Zaigham dan Miyaz hanya menginap satu malam di Palembang. Besok paginya setelah bangun, keduanya segera bergegas untuk kembali.
Mama Miyaz yang melihat anak dan calon mantunya keluar dari kamar berbeda sedikit menyipitkan matanya. Dia lihat Zaigham sudah rapih dengan setelah jasnya, begitupun dengan Miyaz yang cantik dengan dress dan sweater coklatnya.
Namun mata wanita paruh baya itu sedikit memicing melihat Miyaz yang berjalan agak pincang seolah menahan sakit. Dia tersenyum, 'Zaigham benar-benar buas' pikirnya.
"Kamu kenapa Yaz? Perutnya sakit atau mual?" tanya mama Miyaz membuat sang anak menggeleng.
"Enggak, ini kaki aku sedikit sakit," jawab Miyaz. Lalu Zaigham dengan cekatan menarik kursi meja makan agar wanita itu bisa duduk.
Senyum mama Miyaz makin merekah. Sepertinya Zaigham memang pria yang tepat dan bertanggung jawab pada anaknya. Maka sudah kredit lebih dulu pun tidak masalah.
Katakan dia memang orang tua yang aneh. Anaknya hamil duluan namun tak merasa marah sama sekali. Malah makin senang cucunya akan cepat lahir.
"Oh jadi Zaigham kerjanya sambil berdiri?" Mama Miyaz berpikir jika anaknya pincang karena ulah Zaigham yang menggunakan gaya berdiri. Mungkin agar tidak menindih perut Miyaz.
"Kerja? Nggak juga Ma, kemarin duduk terus. Di teras bahkan," Miyaz lihat Zaigham yang hanya diam. Sepertinya mereka berdua menganggap maksud kerja ya kerja secara harfiah. Bukan makna ganda yang dipikirkan mama Miyaz.
"Jadi di teras juga?" Mama Miyaz agak terkejut, sungguh brutal sekali mereka.
"Pantes Mama lihat sandal dan tablet Zaigham ketinggalan," lanjutnya.
"Iya itu Zaigham gendong aku masuk"
Lalu ibu Miyaz lirik Zaigham, "Jangan terlalu semangat Nak Zaigham, tunggu halal dulu. Mama memang nggak masalah, tapi takutnya kalian digrebek tetangga."
Miyaz mengerut, sejak kapan bekerja di teras dan membantunya untuk berjalan akan digrebek tetangga?
"Tapi saya hanya membantu Miyaz, Tante," jawab Zaigham akhirnya.
"Lain kali jangan dibantuin kalau di tempat umum," mama Miyaz masih berusaha menahan tawanya. Jadi anaknya yang maniak ya?
"Terus Mama mau aku kesakitan gitu? Jahat banget masa nggak dibantuin," protes Miyaz.
Dan kesalahpahaman pembahasan tersebut terus berlanjut.
"Ya ampun ya ditahan Yaz, masa gitu aja sakit? Mama nih janda 20 tahun buktinya tahan," celetuk mama Miyaz.
"Hah?" Miyaz kebingungan. Apa hubungannya kakinya yang keseleo dengan ibunya yang janda?
"Maksud Mama apa sih?"
"E-enggak, udah ayo makan"
Miyaz melirik Zaigham lagi, pria itu malah mengangkat bahunya. Ikut tidak paham.
Akhirnya mereka menikmati sarapan. Setelah itu Miyaz dan Zaigham berpamitan untuk kembali ke Jakarta.
Mereka menuju bandara dengan menggunakan taksi. Zaigham memasukkan koper Miyaz ke dalam bagasi. Berangkat kemarin Miyaz hanya membawa satu koper, namun saat kembali justru bertambah satu koper lagi yang berisi oleh-oleh dari mama Miyaz.
Setelah selesai dengan tugasnya, Zaigham juga membukakan pintu mobil. Tahu bahwa lengan Miyaz masih sakit. Namun perlakuan manis Zaigham tidak berhenti di sana, pria itu juga memasang seatbelt untuk Miyaz.
Karena hal itu Miyaz sampai menahan napasnya.
'Calm Miyaz, Zaigham melakukannya karena di depan Mamamu' begitu batin Miyaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Zone
RomanceMiyaz Damara adalah nama yang tak asing bagi penduduk negeri ini. Artis cantik yang sarat akan sensasi. Tiap gerak-geriknya selalu mengundang kehebohan. Berbanding terbalik dengan Miyaz yang sering mendapat cibiran, Zaigham, adalah seorang politikus...