HAPPY READING♡
___________________________________________Seminggu pun berlalu dengan sangat cepat, tak di sangka masa masa nya ia bersantai telah habis.
Ia juga kepikiran akan sekolah, tapi tenang tugas tetap ia kerjakan.
Pasalnya ia tidak ingin bertemu dengan pemuda itu untuk beberapa waktu kedepan ini.
Dari pihak rumah sakit pun mengizin kan ia untuk sekolah dengan catatan selalu berhati hati kepada tangan nya.
Bunda juga terus mengatakan untuk selalu berhati hati, kapan pun dan dimana pun.
Jian dan naura juga selalu menanyakan kapan dirinya akan masuk sekolah.
Dan kali ini ia akan masuk sekolah walaupun untuk memasukan gips ke dalam seragam agak sedikit sulit untuk nya.
Tapi tenang, semua persiapan ia sekolah berjalan dengan lancar, ia juga berangkat bersama jian.
Dan sesampai nya di sekolah, ia tidak cukup kaget untuk ini, ia sudah menduganya hal ini akan terjadi pada diri nya.
Yaitu jadi pusat perhatian warga sekolah.
Ia pun terus berjalan ke dalam kelas dengan mood yang berantakan, berbeda dengan jian dan naura.
Mereka sedari tadi cekikikan, ia tahu mereka berdua sedang meledek nya, tapi biarlah, ia sudah terlalu lelah dengan tingkah mereka berdua.
Tak lama bel pun berbunyi, mulai mengikuti pelajaran pelajaran yang sedang di terangkan oleh guru.
***
"Nih dari bunda" ujar jian sembari menaruh kotak makan di atas paha milik geisya.
Ya mereka bertiga sedang berada di taman belakang, tepat nya yang menjadi saksi bisu kelakuan geisya kepada gibran.
"Thanks" jian mengangguk dan kembali memakan sandwich yang sudah ia makan setengah nya.
Mereka bertiga memutuskan untuk makan siang di taman, di karenakan geisya yang menjadi pusat nya tatapan aneh dari para siswa.
"Seret nih gue" ucap naura sembari menatap jian.
"Gass" jian mengerti dan langsung bangkit dari duduk nya, "kita mau ke kantin dulu"
Geisya mengangguk dan membiarkan dua dugong itu pergi, ia membuka kotak makan yang di berikan oleh bunda.
Aaa.... ternyatan kimbab yang di bungkus oleh alumunium foil, untung saja makanan ini sangat praktis di makan.
Ia pun menikmati makan siang nya sembari menatap pohon rindang yang berada tak jauh dari tempat duduk nya.
"You okay?"
Geisya tersentak mendengar nya, pasalnya ia sedang fokus mengunyah dengan pikiran kosong.
Ia menoleh, dan ternyata gibran lah yang duduk di sebelah nya, ya pemuda yang ingin sekali ia hindari.
"You okay?" Sarkas gibran lagi sembari menatap geisya.
Ia mengangguk sembari kembali memakan kimbab yang berada di tangan nya.
Geisya menurunkan pandangan nya ketika gibran menaruh susu pisang di samping nya yang sudah tertusuk oleh sedotan
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY GEISYA [ON GOING]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! 'mengiklaskan suatu hal tidak lah mudah,harus ada pejuangan dan pengorbanan,tapi bagaimana jika orang yang kita hindari malah mendekat?,kejadian yang harusnya sudah di lupakan malah semakin membekas di ingatan?'. menulis seti...