22. Mawar dan Maskulin

4K 226 39
                                    

Miyaz kembali mengingat kalimat Letizia tentang pengalaman pertama yang tak akan sakit jika pasanganmu sangat ahli.

Jadi kini Miyaz benar-benar mengalaminya. Tak ada sakit sedikitpun yang Zaigham timbulkan. Dia hanya melenguh dan merasakan sesuatu yang tak bisa digambarkan.

Zaigham di atasnya memejamkan mata, pria itu tampak menikmati kegiatan mereka. Pertama kalinya Miyaz melihat Zaigham berekspresi seperti itu. Ketika Miyaz mengecup bibir Zaigham, pria itu membuka matanya dengan tatapan sayu.

Aroma tubuh dan keringat mereka telah bercampur. Miyaz mengeratkan pelukan ketika Zaigham mempercepat gerakannya.

Miyaz kembali mendesah saat dia merasakan sensasi itu, nyawanya serasa ditarik ke awang-awang. Zaigham yang mengetahuinya memberikan jeda pada Miyaz untuk menikmati putihnya.

"Udah? Saya boleh gerak lagi?"

Mata Miyaz terbuka lagi dengan napas tersengal, dia mengangguk, "Kiss me," pintanya dan dengan senang hati Zaigham memberinya.

"Hahh... ssshhh, Miyaz," Zaigham turut sampai sembari dia gigit kuat dada istrinya, mau tak mau Miyaz juga kembali meraih putihnya. Zaigham benar-benar membuat kewarasannya hilang sepenuhnya.

"Istirahat bentar Gam, aku capek."

Zaigham menuruti namun tak melepaskan diri. Miyaz mendongak ke arah jam di dinding, kini sudah pukul tujuh malam. Mereka bergelut mulai dari jam selesai makan siang.

Benar-benar sinting. Kekacauan ruangan Zaigham telah menjelaskan bagaimana kegilaan mereka. Mulai dari sofa, kursi kerja bahkan meja besar tempat Zaigham biasanya melakukan pekerjaan.

Bukan hanya berantakan, tapi jejak itu sudah tidak terhitung lagi banyaknya.

"Ini gimana bersihin ruangan kamu Gam, kacau banget," kata Miyaz sembari mengelus pipi Zaigham yang bersandar di dadanya.

"Saya yang bersihkan, kamu tidak perlu khawatir."

"Iyalah, kalau kamu nyuruh asisten atau cleaning service, udah jelas gimana respon mereka pas tahu Bapak De.Pe.eR mereka yang terhormat dan bersahaja ini melakukan hal tak terpuji di ruangannya."

Zaigham mendongak sedikit, "Kok nggak terpuji? Kan kita dalam usaha mendatangkan makhluk menggemaskan?"

Miyaz mengerjab, "Gam, ini jiwa kita nggak tertukar kan? Kok aku ngerasa kamu lebih mirip aku daripada aku sendiri?"

Zaigham tersenyum, "Iya juga, apa ini karena sindrom Mawar? Maskulinku tertular sepertinya Miyaz, gimana dong?"

Duh, benar-benar sudah menyerupai Miyaz kegesrekan Zaigham saat ini, padahal mereka masih satu bulan menikah. Doakan mami Zaigham tak jantungan jika melihat perubahan anaknya nanti.

"Kalau begitu harus disembuhkan," Miyaz menggoyangkan dirinya sendiri, membuat sesuatu yang sudah lemas kembali bangun.

"Jadi nggak mau pulang ya kamu? Jangan salahkan saya kalau besok nggak bisa jalan."

"Kan aku bisa minta gendong kamu."

Baru mereka mau berciuman, tiba-tiba ruangan Zaigham diketuk.

"Pak, Pak Zaigham di dalam?" itu suara dari asisten Zaigham.

"Bapak baik-baik saja? Pak tolong jawab saya," tampaknya asisten Zaigham khawatir karena sang atasan tak kunjung keluar dari ruangan sejak siang. Dia takut Zaigham ternyata pingsan di dalam.

"Gam, ini Mami, kamu baik-baik aja?"

Duar!!!! Mampus kuadrat ini namanya, kenapa ada ibu mertua Miyaz di sini? Makin panik mereka.

Marriage ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang