Dalam perjalanan menuju kota Zurich, Chayoung hanya terdiam merenung sesekali menoleh ke arah belakang untuk melihat keadaan kedua bayinya yang sedang tertidur pulas di kasur bayi.
Berkali-kali ia menghela napas, rasanya begitu berat meninggalkan negara Swiss ini. Lebih tepatnya, meninggalkan kekasih nya begitu saja tanpa menjelaskan apapun pada sang kekasih.Bukankah nanti Kim Taehyung akan mencari ku sampai ke ujung dunia sekalipun jika aku tidak bisa di temukan di negara ini? Ah, mengapa aku begitu berharap.. bukankah lebih baik kita tidak akan bertemu kembali. Semoga saja, Pikirnya.
"Chayoung-aah, gwenchanayo?" Tanya Hoseok membuat nya membuyarkan lamunan.
"Nde? Ahh, aku baik-baik saja Oppa.." setelah bicara ia mengulaskan senyum tipis, senyuman palsu yang begitu terlalu jelas.
"Sebentar lagi kita sampai di bandara Zurich, jangan sampai ada barang yang tertinggal di mobil"
"Ahh akhirnya.." gumam Chayoung seraya meregangkan tubuh yang terasa pegal akibat terlalu lama duduk di kursi mobil, dua jam sudah perjalanan dari interlaken menuju Zurich.
"Benar kau tidak apa-apa Chayoung? Kau akan pergi sendirian membawa dua bayi sekaligus, itu akan sangat merepotkan mu.. bagaimana kalau aku temani yaa.."
Ini sudah yang ke seratus kali Hoseok merayu Chayoung untuk membantu nya menjaga kedua bayinya sampai menuju ketujuan nya yang ia sendiri tidak tau akan kemana, bukan Chayoung tidak ingin Hoseok membantunya. Justru ia sangat berterimakasih dengan niat baik Hoseok, namun jika ia terus mengandalkan seseorang kapan dirinya akan mandiri tanpa tergantung pada orang lain? Maka ia memutuskan untuk menolak segala bantuannya.
"Tidak perlu ku jawab yaa! Tapi terimakasih karena mau mengantarkan ku ke bandara" Chayoung tersenyum kecut lalu mengalihkan pandangan menatap jalanan.
Sesampainya di bandara Zurich, Chayoung mengeluarkan tas jinjing besar dari bagasi mobil sedangkan Hoseok secara perlahan mengeluarkan stroller bayi dan memposisikan nyaman ke dua bayi agar tidak terganggu tidur nyenyak nya.
Namun saat Chayoung menutup pintu mobil, secara tiba-tiba dada nya terasa sesak. Rasanya sakit sekali sampai susah bernapas. Ia tak kuat menahan rasa sakit yang teramat, sampai tubuh nya terasa lemas. Ia meremas kuat dada nya yang semakin terasa sesak, mengapa perasaan ku tidak enak ya? Apakah ada sesuatu yang terjadi? Ini tidak seperti biasanya. Gumamnya.
"Oeeekk... Oeeekk... Huaaa" Hoseok panik saat kedua bayi itu terbangun dan menangis dengan suara yang begitu keras, Hoseok menenangkan kedua bayi itu namun tangisannya semakin kencang.
"Chayoung-aah, bayi mu menangis, sepertinya mereka haus" Hoseok berucap tanpa tahu Chayoung sedang merasakan sesak didada nya, ia terus memanggil Chayoung walau tak ada respon dari sang gadis.
"Cup cup nakk, jangan menangis sayang, ini samchon hobi yang menggendong mu, huss huss" Hoseok menggendong sang kakak yang menangisnya paling kuat sedangkan sang adik tangisannya mulai mereda dan masih berada di kereta bayinya.
"Aakk sakit sekali dada ku" Chayoung semakin meremat kuat dadanya bahkan tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja membasahi pipinya, ia terus mengaduh dan melenguh, rasanya teramat sakit. Sungguh.
"Chayoung-aah, kau sedang apa sih?" Sembari menggendong bayi, Hoseok menghampiri Chayoung yang masih berada di belakang mobil.
Hoseok melalakan matanya saat melihat Chayoung yang sudah bersimpuh sembari meremat dadanya, terlihat buliran air matanya menetes begitu saja. Tentu saja Hoseok panik dan langsung mensejajarkan posisinya.
"Kau kenapa Chayoung? Apa ada yang sakit?" Panik Hoseok bukan main, sampai satu tangannya ia gunakan untuk mengelus pundak Chayoung.
"Sakit sekali, dada ku rasa nya sakit, oppa kenapa ya perasaan ku tidak enak begini" suara Chayoung sumbang, sesak di dada nya semakin terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH KTH
Fanfiction[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalkan kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia karna orang tuanya di bunuh oleh orang yang tak dikenal. Hidupnya sangat malang karena menjad...