Bab 35. A-m&p: Hampir gak muat

68 3 0
                                    

Bab 35. A-m&p : Hampir gak muat
••••••

"Kamu ingin lihat isinya nggak?" Prima kedipkan mata kanannya, genit menggoda.

Dada Abil makin berdebar lihat Prima yang kini berdiri dengan memakai cdnya.

Tonjolan kontolnya yang nggak muat, garis yang miring karena penuh, sesaknya tak muat, seakan sesak menampung kontol Prima yang nampak kentara BIG JUMBO!

Abil menelan air liurnya, ia sangat tergiur melihat tonjolan kontol Prima yang membayang dari balik cdnya.

Prima hanya menggoda selalu, bahkan ia mengelus dadanya, kebawah terus,,,ia elus bulu di bawah pusarnya, turun kebawah, bahkan ia lorotkan sedikit.

"Dek kamu nggak tertarik ya?" Prima nyengir kuda.

"Ak,,, aku,,,? Kakak,,,," rasanya tubuhnya sudah mati rasa di buatnya, ia menahan gejolak yang menindih perasaannya.

"Ayolah dek,,, napa kamu diam saja?" Ajak Prima, seakan mengajak Abil,,, bukan hanya sekedar berfantasi saja.

Prima pun mendekati Abil, ia meraih tangannya, dan kemudian menuntun tangannya, supaya melorotkan cdnya.

Abil tercengang tapi tak bisa nolak, dorongan dalam hatinya sangat kuat mendesaknya, supaya ngikut keinginan Prima.

"Mas,,,," suara Abil parau. Dan ia pun lorotkan cd Prima. "Akh,,, massss,,," suara pekik Abil tertahan. ™
•••••

Mata Abil terbelalak tak percaya, sangat berbeda dengan yang di lihatnya selama ini, dengan kepunyaan Aris dan Sam tak ada apa-apanya, persis dengan para pemain bokeb porn america, big jumbo, berurat, yang membedakannya warnanya kecoklatan, nampak sangar dengan kepala warna merah maroon, mengkilap, dengan percumnya yang berlendir di lubangnya yang agak menganga merah, menampakkan lubangnya.

Juga jembutnya yang tampak liar, memblukar, nampaknya di biarkan merangas awut-awutan tak terawat, pas dengan kontolnya yang kokoh perkasa.

Prima mengelus, sebentar,,, kemudian ia mengeluh nikmat? "Oug,,,, akh"

"Emut ya,,," mata Prima nampak meredup penuh gairah yang mulai berkobar.

"Hem,,, " Abil mengangguk pelan. Ia telah menggenggam kontol Prima, yang sesuai namanya PRIMA, tangannya penuh. Dan ia sangat kagum.

"Akkhhh,,,, "leguh Prima tertahan.

Ketika ujung kontolnya telah di jilat Abil lembut, "Hemm,,," Abil sangat terkesan, sekaligus menikmatinya. Mata sedikit terpejam, sesekali melihat kearah Prima, menyusuri setiap inci tubuhnya, hingga ke kedua bola matanya dengan tatapan sendu.

Sesekali nampak Prima mendongak keatas, serta tangannya di satukan dan di letakkan di belakang kepalanya.

Abil sedikit mengulumnya, hingga semua kepala kontolnya masuk, sedikit nakal Abil mengenyotnya, membuat Prima menggeliat pelan, dengan dengus nafasnya tertahan.

"Agkk,,,!" Prima kini memegang kepala Abil. Dan sedikit nakal ia menggasak mulutnya.

"Hekkk,,, koq!" Abil tersedak, tapi kemudian kontol Prima itu di tariknya kembali, dan itupun hanya masuk separuhnya saja.

Prima nampak tersenyum puas, telah membuat Abil tersiksa merasakan kontolnya yang big jumbo, tak sepenuhnya bisa masuk, dan mulut Abil nampak termonyong kepenuhan karena GEDE-nya, apa lagi uratnya, yang menonjol, menambah sensasi tersendiri saat mengoralnya.

Abil melepaskannya, ia coba untuk bernafas, karena ia tersengal karena nafasnya hampir putus, tersumpal kontol Prima yang super gede.

Tapi tangan Abil masih memegangnya, seakan ia tak rela melepaskannya, ia tak ingin kehilangan barang yang menurutnya sangat berharga! Ia seakan lupa segalanya, melupakan masalah yang menimpanya, melupakan Aris juga Sam. Entah bagaimana Aris sekarang?

Abil larut dalam lautan samudra gairah, seakan kontol Prima membakar jiwanya, hingga berkobar-kobar.

