Langit kini mulai menggelap menandakan sudah malam. Chayoung dan Soobin barusaja pulang dari rumah sakit. Kini mereka berada di ruang tamu sedang berbincang hangat dan masing-masing menggendong bayi Chayoung.
“Kau beneran mau pergi ke Busan sekarang? Apa tubuhmu sudah baik-baik saja?” Tanya Soobin
“Ya. Aku tidak mau menunda ini terlalu lama, bisa-bisa paman dan bibiku kabur jika aku tak cepat kesana.”
“Sebenarnya apa masalahmu dengan mereka sih?”
“Mereka menjual apartemen peninggalan ibu dan ayahku Soo, aku harus mendapatkan hak ku kembali. Ini semua demi kehidupan yang nyaman untuk aku dan anak-anakku.”
“Sial. Berani sekali mereka menjual tempat tinggal orang lain begitu saja. Baiklah, aku akan menemani mu menemui mereka.”
“Aniya. Biar aku saja yang pergi sendiri Soobin, aku tidak ingin melibatkan siapapun kedalam masalahku, dan lagipula kau kan mau pergi ke Jeju, pekerjaan mu lebih penting, kurasa.”
“Aku bisa menunda keberangkatan ku ke Jeju”
“Andwae, kau tidak boleh menyepelekan pekerjaan mu. Sudah sana pergi ke Jeju dan aku ke Busan. Jangan memikirkan ku atau hal lain, fokuslah pada kerjaan mu jangan buat klien mu kecewa Soobin”
Soobin terdiam. Ingin sekali rasanya jujur pada Chayoung jika klien yang akan menikah dalam waktu dekat ini adalah Jeon Jungkook dengan Haerin, namun ia tak mau menambahkan beban pikiran Chayoung lagi. Kasihan dia sudah begitu banyak permasalahan dalam hidupnya.
“Begini saja, kau ke Busan naik mobil ku ya. Biar kau dan anak anakmu nyaman selama perjalanan.”
“Yaak! Aku tidak bisa menyetir.”
“Tidak. Aku tidak menyuruhmu menyetir sendiri, akan ada supir yang mengantarmu untuk kesana. Daripada naik kendaraan umum, takut kedua anakmu rewel dan tidak nyaman. Dan lagi ini sudah terlalu malam.”
“Lagi-lagi aku terus merepotkan mu, tuan Choi Soobin.”
Soobin menggeleng pelan. Baginya, Chayoung tidak merepotkan sama sekali. Justru ia senang karena dirinya ikut andil dalam hidup Chayoung. Bahagia rasanya bisa menjaga dan melindungi sahabat baiknya itu, apalagi saat ini ia punya dua keponakan lucu dan menggemaskan.
Dirinya sangat menyukai bayi gembul nan lucu itu, meski mereka belum bisa diajak bermain dan bicara namun Soobin kerap kali mengajak mereka bicara dan mengajak bermain, memberikan rasa kasih sayang layaknya seorang ayah.“Kalau begitu, aku harus packing barang-barang ku dan anak-anakku. Dan kau, kira-kira kapan akan ke Jeju?”
“Aku akan ke Jeju besok pagi. Harusnya malam ini aku bisa berangkat namun keluarga ku mengajak makan malam bersama,”
“Sebenarnya aku ingin sekali mengajakmu makan malam bersama keluargaku, tapi sepertinya kau memang harus segera pergi ke Busan.”
“Mianhae, mungkin lain waktu aku bisa bergabung dengan keluargamu.”
“Ne. Aku tak sabar menunggu waktunya yang akan datang itu.”
Chayoung tersenyum kecil. Dengan cepat ia kembali ke kamar dan mulai bersiap-siap membereskan semua barang bawaannya untuk ke Busan.
*****
Kini Chayoung telah sampai di Busan, langit yang berwarna hitam pekat telah menguasai langit Busan.
Kedua bayinya telah tertidur lelap. Dengan hati-hati Chayoung membuka pintu mobil dan mengeluarkan kedua bayinya secara perlahan dan menaruh mereka di stroller agar nyaman. Sedangkan pak supir keluar dari mobil membuka pintu bagasi untuk mengeluarkan barang-barang nya namun dicegah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH KTH
Fanfiction[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalkan kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia karna orang tuanya di bunuh oleh orang yang tak dikenal. Hidupnya sangat malang karena menjad...