"Kau ingin mati kan? Apa kau sudah siap dengan kematian mu pelacur?"
"Baiklah, kemarilah! Biar kita selesaikan secepatnya, dasar anak menyusahkan!"
Sang gadis begitu pasrah, ia hanya bisa memejamkan matanya, yang ia tahu malam ini adalah malam terakhir untuknya hidup.
"MATI KAU JALANG SIALAN!!"
Sang ayah sudah siap melayangkan pecahan botol itu kearah sang anak, ia meringkuk bahkan berteriak karena takut jika sang ayah benar-benar membunuhnya.
Brumm..
Brumm..
Nngengg..
BUGHHHH!"Aaakhhh" teriak sang ayah saat sebuah motor menabrak dirinya hingga tubuhnya terpental cukup jauh.
"Appa!!" Teriak sang gadis terkejut mendapati sang ayah yang sudah tersungkur, bukannya kabur justru ia ingin menghampiri sang ayah.
Bodoh! Itulah kata yang pantas untuk sang wanita yang seakan ingin menghampiri ajal nya sendiri.
"Hei! Kajja!" Tanpa melihat siapa wanita tersebut, pria berbadan kekar itu menyuruh sang gadis lekas naik keatas motornya.
"Yak shiball! Kembalikan anakku!" Teriak pria paruh baya yang sedang meringis kesakitan sembari menunjuk kearah pria yang menabraknya.
Dengan tubuh melemah sang gadis naik ke motor dan memeluk erat seraya menahan tangisan, dan sang pria pun melajukan kencang gas motornya.
Selama perjalanan keduanya terdiam bahkan wanita dengan tubuh melemah penuh luka memar itu sampai tak sanggup bicara karena canggung dan ada rasa takut, sedangkan sang pria atensi nya hanya terfokuskan kejalan raya sembari melajukan cepat motornya.
Sang pria menghentikan laju motornya, dirasa sudah aman dari bahaya ia menepikan motornya di pinggir jalan yang sepi tak ada satu orangpun. Ia mematikan motornya dan melepas helm full face dikepalanya, sang gadis yang tersadar perlahan turun dari motor dan terus menunduk tak berani melihat kearah sang pria.
"Mau sampai kapan kau menunduk, Haerin?" Ucap sang pria menatap tajam sampai tak berkedip, ia sangat mengenali siapa wanita tersebut.
"Kau sudah aman sekarang" lanjutnya lagi dengan deep voice nya.
Haerin yang mendengar suara pria yang sangat ia kenali langsung mendongak menatap wajah ketus sang pria, pria yang selama ini menjadi obat untuk dirinya namun beberapa bulan belakangan menghilang bagai ditelan bumi. Ia hampir tak percaya jika pria yang menolongnya saat ini adalah Jeon Jungkook.
"Jung.." lirihnya menatap Jungkook hingga buliran airmatanya mulai menetes membuat Jungkook yang melihatnya peka dan memeluk tubuh lemah Haerin.
"Gwenchana, kau sudah aman selagi bersamaku.." tutur Jungkook lembut seraya mengusap surai Haerin
"Terima kasih Jung, terimakasih hiks hikss" tangisnya sesegukan, ia semakin memeluk erat tubuh kekar Jungkook.
Haerin akhirnya selamat dari maut, lebih tepatnya selamat dari siksaan brutal sang ayah. Sakit rasanya mendapati perlakuan tidak mengenakan dari ayah kandung nya sendiri, bak seekor binatang saja Haerin dibuatnya padahal jelas ia adalah darah daging nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH KTH
Fanfiction[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalkan kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia karna orang tuanya di bunuh oleh orang yang tak dikenal. Hidupnya sangat malang karena menjad...