Kini Abil mengocoknya, pelan lalu dengan cepat, INTENS BERIRAMA! ia ngos-ngosan di buatnya.

Prima pun juga nafasnya tersengal, serta memburu, ia berusaha untuk memompa sesuatu yang ada di dalam tubuhnya, ia meliuk-liuk untuk mengimbangi kocokan Abil yang membuatnya kelojotan. Beberapa menit...

Kemudian Abil kembali mengoralnya, ia tak bisa leluasa mempermainkan kontol Prima, yang membuatnya horney berat!

Kini Prima nampak menggoyangkan patatnya, tangannya dengan lembut memegang kepala Abil, sesekali memutarnya, pelan.... "Akh..., hohhh...." Prima semakin gencar memompanya, walaupun cuma sebagian yang masuk!

"Oughhh,,, nikmatnya!" racaunya.

Mata Abil sudah barang tentu berair di buatnya, ia sering kehabisan udara di buatnya.

"Hupffff,,!" keluh Abil, coba menghirup udara bebas, tapi sumpalan kontol Prima menyumpalnya. ™
•••

Kemudian Prima menarik kontolnya, nampaklah percum bercampur air liur Abil, membuat kontolnya tampak berkilat, uratnya semakin kencang saja, hingga kontolnya begitu terlihat SANGAR!

Abil kini bisa bernafas lega,,, ia terbebas dari sumpalan yang membuatnya serasa tersiksa tapi penuh rasa nikmat. "mas sudah ya?"

"Nanggung dek,,,! udah nyampek di ujung, makanya kakak tahan supaya tidak muncrat" Prima dengan tatapan sendu. Ia masih mengelus kontolnya, dan memegangnya.

Abil masih terduduk di tempatnya,,,

Prima meraihnya, lalu melucutinya, hingga kini tubuh bagian atasnya terexpos, ia tak menolaknya ketika Prima melepaskan pakaianny.

Kini Prima yang aktif, ia serang leher Abil, sesaat,,, lalu turun kebawah, ia melihatnya sejenak, dan dua pentil hitamnya jadi sasaran empuk mulut Prima. Membuat Abil kelojotan di buatnya, sudah tentu miliknya sangat tegang, hampir saja ia tak kuat. Ia merintih sejadinya, karena jilatan juga sedotan Prima sangat begitu lincah dan lihay bermain-main, seperti sudah sangat berpengalaman.

Abil merasakan dirinya di perlakukan oleh Prima layaknya seorang cewek saja, tak ada kekasaran, semua lembut penuh kemesraan, tapi sikap Prima nampak begitu jantan dan perkasa.

Keduanya kini sama-sama berdiri...

"Dek di ranjang ya" dengus Prima, menahan gejolak di dadanya. Karena kontolnya telah mengering, tapi percumnya semakin meleleh, desakan di dalam hatinya semakin tak tertahankan.

Abil hanya menurut saja ketika Prima menuntunnya kearah atas ranjang.

"Mau ngapain masss,,," nafas Abil terasa serak dan kerontang.

"Tenang aja,,, enak koq" senyum Prima nakal. Ia hanya mengangguk kecil, lemparkan senyuman yang menawan.

"Aku nggak mau, jika mas pake kemudian mas campakkan" tatapan Abil tajam, tapi kini terlentang.

Prima miring hanya bertopang tangan kanan, menatap Abil masih dengan senyumannya yang cool. Dan ia mengangguk pelan. "Iya dek,,, kakak janji, dan akan penuhi permintaan kamu!"

"Beneran kak?" mata Abil berbinar.

"Kapan kakak bohong! asal kamu mau ngelayani kakak dan kakak puas, maka kamu akan ajak kakak jalan ke pasar Tugu Mulyo, kamu minta apa saja, akan kakak turuti?" janji Prima, masih dengan tersenyum.

"Beneran kak,,,!" Abil semakin tersenyum lebar.

'Dek,,, dek dari dulu kamu tu ya, kakak iming-iming sesuatu mudah luluh!' batin Prima. "Kamu siapkan dek?" kini Prima mendekat lebih.

"Pelan ya kak? punyamu kan Big jumbo?" senyumnya kecut.

"Tenang dek, nggak akan sakit! pasti akan terasa enak! tapi kamu harus serileksnya, supaya kamu nyaman, okeh,,, baby,,," Lalu Prima pun melumat bibir Abil yang merekah, minta pagutan.

Keduanya kini tenggelam dalam badai asmara, di suasana yang menjelang siang.

"Akh,,," desis Abil.

"Emhh, hemmm,,," Prima sangat menikmatinya. ™

>===>tbc 66, 67

Antara M & P Season SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang