan dan statusnya. Memang sungguh mengerikan kuasa sebuah uang.

Lantas mereka semua berpelukan dan mulai menangis. "Gue emang sering ngeledekin lo buat cepet nikah, tapi waktu kejadian beneran gue bener-benr nggak rela, Yaaaz."

Marriage ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang