prolog ✔

1.2K 237 101
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW
INSTAGRAM AUTHOR
@banana_offici

JANGAN LUPA FOLLOWINSTAGRAM AUTHOR@banana_offici

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

"BUNDA!"

"Nenek bunda mau kemana?," tanya seorang geisya kecil yang sedang menangis sesegukan sembari duduk di teras depan rumah.

"Bunda pergi bawa koper banyak?."

Wanita yang di sebut sebagi nenek nya hanya bisa menggeleng, menandakan bahwa wanita itu tidak tahu ibu dari gadis kecil ini ahan kemana, ia lantas membawa geisya kecil ke dalam pelukannya.

"Masuk yuk sayang, di luar dingin," ajak wanita yang sedari tadi memeluk geisya kecil yang masih terduduk di teras.

Geisya hanya menggeleng, ia ingin menunggu bunda nya pulang!, ia bertekad supaya bunda nya tidak akan bersikap seperti ayah nya, dan juga adik nya yang meninggalkan nya.

"Geisya sayang, yuk sama bibi," ucap seorang wanita yang datang dari dalam rumah.

Geisya mendongak, melihat sang bibi yang berada di depannya.
tangannya di rentangkan meminta untuk di gendong.

Wanita itu tersenyum, dan dengan senang hati menggendong keponakan nya yang sedari tadi menangis.

Membawa geisya yang masih sesegukan kedalam rumah, geisya kecil hanya bisa menyembunyikan wajah nya di ceruk leher sang bibi sembari terisak pelan.

Membuka kamar milik geisya dengan perlahan, membaringkan geisya di tempat tidurnya.

"Bibi," pangilnya sembari mengucek matanya.

"Kenapa sayang?" jawab sang bibi.

"Jangan di kucek, nanti sakit matanya."

Geisya kecil mengangguk mendengarnya, ia mendudukan dirinya di depan bibi nya.

"Bunda juga pergi kaya ayah sama ade?."

Mendengarnya tubuh sang bibi seketika menegang, bingung untuk menjawab pertanyaan ini.

"Enggak sayang, bunda pasti pulang," ucapnya dengan nada yang bergetar, tangan nya terangkat untuk mengelus surai legam milik geisya.

"Sekarang geisya istirahat ya," ujar bibi.

Geisya mengangguk, dan mulai merebahkan tubuhnya.

Bibinya masih setia menemaninya hingga teridur, tangan nya masih aktif mengelus rambut geisya walaupun sang empu sudah tertidur.

Pupil matanya mulai bergetar, perlahan air mata mengaliri pipinya, wanita itu menangis dalam diam.

Menatap geisya kecil yang tertidur dengan wajah polos nya.

Ia menganggukkan wajahnya, bertekad akan mengurus geisya hingga sukses nanti.

Tidak peduli dengan konsekuensi yang akan ia terima.

DIARY GEISYA  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang