Chapter : XIV

2.5K 354 48
                                    

"Renjun, kau dimana?" Jeno mencari kesana kemari tapi tak dapat menemukan keberadaan Renjun.

Kali ini, ia berada di rumah sendirian bersama Renjun.
Doyoung keluar sebentar untuk membeli kebutuhan dapur.
Jaemin dan Haechan ikut membantu, awalnya ia sedikit ragu menitipkan Renjun pada Jeno tapi karena Renjun juga harus membutuhkan banyak istirahat..
Mau tak mau ia harus menitipkan Renjun kepadanya.

Dan..
Benar sekali apa yang dikatakan oleh firasat Doyoung.

Jeno kini berjalan kesana kemari mencari Renjun.
Padahal tadi ia hanya ke kamar mandi sebentar, tapi Renjun sudah tak ada di tempatnya.

"Renjun?"

Brugh

Jeno terkejut mendengar suara barang jatuh dari ruangan khusus tempat mereka menyimpan kristal es dari kastil Lyquimee.

"Ren—"

Deg

"R-Renjun?"

Jeno menelan ludahnya kasar.
Ia melihat Renjun yang tengah terlelap dalam gendongan seorang pria. Namun, sayangnya wajah pria itu tak dapat dilihat dengan jelas karena ia mengenakan Hoodie hitam.

"Siapa kau!?"

"Kau pikir.. sebuah bongkahan es seperti ini bisa menghalangi kami para siluman?"

Jeno benar-benar tidak menyangka siapa yang hadir dihadapannya itu.

"Mingyu..?"

"Penjagaan kalian harus lebih kuat untuk melindunginya kan?"

"Astaga! Kau membuatku terkejut!"

"Hngg.." Renjun mulai terusik karena mendengar sedikit keributan langsung terbangun.

"Kenapa Renjun bisa bersamamu?"

"Kau benar-benar ceroboh, bagaimana bisa kau biarkan dia bermain-main di dekat kristal es itu?"

"Ah, aku tadi dari kamar mandi.."

Renjun menatap pria yang tengah menggendongnya itu.
Ia juga melihat sebuah meja, lemari dan beberapa barang yang sudah dalam keadaan terbalik.

"Ung?"

Pria itu menunduk, menatap Renjun.

"Hueeeeeee" Renjun memberontak dari gendongannya membuat Jeno langsung mengambil alih Renjun.

"Aduh, kenapa dia menangis?"

"Wajahmu seram"

"Ungaaa! Hueeeee" Renjun menyembunyikan wajahnya di dada Jeno tak berani menatap Mingyu yang diketahui merupakan seorang siluman.

"Apa aku sebegitu menyeramkannya? Padahal aku ini tampan.."

Renjun menghentikan tangisnya dan menoleh.

"Cakut hiks sepelti hantu"

Mingyu melotot.

"Hey nak, aku ini siluman ya! Berbeda dengan hantu! Hantu itu kedudukannya lebih rendah daripada aku!"

"Hueeeeee njun dimalahi hueeeee"

Mingyu menutup mulutnya.

"Bodoh kau"

"Kenapa aku?"

"Memang ada orang lain disini?"

"Tidak ada?"

"Jadi siapa yang bodoh?"

"Kau"

Jeno berekspresi datar dan membawa Renjun ke ruang tengah.

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang