Zaigham dan seluruh staf agensi Miyaz mungkin sesang uring-uringan karena mengira dirinya liburan. Mencari cara agar Miyaz cepat kembali dan membereskan segala kegaduhan yang sudah dia timbulkan.
Mengingat sebagaimana berpengaruhnya keluarga Ganendra, Miyaz seolah tidak kenal takut. CEO agensi Miyaz sudah memerintahkan Dwi untuk membawa Miyaz pulang bagaimana pun caranya. Karena Zaigham tidak akan main-main dengan ucapannya.
Jangan tanya bagaimana kondisi Dwi, sebab perempuan yang mendadak ditugasi sebagai manajer baru Miyaz itu langsung ingin resign dari pekerjaannya saat Miyaz masih tidak bisa dihubungi.
Namun sebenarnya Miyaz tidak sedang berlibur. Orang-orang salah mengira.
Miyaz mendatangi kampung halaman Saputra, yaitu Lombok. Untuk mencari keberadaan pria bajingan itu.
Tapi ketika sampai di sana Miyaz tetap tidak menemukan pria itu. Lantas di mana Saputra?
Apa mungkin sedang berlayar di atas kapal pesiar sembari menikmati aset Miyaz yang dibawa kabur?
Sialan. Gara-gara pria itu hidup Miyaz jadi runyam. Ditambah masalah video itu yang masih terus memanas. Mungkin wartawan kini sedang menyerbu apartemen yang juga harus Miyaz lepas sebentar lagi.
Uang tidak ada, tawaran iklan ditarik. Proyek film dan sinetron dibatalkan. Apalagi yang harus Miyaz lakukan untuk mengembalikan semuanya?
Rasanya hampir gila. Miyaz tidak berbohong jika dia takut miskin.
Membayangkan dirinya harus kelaparan dan tinggal di kos-kosan sempit benar-benar membuatnya trauma.
Pulang ke kampung halaman juga malu karena gagal menjadi artis karena ditipu. Belum lagi gosip di kampungnya tentang ia menjual diri, benar-benar hal yang buruk.
Miyaz yang jarang sekali pergi seorang diri bahkan memberanikan diri ke tempat asing yang tak pernah dipijaknya. Melakukan pencarian kepada Saputra yang ternyata tidak mudah.
Panas terik yang selalu dia hindari kini diterjangnya. Sampai dia lelah berjalan tanpa arah. Miyaz memutuskan untuk istirahat.
Namun langkah kakinya membawa Miyaz ke sebuah pantai. Cahaya matahari yang hampir tenggelam membuatnya tertegun.
Tujuh tahun lalu Miyaz juga adalah orang yang sama putus asanya dan menangis di pinggir pantai.
Lalu pria asing mendatanginya. Menghiburnya.
Miyaz kini menyesal, kenapa dulu tidak berkenalan? Bagaimana kabar pria itu sekarang?
Apakah dia sedang frustasi seperti Miyaz? Apakah dia masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya?
Kalau ada kesempatan, gantian Miyaz yang akan menghiburnya.
Tapi kapan?
Bahkan kini masalah Miyaz jauh lebih rumit. Tapi setidaknya ucapan pria itu masih terngiang di benak Miyaz.
"Langitnya indah, sayang sekali jika tidak dilihat."
Kali ini Miyaz menatapnya. Menyaksikan matahari yang mulai menghilang. Miyaz baru menyadari bahwa waktunya sudah banyak terbuang untuk kerja kerasnya yang bahkan tidak bisa lagi dia nikmati.
Dia mengabaikan bagaimana keindahan yang Tuhan lukiskan melalui alam. Mungkin Miyaz lupa bersyukur hingga Tuhan mengambilnya kembali.
Mungkin ini memang salahnya. Dia terlalu serakah mengejar dunia yang fana hingga Tuhan menegurnya.
Miyaz pejamkan mata. Senja membuatnya mengintropeksi diri. Dengan sedikit rasa optimis yang dia punya, Miyaz yakin dia bisa melalui semuanya. Meyakini bahwa kalimat 'ada pelangi setelah badai' itu menjadi nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Zone
RomanceMiyaz Damara adalah nama yang tak asing bagi penduduk negeri ini. Artis cantik yang sarat akan sensasi. Tiap gerak-geriknya selalu mengundang kehebohan. Berbanding terbalik dengan Miyaz yang sering mendapat cibiran, Zaigham, adalah seorang politikus...