04. Terlanjur Kecewa

3.7K 183 12
                                    

Di dalam taksi, Fatimah menatap kosong ke jendela samping. Dia sungguh sangat terkejut dengan apa yang telah di lakukan sang suami di belakangnya.

Sudah berapa lama sang suami dengan Nayla berhubungan? Dan sudah berapa banyak dirinya telah di bohongi oleh Akhtar?

Apa dia ini seperti wanita bodoh di mata suaminya? Wanita bodoh yang mudah sekali di tipu olehnya.

Apakah benar tadi adalah suaminya? Suaminya yang mempunyai iman seperti benteng baja?

Kenapa suaminya itu begitu tega dengan dirinya? Kenapa? Tak pedulikah Akhtar akan perasaannya ini? Tak terpikirkan kah seberapa hancurnya dia saat ini?

Kenapa Akhtar sampai melakukan itu? Apakah karena Fatimah belum bisa memberikan keturunan? Atau karena Fatimah tak cantik dan tak bisa melayani suaminya itu dengan baik? Apakah cinta Akhtar padanya itu sudah hilang?

Fatimah terisak di tempatnya. Dia memang bukan seorang istri yang sempurna. Dia bahkan tak bisa memberikan keturunan untuk suaminya itu. Mungkin, itulah alasan sang suami berpaling dari dirinya.

Rasa percaya yang semulanya utuh sekarang sudah hancur tak terbentuk. Dia sungguh terlanjur kecewa akan perbuatan sang suami.

Allah. Kenapa ujian rumah tangganya seberat ini? Sanggupkah dia menghadapinya? Sanggupkah dia menerima semuanya dan berbagi suami dengan Nayla?

Iya. Karena bagaimanapun, Akhtar harus bertanggungjawab pada wanita itu kan? Apalagi Nayla sampai hamil anaknya Akhtar.

Fatimah menggelengkan kepalanya pelan. Tidak. Dia tak sanggup jika sampai di madu. Dia lebih memilih bercerai dengan Akhtar dari pada harus berbagi suami dengan wanita lain. Apalagi wanita itu tengah mengandung.

Dia sungguh tak menyangka jika suaminya sampai berbuat kotor seperti itu. Dan sikapnya tadi, seolah-olah Akhtar tak merasa bersalah sama sekali tentang apa yang sudah pria itu perbuat.

"Maaf mbak. Ini mbaknya mau di antar ke mana ya?" tanya sopir taksi menyadarkan lamunan Fatimah.

Sebenarnya, sopir taksi itu ingin bertanya kenapa penumpangnya itu menangis. Tapi dia urungkan karena tak ingin ikut campur urusan orang lain.

Setiap orang mempunyai privasi. Tak perlu lah terlalu kepo dengan urusan mereka. Toh, yang menjalaninya juga mereka kan? Bukan kita?

Fatimah mengusap air matanya dengan kasar. Dia menoleh ke depan. Memikirkan tempat yang kira-kira dapat menenangkan hatinya.

"Ke masjid terdekat saja pak," ucapnya dan di angguki oleh pria paruh baya itu.

***

Di lain tempat, Akhtar sekarang telah kehilangan jejak Fatimah. Pria itu frustasi sendiri. Tak tahu harus mencari istrinya itu kemana.

Tak mungkin Fatimah pulang ke rumah. Karena tadi dia sudah menelpon satpam rumahnya tapi hasilnya nihil. Istrinya itu tak ada di rumah.

Akhtar menepikan mobilnya. Dia lalu mencoba menelpon istrinya itu.

Panggilan pertama. Tak di angkat.

Panggilan kedua. Di reject.

Panggilan ketiga. Malah suara operator yang terdengar.

Baiklah. Akhtar menyerah. Percuma dia menelponnya berkali-kali jika hasilnya tetap saja sama. Istrinya itu tak akan mau mengangkat telponnya.

Akhtar mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sungguh tak tahu lagi harus mencari Fatimah di mana.

Mengingat lagi kejadian tadi membuat dia benci dengan dirinya sendiri. Sungguh. Dia telah berdosa karena membuat istrinya itu menangis.

Allah. Kenapa harus sekarang Fatimah tahu akan kebenarannya? Dia masih belum siap.

Belum siap untuk menceritakan semuanya. Belum siap untuk menghadapi situasi ini. Dan belum siap untuk memikirkan konsekuensi terburuknya.

Akhtar menggelengkan kepalanya. Tidak. Dia tak akan mungkin bercerai dengan Fatimah. Sampai kapanpun. Tak akan pernah.

Sungguh, dia sangat mencintai istrinya itu. Benar-benar cinta yang tulus. Cinta karena Allah. Tak terbayangkan jika nanti dia berpisah dengan Fatimah.

Wanita yang menemaninya selama 4 tahun ini. Makmumnya selama 4 tahun ini. Istri shalihahnya yang selalu melayaninya dengan sangat baik. Dan bidadarinya di surga kelak. Aamiin.

Tak terasa setetes air mata keluar di ujung mata kirinya. Akhtar dengan cepat langsung mengusapnya. Ah, kenapa dia sangat cengeng jika menyangkut dengan Fatimah? Segitu cintanya kah dia?

Akhtar terkekeh pelan. Jika Fatimah tahu dia menangis begini, pasti istrinya itu akan mengejeknya habis-habisan. Dan berakhirlah dirinya yang mengejar Fatimah untuk menggelitiki wanita itu.

Istrinya itu memang sangat tahu bagaimana membuat dia tertawa. Melupakan sejenak masalah yang menerpanya.

Akhtar lalu menatap langit yang mendung dari dalam mobil. Seakan-akan, semesta seolah ikut merasakan kesedihan mereka.

Tetes demi tetes air jatuh dari langit. Membasahi bumi ini akan salah satu kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Melihat itu, Akhtar lalu mengangkat kedua tangannya.

اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً

Artinya : "Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat."

Dia lalu mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajah. 

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan : Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.”

Sumber :  https://rumaysho.com/1695-turun-hujan-berdoa.html

Setelah itu, Akhtar menatap ke depan. Dilihatnya hujan yang semakin deras. Membuat pria itu semakin mengkhawatirkan istrinya.

Sebenarnya, kemana Fatimah pergi? Apa ke rumah Abi? Iya. Panggilan "Abi" itu adalah untuk ayah Fatimah, mertuanya.

Tapi sepertinya itu tak mungkin. Mengingat rumah Abi yang berada di luar provinsi, yaitu di daerah Yogyakarta. Rasanya mustahil jika Fatimah ke sana sendirian.

Ya Allah, bantu lah hamba untuk menemukan Fatimah. Bantu lah hamba untuk segera menyelesaikan masalah ini. Jagalah istrinya itu di manapun dia berada. Dan berikanlah hamba kemudahan dalam menjalani segala urusan di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

Akhtar lalu melajukan mobilnya. Memutuskan untuk kembali mencari istrinya. Tak peduli akan hujan yang sangat deras. Yang di pikirannya sekarang hanya satu, yaitu Fatimah.

***

____________

Next?
Vote dan comment dulu yaa!🤗
Jazakumullahu khairan ❤️

Langit QalbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang