Chapter : XI

2.4K 337 29
                                    

"Hung"

Doyoung menoleh ke arah Renjun.

"Renjun!?"

Ia menatap Renjun sumringah. Renjun baru saja melangkahkan kaki mungilnya. Memang tidak banyak, hanya dua langkah, tapi itu menandakan bahwa tak lama lagi Renjun akan mulai bisa berjalan.

Renjun tersenyum senang sembari bertepuk tangan. Akhirnya kaki lemah itu mulai bisa menahan tubuhnya.

"Renjun pintar~" Doyoung menggendong Renjun dan mendudukannya di sofa lalu memberikan satu potong kecil apel kepada Renjun. Dan Renjun pun menerimanya.

Akhirnya aku bisa makan sesuatu yang lain

Renjun benar-benar merasa gatal pada gusinya sehingga ia ingin menggigit apapun yang ada disekitarnya.

Selagi Renjun sibuk dengan apel, Doyoung pergi ke dapur untuk membuatkan susu untuk Renjun.

Renjun memang terlihat asik mengunyah apelnya hingga..

"Uhuk uhuk ngaaaaa uhuk"

Doyoung yang terkejut segera berlari ke ruang tengah dan mendapati Renjun yang tengah menangis sambil terbatuk-batuk.

"Kenapa? Ada apa? Kau tersedak?" Doyoung membantu Renjun untuk minum air putih. Kemudian ia menggendong Renjun dan menepuk-nepuk punggung pelan.

"Uhuk uhuk Hung uhuk ngaaaaa"

"Cup cup cup.."

Belakangan ini..
Renjun tidak mendapatkan siksaan dari mereka.
Karena Jaemin mulai bisa menerjemahkan beberapa kata yang ia ucapkan, jadi mereka tidak sembarangan memperlakukannya.

"Hung.. hiks"

Doyoung panik ketika tubuh Renjun terasa sedikit panas.
Kebetulan, Jaehyun datang dengan membawa paper bag. Ya, dia barusaja pulang dari pusat perbelanjaan setelah membeli beberapa kebutuhan Renjun.

"Kenapa?"

"Sepertinya Renjun terbakar"

"Hah?"

"Tubuhnya panas"

"Perlu ku siram?"

Dasar gila

"Jaemin!"

"Hoamm apa.." Jaemin menyahut dari dalam kamarnya.

"Kemari kau anak setan"

"Tapi aku anak iblis"

"Memang iblis punya anak?"

"Tidak ada sih"

"Aish! Cepat kemari!"

"Malas, Hyung saja yang kemari"

"Hey! Kau mau aku memukul, menampar, menendang, membunuh, memutilasi dan membakar mayat mu?! Cepat kemari!"

"Iya Iya" Jaemin bergerak dengan malas dari atas kasurnya, lalu bergerak seperti ulat.

"Ada ap—"

Sakit

"APA!?" Jaemin terlonjak dan langsung menghampiri Renjun.

"Apa? Kenapa? Apanya? Bagian mana?"

Renjun menangis membuat Doyoung jadi semakin merasa bingung.

"Hyung! Ayo antar Renjun ke dukun!"

"Hah?"

"Dia sakit! Dia bilang kepalanya sakit dan dadanya sesak"

"Apa hubungannya dengan dukun?"

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang