Makan siang telah tiba, Chayoung menuju cafetaria seraya memegang satu buku drawingnya, ia selalu mendapat inspirasi saat memakan makanan enak dan setelah makan ia ingin bersantai di taman kampus untuk mendapat lebih banyak inspirasi lagi.
Saat Chayoung sedang duduk memegang buku menu untuk memesan beberapa makanan, tiba-tiba saja Rosé datang dengan nafas yang terengah dan rambutnya sangat lepek akibat keringat.
"Chayoung-aah tolong pesankan aku minuman segar, lelah sekali.."
Chayoung menulis pesanan untuk Rosé juga, setelah selesai memesan ia melihat Rosé yang begitu terlihat lelah.
"Apa yang terjadi denganmu Rosé?" Tanya Chayoung begitu hati-hati.
"Aku habis di hukum profesor Jung, di jemur ditengah lapangan saat panas-panas. Aahh dia benar-benar kejam, untung saja dia tampan jadi masih bisa ku maafkan." Rosé terkekeh sedangkan Chayoung hanya tersenyum biasa.
"Chayoung-aah, bolehkah aku bertanya padamu?"
"Tanya apa??"
"Apa yang membuat mu kuliah sampai kesini? Padahal di Korea banyak universitas bagus juga."
"Ini kampus impian ku sejak dulu, kebetulan aku mendapat beasiswa di kampus ini."
"Woah Jinjja? Berarti kau pintar dan berprestasi" puji Rosé pada Chayoung membuat Chayoung hanya tersenyum.
"Tidak sepintar itu kok.." ujar Chayoung mencoba merendah.
"Teruslah merendah Chayoung-aah.. aku masuk di kampus ini bukan karena keinginan ku, orang tua ku memaksa agar memilih jurusan kedokteran." Chayoung terdiam, padahal ia tak bertanya namun tiba-tiba saja Rosé bercerita sendiri.
"Aah mianhae, padahal kau tak bertanya apapun tapi aku malah bercerita.."
"Tidak apa-apa kok, aku akan mendengarnya.. memang sebenarnya kau mau pilih jurusan apa?"
"Aku tak ingin kuliah, tadinya aku ingin menjadi penyanyi profesional namun keluarga ku menentang keras.. aahh beginilah jika hidup dibawah kukungan orang tua.." Rosé menyandarkan pundaknya di punggung sofa, terlihat jelas dimata Rosé jika ia sedang menahan kesedihan yang teramat dalam.
"Kau harus banyak-banyak bersyukur Rosé mumpung masih ada yang memperdulikan mu, aku yakin orang tuamu memilihkan masa depan yang baik untukmu.."
"Tau apa kau tentang keluargaku?!" Tiba-tiba ekspresi wajah Rosé berubah, bahkan matanya sempat melototi Chayoung membuat Chayoung tersentak kaget.
"Joseonghamnida Rosé aku tak bermaksud membicarakan keluargamu.." panik Chayoung yang langsung menundukan pandangannya.
Rosé langsung memegang tangan Chayoung, ia mengelus punggung tangannya.
"Maaf Chayoung, aku tak berniat membuat mu merasa takut. Maaf maaf aku memang agak sensitif jika membicarakan soal keluarga.."
Chayoung membalas memegang tangan Rosé.
Makanan dan minuman pun datang, yang tadinya suasana canggung kini setelah makanan datang suasana mencair kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH KTH
Fanfiction[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalkan kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia karna orang tuanya di bunuh oleh orang yang tak dikenal. Hidupnya sangat malang karena menjad...