happy reading♡geisya berjalan menelusuri trotoar trotoar yang di isi oleh
para pedagang kaki lima.naura dan jian sudah pulang duluan,karena geisya memaksa mereka berdua,ia ingin sendiri untuk malam ini.
mungkin sekarang naura sudah sampai di rumah.
geisya terus melihat keadaan sekitar,ramai bahkan sangat ramai.
kakinya terus berjalan tanpa henti,sampai di mana para pedagang itu tidak terlihat lagi,yang tersisa?,yang tersisa hanya trotoar yang di lengkapi dengan halte bus.
ia berhenti.
tubuhnya membeku seketika.
hatinya begitu sesak,
matanya mulai berkaca kaca,mengapa di saat geisya merasa capek ia harus menemukan orang yang ia rindukan tapi rasa bencinya begitu besar.ia hanya berdiri bak patung,ia terus memandangi satu objek yang membuat perhatiannya tertuju hanya pada objek
tersebut.geisya langsung menggelengkan kepalanya supaya pikiran pikiran yang berkecambuk di kepalanya hilang,ia langsung berjalan dengan cepat meninggalkan objek tersebut dengan kepala tertunduk,supaya sang objek tidak mengenalinya.
"geisya!"
suara seorang wanita itu membuat langkah geisya tercekat,air matanya pun tidak sanggup ia tahan lagi.
"ini bener ge-geisya kan?"
wanita itu mendekat ke arahnya,dan dengan lancangnya wanita itu menyentuh pundak geisya,dengan terpaksa
pun geisya membalikkan badannya."geisya!"orang itu langsung memeluk geisya dengan erat,sedangkan geisya hanya bisa menangis,tanpa membalas pelukannya.
"ge-geisya baik baik aja kan?"tangan wanita itu menyentuh pipi geisya.
geisya langsung menepis tangan wanita yang menyentuh pipinya.
"ge-geisya ini mamah nak"
"mamah?,anda bilang anda seorang mamah,mana ada orang tua yang tega ninggalin anaknya yang masih kecil!"geisya tak kuasa menahan tangisannya,
keadaanya sekarang kacau."ma-maafin mamah ya nak"wanita itu pun tak kuasa menahan tangisannya,ia merasa bersalah pada putri semata wayangnya.
geisya tak menanggapi itu,ia langsung berlari meninggalkan wanita yang kini sudah jatuh terduduk di jalanan trotoar.
geisya terus berlari,
persetanan dengan orang yang melihatnya aneh.geisya berhenti berlari,ia tak sadar kemana kakinya membawa pergi,
ia merasa asing dengan tempat ini,jempatan yang panjang dan sepi,ditambah lagi air sungai yang menggenang di bawah jembatan.pikirannya sudah sangat kacau,malam ini mungkin menjadi malam terburuk setelah malam kepergian adiknya.
kaki nya membawanya ke pinggiran pembatas jembatan,ia tidak bisa mengontrol semua ini.
ia lelah,dan merasa sesak jika mengingat jejadian tadi.
tanpa sadar tubunya mulai naik ke atas pembatas jembatan,ia tidak tau lagi harus bagaimana sekarang.
haruskah ia berdamai dengan keadaan atau sebaliknya.
setelah beberapa menit geisya berdiri di pembatas jembatan,tiba tiba saja tubuh nya tersungkur ke belakang.
jantung nya berdebar dengan keras dan cepat,tapi anehnya ia tidak merasakan sakit pada tubuhnya,mungkin hanya luka goresan kecil pada telapak tangannya.
"gila lo ya!,mau ngapain lo!"
"hah?"otak geisya masih berputar,memikirkan apa yang terjadi,ia benar benar merasa linglung sekarang.
tangan geisya di gapai oleh pemuda di
hadapannya,mungkin seumuran dengannya."kalo mau loncat jangan di sini,mendingan di laut biar sekalian di makan"
geisya hanya meringis mendengarnya.
geisya berdiri dengan sangat hati hati tubuhnya masih lemas,
karena kejadin yang belum lama tejadi.menarik nafas dalam untuk menenangkan pikirannya.
lelaki itu berjalan ke arah motornya dan langsung naik ke atas motor nya sambil memakai helm,"rumah lo dimana?"ujar lelaki itu.
"hah?"geisya masih saja tetap bingun dengan kelakuan lelaki di hadapannya.
"hah! hoh! hah! hoh!,gue nanya!"
"eee....di perumahan anyelir,jalan mawar nomer 23"lirih geisya tapi masih bisa di dengar oleh lelaki itu.
"naik"lelaki itu menyalakan mesin motornya.
"lo-lo mau anter-rin gue pulang?"tanya geisya dengan tatapan takutnya.
ia tidak berani menatap mata leleki di hadapannya,karena mata lelaki itu sangat tajam bagaikan elang.
"naik,atau gue tinggalin"
dengan sigap geisya berlari kecil ke arah motor sang lelaki,lalu menaiki motornya,ia terlalu takut kalau sendian di tempat seperti ini.
***
"thanks"lirih geisya menunduk sembari memainkan jari jarinya.
"lain kali jangan gitu lagi,
sekali gue liat lu gitu lagi,gue gebuk lo"setelah menyelesaikan kata katanya ia langsung melajukan motornya,meninggalkan geisya yang berdiri di depan teras.gimana guys cerita kali ini,sebenernya author ga mood tapi gara gara one hundred readers,author jadi up malem malem gini deh,jangan sia sia in usaha author ya,usahain jngn jsdi silent readers biar author seneng.
wajarlah author baruu.
jangan lupa vote!⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY GEISYA [ON GOING]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! 'mengiklaskan suatu hal tidak lah mudah,harus ada pejuangan dan pengorbanan,tapi bagaimana jika orang yang kita hindari malah mendekat?,kejadian yang harusnya sudah di lupakan malah semakin membekas di ingatan?'. menulis seti...