Chapter : I

12.5K 862 48
                                    

"Mmh.."

"Renjun"

Pemuda bermata rubah itu tampak mengernyit dengan ekspresi dan erangan aneh yang membuat teman-temannya khawatir.

"Renjun, kau kenapa?" Mereka berusaha membangunkannya tapi pemuda itu masih berbaring gelisah di ranjang UKS.

"Yangyang, apa Renjun belum sadar juga?"

"Tidak ssaem, tapi dia terlihat kesakitan" jawab pemuda bernama Yangyang itu.

"Lalu Chenle, apa kau sudah memanggil orangtuanya?"

Chenle mengangguk, "mereka bilang mereka sedang dalam perjalanan" jawabnya kemudian.

"A-andwae.." gumam pemuda berambut pirang dengan tubuh mungil itu yang tiba-tiba saja mengerang sembari menangis membuat mereka yang ada disana tampak sangat cemas.

"Gege? Bangun ge" Chenle terlihat mengguncang pelan tubuh pemuda berstatus sepupunya itu.

"Yangyang, Chenle, Junkyu, kalian ke kelas saja, Renjun akan baik-baik saja"

"Tapi ssaem—"

"Chenle, Renjun tidak akan kenapa-kenapa, percayalah"

Chenle menghela napas lalu mengangguk.

Setelah ketiga muridnya itu keluar dari UKS, guru bermarga Moon itu mendekati Renjun yang masih mengerang dan bahkan berkeringat dengan napas terengah-engah.

Tak lama setelahnya, seorang pria dan seorang wanita datang dengan langkah tergesa.

"Renjun, nak?" Wanita itu tampak menatap Renjun cemas.

"Apa yang terjadi?" Pria dengan tubuh tegap dan tinggi itu menatap pria dengan jas guru yang berdiri di samping ranjang menatap Renjun.

"Tadi dia tiba-tiba pingsan di kelas, sebenarnya ada apa dengan Renjun?" Guru bahasa Korea bernama Moon Taeil itu mengerutkan keningnya menatap kedua orang tua dari murid sekaligus keponakannya.

Chanyeol —ayah Renjun— hanya menghela napas sembari menatap istrinya yang tengah mengelus rambut Renjun lembut.

"Entahlah.. tapi, menurut dokter, mentalnya terganggu. Itu sebabnya dia berhalusinasi dan cemas berlebihan" jelasnya membuat Wendy menoleh sesaat sembari menatap penuh khawatir.

"Badan Renjun panas"

Chanyeol mendekat dan menyentuh kening Renjun, benar saja, badannya panas. Tanpa berbasa-basi ia menggendong Renjun dan berpamitan kepada Taeil.

Wendy mengikutinya dengan langkah memburu.

"Tenang saja, Renjun pasti baik-baik saja" ujar Chanyeol menatap Wendy.

∆∆∆

Setelah menunggu beberapa lama, demam Renjun yang sebelumnya mencapai 39 derajat akhirnya turun.

"Angh!" Renjun tampak bergerak gelisah, keringatnya kembali bercucuran. Barusaja Wendy bernapas lega, kini ia kembali dibuat sesak saat Renjun terlihat bernapas tersenggal.

"Chanyeol! Renjun kenapa!?"

Chanyeol bergerak mendekat ke arah ranjang. Begitu terkejutnya, ketika ia melihat luka di leher Renjun.

"Renjun.." Wendy menatap cemas putra tunggalnya.

Renjun membuka matanya.

Hal pertama yang ia lihat adalah seorang pria yang tengah menduduki pahanya sembari menatapnya dengan smirk menyeramkan. Pria itu menggerayangi tubuhnya. Dan anehnya, ia tak bisa bergerak. Ia tidak bisa mendengar apapun. Dan ia hanya bisa melihat pria itu.

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang