08. Jangan Jatuh Cinta

2.6K 216 5
                                    

Hari-hari sulit untuk Miyaz baru saja dimulai. Satu bulan sebelum pernikahan ada banyak hal yang harus Miyaz lakukan. Diantara waktu yang mepet itu, mami Zaigham membuat Miyaz mengikuti kelas yang berbeda setiap harinya.

Seperti kelas kepribadian yang mengajarkan cara berjalan, bicara, duduk dan segala aturan bersosialisasi lainnya. Miyaz yang pecicilan agak sulit mengubah kepribadiannya yang harus seperti putri kerajaan.

Belum lagi kelas memasak dan yoga yang sangat dibenci Miyaz.

Miyaz harus bangun setiap pukul lima pagi. Jika dia tidak bangun maka kamarnya akan dibuka paksa oleh pelayan yang mami Zaigham kirimkan untuk tinggal bersamanya.

Miyaz benar-benar lelah. Dia memang tidak perlu menyiapkan apapun. Bahkan segala hantaran untuk pihak pria pun mami Zaigham yang menyiapkannya.

Entah ini berkah atau tidak, tapi wanita itu jelas tidak mau menerima apapun dari Miyaz.

Mami Zaigham menemani Miyaz fitting baju, sebab tidak ingin Zaigham yang bersama Miyaz. Seolah menciptakan jarak, Zaigham tak diizinkan dekat dengan Miyaz.

Bahkan baju pernikahan maupun lamaran yang akan digelar lusa pun mami Zaigham sendiri yang menyiapkan. Miyaz tidak diberi kebebasan untuk memilih.

"Seneng ya kamu berhasil menjebak anak saya? Tapi jangan pikir kamu menang, saya bakal ngawasin kamu!" katanya tiba-tiba di ruang tunggu butik.

Miyaz memutar bola matanya. Mami Zaigham adalah tipe orang tua yang akan melempar uang untuk pacar anaknya agar menjauh. Mengerahkan segala cara avar anaknya jauh dari orang-orang yang tidak selevel baginya.

Tapi Miyaz bukanlah gadis lemah yang akan menangis meski disiram air dan gepokan uang. Juga bukan gadis yang akan menolak uang itu dan pergi sambil meratapi nasib.

Miyaz justru akan meminta lebih, menguras sampai habis baru mau meninggalkan. Hey, dunia ini pahit. Segalanya butuh uang. Jadi jika hanya dilempar uang miliaran mungkin akan habis dalam sekejap hanya untuk membeli tas mewahnya saja.

"Kalau anak Tante nanti jatuh cinta sama saya, Tante juga nggak bakal bisa apa-apa," jawab Miyaz tak mau kalah.

"Mimpi ya kamu? Zaigham tidak akan jatuh cinta sama perempuan seperti kamu!"

Benar-benar pedas mulut Rihana ini. Mungkin jika Miyaz adalah gadis menye seperti karakter di melow drama, akan menangis tersedu-sedu diperlakukan seperti itu.

"Kamu jangan berharap ada malam pertama seperti di drama sampah kamu itu ya. Saya akan buat kalian pisah kamar. Anak saya nggak bakal nyentuh kamu," katanya lagi.

Bahkan keposesifan mami Zaigham ini makin berlebihan dengan melarang Miyaz menyimpan nomor anaknya. Tapi Rihana tidak tahu siapa calon menantunya. Miyaz Damara dengan segala sifat liciknya, sudah pasti selalu berhasil mendapatkan yang dia inginkan.

Sopir Zaigham jadi korban perampokan nomor telepon oleh Miyaz. Bahkan pagi ini Miyaz sudah mengirim pesan beruntun pada pria kaku berkacamata itu.

Miyaz mengernyit, "Kenapa harus pisah kamar kalau udah sah? Zaigham gay?" tanya Miyaz tanpa beban. Membuat mami Zaigham melotot.

"Sembarangan!" Terlalu lebarnya mata itu membeliak, Miyaz sampai takut netra itu lompat dari tempatnya.

"Oh berarti impoten," Miyaz masih tidak berhenti menggoda. Biar wanita paruh baya itu makin menggila.

"Dijaga ya mulut kamu! Maksud saya, kamu tidak selevel dengan Zaigham."

"Ayam geprek kali ah pake level-levelan. Lagipula apa nggak kebalik Tante? Zaigham yang nggak masuk selera saya," Miyaz dan segala rasa percaya dirinya.

Marriage ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang