03. Menyelesaikan Masalah ala Miyaz

3.1K 222 12
                                    

Zaigham sudah menjelaskan pada polisi bahwa dirinya tidak sengaja melakukan itu. Namun Miyaz masih ngotot bahwa dirinya adalah korban. Akhirnya CCTV jadi bukti dari ucapan Zaigham. Bahwa dia tidak bersalah.

Untuk sementara masalah berhenti di sana. Zaigham juga sudah menyuap seluruh pengunjung klub untuk tidak menyebarkan informasi apapun.

"Mari tidak saling bertemu lagi, karena bagi saya kamu adalah kesalahan yang tidak ingin saya ulangi," kata Zaigham dengan dingin di hadapan wanita yang dengan acuh tak acuh atas kehadirannya.

Miyaz hanya bersedekap, "Yup, memang benar. Jangan mengulangi kesalahan yang sama. Sebab banyak kesalahan lain yang belum kamu coba," jawab Miyaz dengan tenang.

Zaigham mendegus, "Terima kasih, tapi saya lebih baik di penjara daripada berurusan sama kamu"

"Hati-hati, ucapan adalah doa."

Sungguh, Zaigham tidak sudi berurusan lagi dengan wanita aneh dan menyebalkan seperti Miyaz. Doa? Siapa pula yang berdoa mengalami kejadian memalukan seperti ini lagi?

Sekali saja sudah cukup dan membuat Zaigham trauma.

"Kamu benar-benar menjamin semuanya aman kan? Jangan sampai nama gue tercoreng ya!"

"Bukannya kebalik? Justru kamu yang membuat nama saya jadi jelek kalau sampai tersebar"

"Dih, lo belum tahu siapa gue?"

"Perempuan nggak waras?"

"Sembarangan mulut lo, gue cabein tahu rasa! Pokoknya awas ya kalau kita ketemu lagi! Jangan sampai minta tanda tangan!"

Miyaz dan segala rasa pedenya. Tanda tangan untuk apa? Dari sisi mana pun Miyaz bukanlah artis sekelas Yoona Lim yang sempat Zaigham idolakan. Tidak ada seujung jari pun!

Miyaz tidak lebih dari artis problematik yang haus akan sensasi di mata Zaigham.

"Percaya diri itu penting, tapi sadar diri lebih penting."

Miyaz mendelik atas ucapan Zaigham. Kalau saja sahabatnya tidak menarik dirinya untuk pergi, sudah Miyaz serang Zaigham seperti dia acak-acak wajah Robby.

Sayangnya Miyaz harus pergi sebelum kehadirannya di kantor polisi diketahui oleh wartawan.

Lalu Miyaz berdiri dan meninggalkan Zaigham. Sedangkan Zaigham memijit pelipisnya. Masih tidak menyangka akan melalui hal seperti ini.

Namun sebisa mungkin Zaigham lupakan semuanya. Menjalani hidupnya dengan normal kembali.

Malam itu Zaigham kembali ke rumah orang tuanya. Dia bertemu papinya di ruang makan saat sarapan. Zaigham memutuskan kembali ke rumah karena maminya ingin sarapan bersama dirinya setelah Zaigham tidak datang di acara makan malam yang sudah dia siapkan.

"Kantor gimana Gam?" pertanyaan seperti itu sangat wajar dan sudah biasa ditanyakan oleh papi Zaigham, namun entah mengapa sekarang Zaigham jadi gugup menjawabnya.

"A-aman Pi"

"Nggak ada masalah kan?" Maminya ikut bertanya. Zaigham merasa diintrogasi.

Marriage ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang