Part empat
##########Keesokan harinya...
Hari minggu, saat sekolah libur...
Desa Rokal gempar dengan kejadian semalam, yang terjadi? yang tiba-tiba saja guntur menggelegar dasyat dilangit, yang tadi malam terang benderang, bertebaran penuh bintang, bulan hampir purnama, tanggal 10 bulan maulud.
Ibu-ibu pada heboh. Gunjingan dari mulut kemulut ibu-ibu yang senang ngerumpi atau bergosip ria, bahwa itu adalah pertanda kiamat akan terjadi.
Suci hanya hanya tersenyum mendengarnya, begitu juga dengan Hasan yang pagi itu, jam delapan-an, Suci bersama Hasan akan memupuk Tsp dan Urea, sawah milik Suci.
Sawahnya yang berada di Selatan tanggulnya desa Rokal, dengan motor honda impresa bututnya, dengan deru suara yang berkoar, tapi masih mulus jalannya.
Hasan yang didepan, sedangkan Suci membonceng dibelakangnya, diatas pupuk yang tak bertali, kira-kira pupuknya cuma enam ember.
Keduanya bersuka cita dengan senyum yang tersungging, dikedua muka mereka yang cerah.
Suci yang berkulit putih mulus, dengan Hasan yang kulitnya kecoklatan, sangat exotis sekali.
Suci merangkulkan tangan kanannya dari atas, sedangkan tangan kirinya dari bawah, sehingga lingkarannya bagai lingkaran sarung yang dikenakan SiUnyil terselempang, semua.
Namun lingkaran pegangan yang Suci lakukan erat, karena ia takut terjatuh, karena yang dilakukan oleh Hasan naik motornya ugal-ugalan.
Sehingga Suci harus berpegangan erat pada Hasan, karena ia tak bisa lingkarkan tangannya dipinggangnya Hasan, karena terlalu kebawah, jadi tak bisa menjangkaunya.
Yah.... Dadanya yang menghangat, serta punggungnya dari belakang, ia leluasa, walaupun tak bebas untuk ia merengkuh, ia coba untuk memeluknya erat.
Hasan hanya tertawa kegirangan, seperti anak kecil yang kesenangan, yang mendapatkan mainan.
Padahal Suci ketakutan setengah mati sehingga tubuhnya merapat, menempel dan Suci memeluk Hasan dengan erat, karena takut terjatuh akibat ugal-ugalannya yang Hasan lakukan.
Mereka telah sampai disawah tanpa terasa, dengan hamparan padi yang menghijau subur, menyejukkan pandangan mata bagi yang memandangnya, karena semua tanaman padi menghamar luas didesa Rokal.
Istilah jawanya 'GEMAH RIPAH LOH JINAWI' karena desa Rokal tak pernah kekurangan yang namanya beras, dan menjadi pasokan beras yang makmur.
Keduanya turun dari motor bergantian. Aroma padi-padi yang menghijau dan mulai bunting-bunting, dan akan mekar lalu berbuah.
Aroma yang sangat khas dan alami, membuat jiwa terlena akan tebaran aroma padi yang diterpa angin yang semilir.
Suci menghirup udara dalam-dalam, aroma harum sawah yang menenangkan jiwa bagi yang merasakan alam sekitar, dimana-mana menghampar luas tanaman padi.
Sungguh kekuasaan Allah sangat Agung, sehingga memberikan hasil yang luar biasa pada padi dari mulai awal tanam hingga panen nantinya, demi untuk kesejahteraan umat manusia khususnya indonesia, yang bahan pokoknya berupa nasi.
Lalu Hasan mendekap erat tubuh Suci yang dalam tenang menghirup udara aroma sawah. Suci sangat terkejut mendapati hal tersebut, dan Hasan mencium pipi kanan Suci.
"Hasan... Apa-apaan kamu?!!!" pekik Suci kelabakan. Hasan tersenyum manis sekali, membuat Suci leleh.
Hasan lalu memanggul pupuk yang akan ditebar, ia merasa puas telah membuat Suci klepek-klepek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara M & P Season Satu
Roman d'amourCerita cinta dunia pelangi Nabil Al Hasan yang punya pandangan hidup yang berbeda dari teman sebaya. Dia anak yang cerdas, namun nasib tak seberuntung kehidupannya yang penuh lika liku. Ada kalanya Abil nama panggilannya harus jatuh kedalam jurang k...