Chapter : XXX [ In Memories ]

1.9K 235 30
                                    

"Hah.. hah.."

Dongho berlari sekuat tenaga menghindari kejaran para binatang buas yang kelaparan.

Bruk

Ringisan terdengar dari belah bibirnya.

Ia tak bisa melakukan apapun karena tubuhnya sudah benar-benar kehilangan kendali.

Padahal ia sudah hampir mati karena luka dari eksekusi yang sempat terjadi padanya, bahkan darah masih bercucuran tanpa henti dari tubuhnya.

Rasa putus asa dan pasrah sudah mengisi pikirannya.

Dongho memejamkan matanya pasrah kepada serigala yang sudah siap menerkamnya itu..

Srek

Srat!

Dongho membuka matanya saat mendengar suara lolongan serigala.

Ia terkejut ketika melihat salah satu serigala sudah mati dalam keadaan perutnya tertusuk anak panah.

Tak lama setelahnya, muncul seorang pria bertubuh tinggi dengan membawa busur panah.

Ia menggendong Dongho dan membawanya pergi secepat angin.

Dongho yang sudah lemas akhirnya pingsan.
Lalu tersadar di sebuah kamar yang asing.

"Emh.." Dongho memegangi kepalanya yang terasa sangat perih—tidak! Sebenarnya seluruh badannya terasa sakit dan nyaris ia tak bisa bergerak saking sakitnya.

"Sudah bangun?"

Dongho yang terkejut langsung terlonjak melihat seorang pria yang tengah duduk di kursi yang berada di dekat balkon.
Pria itu tengah duduk dengan santai sambil membaca buku.

"Siapa kau..?" Dongho menyipitkan matanya, karena ia baru sadar dari pingsan, matanya belum terbiasa melihat cahaya.

"Bukankah kau seharusnya berterimakasih?"

Pria itu meletakkan bukunya dan berbalik menatap Dongho.

"Kau..."

"Apa? 'kau'?"

"Maafkan saya..."

Dongho menunduk dengan tangannya yang meremat selimut. Ia mengetahui siapa pria itu.

Dewa Fu Yen

Bukankah dewa Fu Yen telah dikurung dan telah tertidur selama ribuan tahun?
Bagaimana dia bisa ada disini?

Fu Yen mengangkat dagu Dongho, ia tersenyum miring melihat ekspresi putus asa dari malaikat yang terbuang itu.

"Sulit dipercaya.. bagaimana mungkin orang sepertimu yang telah membangkitkan ku" ujar Fu Yen sambil mendudukkan dirinya di pinggiran kasur.

"Apa yang—"

"Kau sadar? Kau sudah dibuang"

Mata Dongho terasa perih dan berkaca-kaca
Iya
Dia tau

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang