Bab 33. A-m&p: Pernyataan
★★★★"Sudah selesai!" bapak Santiya mengibas-ngibaskan tangannya, lalu beranjak ke tempat pojokan yang ada krannya.
"San,,, nak Abil, bapak tinggal dulu ya!" pamitnya, lalu menuju ke rumah lewat pintu belakang. "San,,, bikin minuman to! masak tamu di anggurin" ucap bapak, sebelum masuk ke pintu, dan menghilang.
"Mau minum apa Bil? dingin apa hangat?" tanya Santiya.
"Menurut loe ensknya yang mana, pas dengan suasana?" balik tanya Abil, seakan biar Santiya yang menentukan jawaban sekaligus pilihannya.
"Oke,,," Santiya pun berlalu.
Abil sendirian di kebun belakang yang nampak asri, ia memilih untuk duduk di bangku yang ada di depan kolam, bangku panjang putih yang bisa muat empat orang atau pun lebih, ada meja bundar ukuran sedang di samping kanannya, karena kursi tepat menghadap kolam, dan di meja ada pelet buat makanan ikan, nampak ikan muncul di permukaan untuk memakan serangga yang terperangkap.
Abil begitu larut menikmati suasana hening, adem serta sangat menenangkan.
Kemudian ia rasakan dunia terasa gelap, dan dadanya berdegub kencang, karena matanya di tutup oleh tangan yang sangat kokoh begitu perkasanya. Ia sudah bisa sedikit menduga siapa yang membekap matanya, tapi ia lebih memilih untuk diam.
Dan di rasakan tangan itu kemudian membuka secara perlahan dan turun kebawah dan ia merasakan hembusan deru nafas yang hangat menerpa wajahnya, ia juga mencium aroma wangi sabun juga rexona for man yang menggugah anderlinnya untuk berimajinasi.
Dan kemudian Abil rasakan sapuan hidung yang menggesek pipinya, juga sentuhan kumis lembutnya, yang membuat getar-getar indah di hatinya, tapi ia tak mungkin membiarkan perasaan itu berkembang di hatinya menjadikan sebuah rasa....
Cukup lama desiran itu menggelayut di hati, dan masih sentuhan itu diam di pipinya, apa lagi dekapan yang hangat dari belakang yang melenakan.
"Dek Abil lama nggak kesini, kangen lho" suara yang nampak jantan, penuh rasa wibawa.
"Kak Prima" seru Abil dengan suara bergetar.
Kini lelaki tampan, dengan postus yang agak gede, wajahnya sangat keras dan kokoh, kumisnya yang halus tak terlalu tebal, dengan jenggotnya yang tipis pula, dada bidang, dengan perut tercetak sempurna dan di bawah pusar ada bulu yang meliar lalu turun kebawah dan menghilang di balik celana cardinal, juga celana dalam calvin warna hijau, mengitip di pinggangnya yang seksi, kulit kuning bersih berkilat nampak sangat terawat sekali.
Abil sangat menikmati keindahan yang ada di sampingnya bahkan merangkulnya, dengan kaos putih merk kelinci di sampirkan di bahunya kanannya yang begitu kokoh, lengannya yang kokoh, serta nampak berotot.
Apalagi tatap matanya yang bak Elang yang sangat tajam menghujam, sungguh membuat yang memandangnya nggak akan kuat dengan tatapannya.
"Kapan pulangnya,,, kak? kok nggak dengar suara motornya? biasa bikin telinga bising!" tanya Abil gagap, tentu dadanya bergemuruh, apa lagi bebuluan yang menyembul di ketiaknya yang nampak meliar, membuatnya tak bisa konsentrasi.
"Habis bensinnya, jadi kakak tuntun,,, tuh ada di depan!" Prima menyorongkan mulutnya, tanpa melepaskan rangkulannya.™
•••"Mas,, lepas ndak enak sama Santiya!" Abil coba memperingati.
"Dek, dek,,, kamu kok malu-malu! kita kan sama laki-laki,,, kakak udah kangen! kamu nginap disini kan,,,?" tanya Prima.
"Minuman datang,,, dingin-dingin" teriak Santiya dari kejauhan dengan membawa nampan, juga camilan berupa keripik sukun manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara M & P Season Satu
RomanceCerita cinta dunia pelangi Nabil Al Hasan yang punya pandangan hidup yang berbeda dari teman sebaya. Dia anak yang cerdas, namun nasib tak seberuntung kehidupannya yang penuh lika liku. Ada kalanya Abil nama panggilannya harus jatuh kedalam jurang k...