Miyaz tidak tahu bagaimana cara menghadapi Zaigham setelah insiden gagal unboxing itu. Bukan karena dia malu, tapi lebih tepatnya takut sebab Zaigham terlihat masih marah padanya.
Ketika Miyaz bangun di pagi hari dia tidak menemukan Zaigham di sisinya maupun sofa sebelah ranjang. Pria itu pergi ke kantor tanpa membangunkannya.
Mamanya bahkan bertanya kenapa Zaigham tak menunggu mereka sarapan bersama, Miyaz beralasan jika suaminya ada meeting penting jadi berangkat lebih awal. Mana mungkin dia jujur jika mereka marahan gara-gara gagal malam pertama kan? Malu!
"Zaigham berangkat pagi pasti semalam karena tidurnya enak, eh nyenyak kan Yaz?" ujar mama Miyaz saat mereka berbincang di taman belakang sambil minum teh.
Miyaz meringis. "Iya, Ma," --enak banget Ma, kalau nggak gagal, mulut aku emang anjing.
"Semoga bulan depan ada kabar baik ya?"
Miyaz pun berharap bergitu. Semoga tak ada talak yang Zaigham berikan karena dirinya gagal menjalankan kewajiban.
Zaigham pulang larut malam bukan karena sengaja, melainkan pekerjaannya benar-benar sibuk sejak dia membuka bisnis baru berupa agen properti.
Pekerjaan sampingannya yang baru dia benar-benar tekuni belakangan, bahkan papi dan maminya tidak tahu.
Seharian rapat membuat leher Zaigham terasa kaku, belum lagi pileknya yang makin parah. Mungkin sebentar lagi dia akan demam.
Ya, kalian tahu semua ini karena wanita yang tidur terlelap dengan wajah polos itu. Wanita polos yang membuat Zaigham mandi air dingin di tengah malam.
Wajahnya saat tidur memang imut, tapi lain cerita saat dia bangun. Dijamin bukan hanya demam, Zaigham bisa langsung terkena tipes.
Miyaz tidur lebih dulu karena kelelahan menunggu Zaigham yang tak kunjung pulang. Namun tidurnya terusik saat dia dengar suara orang menggigil.
Miyaz duduk dan mengucek matanya. Melihat sang suami meringkuk di sofa dengan selimut tebal. Tubuhnya terlihat menggigil.
Merasa ada yang tak beres Miyaz mendekat. Menyentuh dahi Zaigham.
"Ya ampun Gam, kamu demam!" mendengar suara Miyaz serta sentuhan tangan wanita itu di dahinya, Zaigham menyipitkan mata.
"Kamu terbangun?"
"Kenapa kamu tidur di sofa sih bukannya ranjang?"
"Saya takut kamu tertular," jawab Zaigham dengan menggigil kedinginan.
"Persetan sama ketularan Gam, kesehatan kamu lebih penting!"
"Saya nggak mau kamu sakit."
Seketika Miyaz terdiam. Zaigham mengkhawatirkannya. Pria itu peduli padanya. Lantas mengapa sejak semalam hingga hari ini dia menghindar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Zone
RomansaMiyaz Damara adalah nama yang tak asing bagi penduduk negeri ini. Artis cantik yang sarat akan sensasi. Tiap gerak-geriknya selalu mengundang kehebohan. Berbanding terbalik dengan Miyaz yang sering mendapat cibiran, Zaigham, adalah seorang politikus...