15. Hadiah untuk Mertua

3.2K 212 25
                                    

Semenjak kejadian keramat handuk melorot Zaigham itu, Miyaz benar-benar trauma. Miyaz menangis histeris dan Zaigham kebingungan bagaimana cara menenangkannya.

Sungguh ini pertama kalinya Miyaz melihat 'Cacing Besar Alaska' itu secara langsung, walau pernah melihatnya di blue film namun tetap saja wujud nyatanya jadi jauh lebih mengerikan.

Membayangkan benda itu menerobos dirinya membuat Miyaz bergidik sendiri. Sifat ganjen dan gatalnya seketika menghilang tergantikan rasa malu dan takut.

Zaigham berpakaian secara asal dan menenangkan Miyaz yang meringkuk di atas kasur. Jadi canggung, Zaigham juga bingung apa yang harus dilakukannya.

Padahal ini semua salah Miyaz kan? Coba kalau wanita itu tidak menyembunyikan kacamata Zaigham, pasti dia juga tidak akan balik mengerjai.

Coba Miyaz tidak menindihnya, pasti handuknya juga tidak akan melorot.

Tapi mau menyalahkan bagaimana lagi kalau wanita itu justru histeris.

"Miyaz, maafkan saya. Kejadian itu tanpa sengaja. Saya tidak ada niat bertindak mesum atau melecehkan kamu," tutur Zaigham tapi Miyaz masih menangis.

Duh, harus membujuk seperti apa? Zaigham tidak tahu cara menenangkan wanita. Masa iya harus ditawari es krim? Seperti anak kecil dong? Tapi Zaigham tetap mencobanya.

"Miyaz, tolong tenang, kalau kamu menangis seperti itu petugas hotel bisa ngira saya jahatin kamu. Gimana kalau kita jalan-jalan di luar sambil beli es krim?"

Ini memang ajakan konyol, tentu saja Miyaz tidak akan--

"Aku mau es krim stoberi," jawab Miyaz masih dengan wajah sembabnya.

Loh, beneran diam? Zaigham mengerjabkan mata. Antara percaya dan tidak. Semudah ini membujuk Miyaz?

Tapi syukurlah, artinya dia tidak perlu pusing lama-lama.

"Iya, kamu beli sama tokonya juga tidak masalah," bukan mau sombong, tapi Zaigham memang mampu jadi sekalian juga Miyaz menyeletuk.

"Aku juga pengen sepatu," Miyaz mengerjap sok polos. Memanfaatkan Zaigham di saat seperti ini memang ide bagus.

Zaigham mendengus, harusnya sejak awal Miyaz bilang saja kalau nangis karena ingin sepatu, bukan karena takut burungnya. Kan jadi Zaigham tidak perlu bingung cara untuk membujuk?

"Pakai jaket kamu," suruh Zaigham pada Miyaz. Wanita itu segera melompat girang dari ranjang dan membuat Zaigham geleng kepala.

Dia ambil kunci mobil sewaannya dan membawa Miyaz ke tempat yang wanita itu inginkan.

Ini pertama kalinya Zaigham menemani Miyaz berbelanja, wanita itu terlihat kalap atau memang boros uang. Sudah tiga pasang yang dia pilih, katanya untuk dua sahabatnya juga. Zaigham tidak protes sama sekali.

Selesai berbelanja, mereka menuju pantai untuk menikmati malam dan es krim yang Zaigham janjikan.

Miyaz membeli dua es krim yang dia bawa di tangan kanan dan kirinya. Sedangkan Zaigham tidak berminat membeli. Dia tidak terlalu suka makanan manis, kata dokter pribadinya, Zaigham harus menjaga kadar gulanya. Jadi dua tangannya dia gunakan untuk menenteng tas belanja Miyaz.

Marriage ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang