Episode 68

400 34 7
                                    


Setelah membuat kesepakatan dengan tuan Hansol, Jungkook menyuruh sekertaris pribadinya mengantarkan Tuan Hansol kembali ke Seoul, meski waktu menunjukkan pukul 20:00 KST namun Jungkook tetap memerintah sekretarisnya untuk cepat-cepat membawa pergi tuan Song itu karena ia sangat tidak Sudi jika tuan Hansol akan menginap walau hanya semalam saja.

"Kau sudah paham apa yang aku ucapkan padamu kan! Pergilah yang jauh seolah-olah kau tidak pernah lahir didunia ini! Jangan membuat Haerin merasakan sakit hati karena mu dan anak lelaki mu itu!"

"T-tapi kau sangat kejam kalau tidak memperbolehkan ku datang kepernikahan kalian, aku ingin sekali menyaksikan Haerin sebagai seorang pengantin..."

"Kalau kau masih bersikeras! Sini kembalikan cek nya!"

"Ani Ani, baiklah! Aku tidak akan pernah mengganggu kalian berdua lagi! Hiduplah dengan bahagia jangan pernah sakiti anakku"

"Cih! Kau menyuruhku apa kau tidak mengaca hah! Yang sering menyakitinya itu kau bodoh! Sudah pergi sana, lama-lama aku naik pitam melihat wajah mu itu!"

Kini sekertaris pribadi, pengacara keluarga, dan tuan Hansol sudah pergi dari rumah mewah ayah Jungkook yang berada di Pulau Jeju, ia menghela nafas gusar. Setelah menutup pintu rumah utamanya, ia pun berjalan gontai menuju lantai atas namun ia terlonjak kaget saat mendapati sosok Haerin yang sedang meringkuk di anak tangga.

"Haerin-aah, sedang apa disini.." tanya Jungkook seraya memerhatikan tubuh Haerin yang sedang meringkuk, wajah Haerin ia sembunyikan didalam lipatan tangannya, seperti ada suara isakkan kecil terdengar di telinga Jungkook.

"Kau menangis?" Jungkook memegang pergelangan tangan Haerin yang menggantung bebas, segera Haerin menepis tangan Jungkook.

"Pergilah, aku sedang tidak ingin diganggu" suara parau Haerin terdengar samar-samar karena Haerin berbicara begitu pelan.

"Haerin, apa kau mendengar semua nya?" Tanya Jungkook lembut, ia takut jika Haerin salah paham dengan apa yang sudah Jungkook lakukan.

"Ya, aku mendengar semuanya! Sekarang aku harus apa? Harus senang atau sedih?" Haerin mulai memperlihatkan wajahnya yang sudah memerah, pucuk hidungnya pun memerah dan matanya begitu sembab.

"Tolong jangan salah paham Rin.."

"Aku tidak tau harus apa sekarang, kau bilang akan menikahi ku pada ayahku bukannya aku bahagia tapi justru malah sedih.. aku tau hati mu bukan untuk aku, hanya Chayoung yang ada disana (Haerin menunjuk dada Jungkook),"

"Dan aku merasa seperti jalang yang dengan mudahnya dibeli orang lain, ayah ku berhasil menjual ku dengan mu, kenapa kau memberi uang dengan nominal sebanyak itu, ku rasa harga diri ku terlalu mahal kalau sampai 10 miliyar.. seharusnya kau tidak memberikan nya uang karena aku sudah tidak ada harganya Jung!,"

"Dan satu lagi, aku tidak berharap sama sekali kau akan menikahi ku, aku sangat tidak pantas dengan lelaki seperti mu, aku hanya seorang jalang yang sudah di setubuhi banyak lelaki, aku hina dan kotor! Jadi, aku akan menganggap perkataan mu tadi ke ayah ku hanya sebuah gurauan karena jika benar kau ingin menikahi ku— aku akan menolak secara mentah-mentah karena aku sangat tidak pantas dengan lelaki terhormat seperti mu, Jeon Jungkook.."

Haerin menangis lagi, ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Isakkan nya membesar bahkan ia sesekali mengacak-acak surainya frustasi. Ia merasa seperti tidak punya wajah pada Jungkook sekarang. Bukan munafik, Haerin sangat tahu diri karena menurutnya Jungkook adalah pria sempurna, ia bisa dengan mudah mendapatkan wanita baik-baik untuk pendamping hidupnya bukan seperti dirinya yang sudah tidak suci dan sering diperkosa ayah dan kakak kandungnya sendiri. Bahkan sang ayah sering kali menjual Haerin hanya untuk mendapatkan uang untuk membeli minuman alkohol dan juga narkoba.

PLAYING WITH KTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang