21. Resleting

3.7K 197 45
                                    

Jam masih menunjukkan pukul delapan malam, tapi jantung Miyaz sudah berdegup bukan main.

Zaigham satu jam lagi pulang dari kantor, pria itu sudah pamit untuk telat karena ada sesuatu yang penting.

Miyaz jelas sudah mandi. Sudah luluran. Sudah membersihkan si Mawar juga dari semak belukar. Karena hari ini Miyaz sudah selesai dari menstruasinya.

Artinya bisa melanjutkan segala hal yang tertunda. Dia ingat malam pertamanya gagal di saat percobaan yang pertama gara-gara dia yang terlalu parno.

Lalu percobaan kedua gagal juga karena dirinya yang ternyata mendapat tamu bulanan. Maka percobaan ketiga ini jelas tidak boleh gagal lagi.

Miyaz sudah benar-benar siap dieksekusi oleh Zaigham. Dia juga sudah menonton video untuk pembekalannya. Agar ketika bertemu Maskulin tangannya tidak kagok. Huft, Miyaz merasa bangga pada dirinya atas segala persiapan yang sudah dia lakukan.

Tapi tetap saja kecemasan dan gugupnya tidak bisa dia sembunyikan. Satu liter air hampir tandas untuk meredakan nervous-nya.

Ok stop, dia tidak ingin membuat kesalahan lain. Seperti mengompol di tempat tidur bahkan sebelum Mawar dan Maskulin bertemu.

Jadi mari duduk dengan tenang dan anggun.

Untuk mengalihkan fokusnya Miyaz mainkan ponselnya. Melihat kontak Zaigham dan foto profil pria itu.

"Ganteng juga suami gue, emang nggak salah pilih,"—maksudnya nggak salah milih kaki ketika di klub. Untung kaki Zaigham yang dia gelendoti, bukan gadun tua bau tanah. Karena kalau salah, mungkin akan lain ceritanya.

Lama tenggelam dalam pikirannya, Miyaz tidak sadar bahwa mobil Zaigham sudah berada di pelataran.

Segera dia lempar ponselnya yang sudah tidak lagi berharga dibanding Zaigham Ganendra.

Miyaz rapikan sedikit gaun tidurnya yang berbahan satin. Gaun yang dipilihkan Zaigham langsung untuk mahar pernikahan mereka.

"Welcome home, Tuan muda Zaigham," sapanya kelewat riang.

"Malam Inem," canda Zaigham. Entah sadar atau tidak, tapi perlahan dia mulai ketularan istrinya.

Seketika kaki Miyaz menghentak, "Ish Gam!"

"Bercanda," lalu Zaigham rentangkan tangannya untuk memeluk Miyaz. Tapi Miyaz menolak.

"Mandi dulu," kata Miyaz.

"Jadi nggak mau dipeluk?"

Miyaz menggeleng dan berbisik, "Buruan mandi, aku udah kangen Maskulin."

Kontan Zaigham tertawa, "Jadi udah nggak dapet?"

"Udah tanggal hijau!"

Tapi Zaigham yang tiba-tiba memeluknya erat, "Kalau gitu bisa sekarang dong?"

"Udah nggak sabar banget ya?"

"Menurut kamu?"

"Ya aku kan nggak tahu."

"Satu bulan penuh saya mandi air dingin terus gara-gara kamu Miyaz."

"Hah?"

"Sejak percobaan pertama kita gagal, kamu pikir pikiranku langsung bisa bersih? Saya terbayang kamu terus."

Lalu Miyaz mencubit suaminya. "Kamunya aja yang mesum!"

"Nggak apa-apa, sama istri sendiri kan?"

Miyaz peluk lagi Zaigham.

"Gam, kamu nanti butuh obat kuat nggak?"

Zaigham mengerutkan alisnya, "Kamu ngeremehin saya?"

"Nggak gitu, tapi Mamaku kemarin bawain jamu."

Marriage ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang